Indonesian Free Press -- Iran menjadi negara korban virus corona terbesar kedua setelah Cina setelah 34 orang dinyatakan tewas oleh penyakit mematikan ini.
Seperti dilaporkan Press TV hari ini (Jumat, 28 Feb), Jubir Kemenkes Iran Kianoush Jahanpour hari Jumat mengumumkan terdapat delapan korban tewas baru akibat virus corona sehingga secara keseluruhan jumlah korban tewas mencapai 34 orang. Selain itu sebanyak 73 orang dinyatakan sembuh. Secara keseluruhan jumlah korban virus mencapai 388 orang setelah ada tambahan 143 orang.
"Perkembangan terakhir jumlah warga yang terinveksi virus corona di negara ini adalah 388 orang, 73 orang dinyatakan sembuh dan meninggal 34 orang," katanya di hadapan pers.
Jahnapour menambahkan bahwa umur rata-rata korban di atas 50 tahun dan umur rata-rata yang meninggal di atas 60 tahun.
Sementara itu Rektor Baqiyatallah University of Medical Sciences, Alireza Jalali, mengatakan bahwa pengembangan vaksin dan obat telah dilakukan dengan intensif setelah Menkes Iran menjanjikan vaksin dan obat virus corona yang mencengangkan dunia.
“Dalam seminggu terakhir tiga proyek baru diluncurkan untuk memproduksi vaksin dan obat definitif bagi virus corona. Kami berharap proyek-proyek ini akan memberikan hasil yang serius," kata Jalali.
Ia mengatakan salah satu proyek yang dijalankan adalah memproduksi obat berbasis genetik bagi virus corona, Covid-19. Diharapkan dalam waktu 3 bulan hingga 6 bulan proyek ini menghasilkan obat yang diharapkan. Kementrian Kesehatan dan Tentara Pengawal Revolusi terlibat juga dalam proyek ini.
Proyek kedua adalah pengembangan vaksin yang diharapkan selesai dalam tiga sampai 5 bulan. Sementara proyek ketiga adalah pembuatan obat-obatan berbasis herbal.
Dalam perkembangan laina Jubir Kemenlu Cina Hua Chunying mengatakan hari Jumat bahwa bantuan pertama Cina untuk Iran dalam perang melawan virus corona telah tiba di Iran. Bantuan-bantuan selanjutnya sudah dipersiapkan Cina.
Selain rasio kematian yang sangat tinggi virus corona juga telah menjangkiti sejumlah pejabat tinggi Iran, termasuk empat anggota parlemen, Wapres dan Deputi Menteri Kesehatan. Pemerintah Iran pun telah melakukan sejumlah langkah kontingensi, termasuk menutup sejumlah sekolah dan universitas di sejumlah provinsi.
Untuk pertama kalinya pemerintah Iran melarang sholat jumat di 23 ibukota provinsi dari total 31 provinsi.(ca)
No comments:
Post a Comment