Indonesian Free Press -- Mantan Menlu Qatar Hamad Bin Jassim membuat pengakuan terbuka bahwa negaranya bersama Saudi, Turki dan Amerika mendukung kelompok-kelompok teroris di Suriah. Ini merupakan konfirmasi dari keyakinan banyak pihak tentang hal itu, meski secara resmi negara-negara tersebut di atas membantahnya.
Seperti dilaporkan Southfront, 27 Oktober, dalam wawancara dengan televisi nasional Qatar sehari sebelumnya, Jassim mengatakan, "Semua senjata yang dikirim ke Suriah melalui Turki dengan koordinasi bersama Amerika, Turki, kita (Qatar) dan saudara kita Saudi. … Mungkin ada kesalahan sehingga dukungan diberikan kepada al-Nusra Front, namun bukan ISIS. Mereka melebih-lebihkan… Mungkin ada sebuah hubungan dengan al-Nusra Front. Mungkin saya tidak mengetahuinya. Namun bisa saya katakan bahwa meski kasusnya adalah seperti ini, kita telah memutuskan untuk tidak mendukung al-Nusra Front. Dukungan untuk kelompok ini telah dihentikan,” kata Bin Jassim.
Al Nusra adalah cabang dari kelompk teroris Al Qaida. PBB dan bahkan Amerika sendiri telah menetapkan kelompok ini sebagai teroris. Namun publik dunia mengetahui bahwa Amerika memberikan dukungan intensif pada kelompok ini selama konflik Suriah.
Lebih jauh Bin Jassim menuduh Saudi Arabia telah berkhianat pada tujuan bersama bagi penggulingan regim Bashar al Assad. Saudi kini menganggap Bashar al Assad sebagai pemimpin yang layak dipertahankan.
"Mereka (Saudi Arabia) sekarang mengatakan, 'Biarkan Bashar, ok biarkan dia terus berkuasa. Kami tidak ada masalah dengannya. Kami tidak berkelahi dengannya. Ia adalah teman kita'."
"Namun mereka (Saudi Arabia) berada dalam parit yang sama dengan kita. Jika mereka berubah pikiran (tentang Bashar al Assad), mereka seharunya memberitahu kita. Kita pun akan mengubah sikap. Kita tidak ingin bertengkar dengan seseorang yang berubah pikiran setelah menyadari kesalahan. Namun ia harus memberitahu mitranya," tambah Bin Jassim.
Pernyataan Bin Jassim ini mengkonfirmasi bahwa krisis yang tengah berlangsung antara Saudi Arabia dengan Qatar saat ini salah satu sebabnya adalah masalah Suriah.
Dalam wawancara itu Bin Jassim juga menyebut Suriah sebagai 'mangsa'. Hal ini memicu protes keras pemerintah Suriah juga kelompok-kelompok oposisi Suriah.(ca)
1 comment:
Kebenaran selalu menang
Post a Comment