Tuesday, 3 March 2020

17 Pasukan Iran dan Hizbollah Tewas di Idlib

* Situasi Berbalik Setelah Serangan Turki-Israel 


Indonesian Free Press -- Iran memperingatkan Turki dengan serangan rudal setelah 12 personilnya tewas oleh serangan Turki hari Ahad (1 Maret). 

“Kami sampaikan kepada negara Turki bahwa putra-putra mereka berada dalam jangkauan tembak kami selama sebulan terakhair, dan kami bisa membalas, namun kami menahan diri karena perintah pemimpin-pemimpin kami,” demikian pernyataan 'pusat penasihat militer Iran untuk Suriah' seperti dilansir Press TV, Senin (2 Maret).

Dalam pernyataan tersebut Iran meminta pasukan Turki untuk 'bertindak bijak' dengan mempertimbangkan kepentingan Suriah dan Turki sendiri. Mereka mendesak rakyat Turki untuk melakukan tekanan kepada pemimpin Turki untuk tidak memperpanjang 'pertumpahan darah'.

“Iran secara resmi menyatakan kesiapan untuk membalas serangan Turki di Suriah jika Turki tidak berhenti menyerang Iran. P.S Tehran bukanlah Damascus, kami tidak mentolerir dan mengikuti perintah Moscow,” tambah pernyatan tersebut.

Hampir bersamaan dengan pernyataan tersebut sebuah rudal ballistik yang diyakini ditembakkan pasukan Iran di Idlib, Suriah, meledak di wilayah Turki meski tidak menimbulkan korban. Demikian seperti dilaporkan situs militer Bulgarian Military.


Iran menyebut Turki telah menyerang pos-pos mereka di Idlib, Suriah setelah Iran membantu Suriah. Pada hari Sabtu (29 Feb) Iran memerintahkan personilnya untuk tidak menyasar posisi pasukan Turki. Iran juga sudah mengirimkan delegasi ke Turki untuk mencegah serangan Turki dan memilih jalur diplomatik untuk menyelesaikan krisis. Namun Turki terus melancarkan tembakan artileri ke pos-pos Iran yang menewaskan sejumlah personil Iran.

"Beberapa pejuang kami telah menjadi martir," kata penasihat militer Iran seraya menambahkan bahwa Iran akan selalu membantu menjaga kedaulatan Suriah dan menguris para teroris dari negara ini.

Press TV melaporkan pada hari Ahad (1 Maret) digelar upacara pemakaman 12 tentara Iran yang tewas di kota suci Iran Qom. Pada hari yang sama ribuan pelayat juga menghadiri pemakaman 5 prajurit Hizbollah di Beirut yang turut tewas dalam pertempuran terpisah di Idlib pada hari Jumat (28 Februari).

Sesuai dengan ancaman yang dikeluarkan Turki kepada Suriah, pada hari Ahad (1 Maret) Turki melancarkan serangan besar-besaran dengan menggunakan drone-drone dan pesawat pembom F-16 bersamaan dengan serangan drone yang diluncaukan Israel. Serangan tidak hanya terjadi di Idlib, namun juga di Aleppo dan Hama, menewaskan 19 tentara Suriah, demikian tulis lembaga pengamat konflik Suriah SOHR. Turki juga menembak jatuh 2 pesawat SU-24 Suriah. Sementara Suriah menembak jatuh enam drone musuh.


Situasi Berbalik Setelah Offensif Turki
Sementara itu hanya berselang sehari setelah offensif Turki situasi berbalik bagi Turki. Pasukan Suriah dan koalisi pendukungnya, termasuk Iran dan Hizboallah telah berhasil merebut kota Saraqib yang sebelumnya dikuasai Turki dan kelompok-kelompok militan dukungannya. 

"Kantor berita SANA melaporkan hari Senin (2 Maret) bahwa pasukan Suriah dan sekutu-sekutunya telah merebut kota Saraqib setelah pertempuran sengit dengan para ekstremis dengan memukul keras posisi-posisi mereka di sepanjang garis pertahanan mereka," demikian seperti dilaporkan Press TV.

Pernyataan itu diikuti oleh pernyataan Rusia bahwa personil keamanan militernya juga telah memasuki kota tersebut seperti dilaporkan Sputnik News.

"Setelah pasukan Suriah memasuki kota Saraqib, Kemenhan Rusia mengumumkan bahwa polisi militer Rusia juga memasuki kota ini karena alasan keamanan yang penting," tulis Sputnik News.

Bulgarian Military melaporkan bahwa sebuah konvoi militer besar Turki yang tengah menuju kota ini dihancurkan oleh serangan rudal ballistik Suriah dan memaksa Turki berbalk arah. Hal inilah yang membuat kota ini jatuh dengan cepat ke tangan Suriah. 

Kota Saraqib adalah kota yang sangat strategis karena menjadi penghubung kota-kota penting Suriah dan menjadi pertemuan jalan raya M4 dan M5 yang menghubungkan Latakia, Damascus, Hama dan Aleppo.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Turki tidak sadar, resiko nya terlalu besar dan terang2 an berada di kubu Israel