Friday 6 October 2017

Kurdistan Menjadi Permainan Berdarah Zionis Berikutnya

Indonesian Free Press -- Keterlibatan langsung zionis Amerika dan Israel di Suriah tidak bisa disembunyikan. Pekan lalu Rusia, sebagai respons atas tewasnya seorang perwira tingginya di Suriah oleh serangan bom yang diduga kuat melibatkan Amerika, merilis video yang selama ini disembunyikan untuk tidak mempermalukan Amerika, yang menunjukkan Amerika berkolaborasi dengan teroris ISIS.

Namun, Rusia yang memiliki sistem pertahanan udara canggih di Suriah, hanya diam mematung saat Israel kembali menghajar Hizbollah. Hari ini (6 Oktober), tulis Gordon Duff di Veterans Today, Israel kembali menyerang Hizbollah di Suriah dan menewaskan 30 pejuang kelompok itu.


Dan kini, petualangan Israel dan Amerika tidak akan berhenti sampai di Suriah, karena sudah ada ajang permainan berdarah lainnya yang telah menunggu. Yaitu Kurdistan Irak.

Benar tuduhan Presiden Turki Erdogan baru-baru ini, bahwa ada Israel di balik referendum di Kurdistan Irak pekan lalu. Benar juga perkataan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei kepada Erdogan yang mengunjunginya di Teheran, Rabu (4 Oktober), bahwa referendum Kurdi merupakan skenario Amerika untuk menciptakan 'Israel Baru'.

Seperti dilaporkan Veterans Today (VT), situs militer dan inteligen terkemuka Amerika hari ini (6 Oktober), hingga 200 pilot Kurdi telah dilatih oleh Israel dan Amerika di Israel dan di Afrika Selatan untuk menghadapi perang melawan Irak, Iran dan Turki.

"Senjata-senjata pertahanan udara, artileri jarak jauh, helikopter dan pesawat tempur telah dikirim ke Erbil untuk menghadapi perang lebih besar melawan Iraq dan Iran," tulis laporan itu.

Menurut VT berdasarkan laporan sumber-sumber terpercayanya, PM Israel Benjamin Netanyahu telah menjadi tamu rutin ke Erbil untuk bertemu pemimpin eksekutif Kurdistan Irak Barzani. Setidaknya Netanyahu telah tiga kali bertemu Barzani untuk menjanjikan dukungan Israel jika terjadi perang.

"Kami juga mendapatkan informasi bahwa perang yang kembali pecah yang dilancarkan Iraq terhadap ISIS di dekat Kirkuk sebenarnya adalah mulainya perang terhadap Kurdi-Irak, karena sebenarnya anggota ISIS di sana adalah militan Kurdi. Israel, kami mendapat kabar, telah melatih militan Kurds untuk menyerbu wilayah-wilayah kaya minyak Iraq. Mereka telah mulai mengangkuti minyak keluar Irak sejak awal 2014, dengan berpura-pura sebagai ISIS. Sementara Israel mendukung ISIS yang dengan dukungan Amerika juga berhasil menduduki Mosul dan Provinsi Anbar," tambah laporan itu.

Dalam perkembangan terakhir di Suriah, pasukan Israel dan ISIS di dekat Deir Ezzor bekerjasama melancarkan operasi militer yang didukung Amerika untuk merebut wilayah-wilayah kaya minyak Suriah dimana orang-orang Kurdi tidak memiliki kaitan sejarah.

Sementara milisi Kurds juga bergerak ke Deir Ezzor dengan dukungan Amerika-Israel dan bahkan ISIS, dengan tujuan menguasai sebanyak mungkin sumber-sumber minyak Suriah, untuk melemahkan Suriah sedemikian rupa sehingga tidak bisa lagi menjadi kekuatan yang bisa merepotkan Israel.

"Israel, dengan dukungan Saudi Arabia, telah memainkan permaian “divide and conquer”, yang mereka pelajari dari Inggris di abad 19, yang berhasil menciptakan permusuhan Turki melawan Kurdi, Kurdi melawan Arab, Sunni melawan Shiah, suku melawan suku, klan melawan klan, mempersenjatai pihak-pihak yang bertikai dan menikmati pembantaian," tulis Veterans Today.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Dlm kondisi sekarang sngt sulit untuk menghentikan sepak terjangnya Barat dan antek nya. Gagal di Suriah mereka menutup malu dg membuka front baru.
Smg Tuhan selalu menggagalkan tujuan para Dalang Perusak Bumi..
Amin