Indonesian Free Press -- Jumlah tentara AS yang menjadi korban serangan rudal ballistik Iran terus bertambah. Amerika menyebut mereka mengalami 'trauma otak' sementara Iran menyebut mereka semua tewas.
Seperti dilaporkan MiddleEast Monitor (MEMO), Jumat (31 Jan), Pentagon mengumumkan bahwa sebanyak 64 tentara Amerika mengalami luka-luka akibat serangan rudal Iran atas pangkalan militer AS di Irak tanggal 8 Januari lalu. Sebelumnya Amerika mengklaim tidak ada prajuritnya yang menjadi korban, kemudian mengaku ada 11, 34, 50 dan terakhir adalah 64.
"Diagnosis yang kami peroleh adalah mereka mengalami 'mild traumatic brain injury [TBI],” kata General Mark Milley, Kastaf Gabungan Amerika kepada reporter sehari sebelumnya.
Terkait dengan hal itu Iran menyebut istilah 'trauma otak' yang dilakukan otoritas keamanan Amerika adalah pembohongan untuk menutupi fakta yang sebenarnya bahwa para korban tersebut telah tewas.
Seperti dilaporkan Press TV, Sabtu (1 Feb), Jubir Tentara Pengawal Revolusi Iran (IRGC) Brigadir Jendral Ramezan Sharif mengatakan bahwa istilah 'trauma otak' yang digunakan Amerika adalah sebuah metafora untuk 'kematian' yang dilakukan rejim Donald Trump untuk menghindari kemarahan publik Amerika yang bisa membayakan prospek Trump dalam pilpres mendatang.
"Kami menyimpulkan bahwa yang diumumkan Amerika sebagai 'trauma otak' merupakan metafora bagi kematian prajurit-prajurit Amerika," kata Ramezan Sharif seperti dikutip media Iran Vatan-e-Emrooz, Sabtu (1 Februari).
Menurut Sharif istilah “brain injuries” atau luka/trauma otak adalah istilah yang tidak wajar. Dalam dunia militer hanya mengenal istilah 'luka-luka', katanya. Adapun tentang korban meninggal dalam serangan Iran tersebut adalah berdasarkan penilaian yang fair. 13 rudal ballistik yang menghantam sebuah pangkalan militer sangat wajar menimbulkan korban jiwa yang besar.
Klaim Amerika sendiri sangat janggal. Setelah Donald Trump mengklaim tidak ada korban, media-media Barat kemudian melaporkan bahwa 'kerusakan' yang terjadi di pangkalan militer Amerika tersebut jauh lebih besar dari perkiraan. Kemudian muncul pengakuan pertama tentang korban luka-luka sebanyak 11, kemudian jumlahnya bertambah menjadi 34, 50 dan terakhir 64. Sementara media-media independen dan media sosial melaporkan bahwa beberapa saat setelah serangan terjadi pesawat-pesawat Amerika mengangkut sejumlah besar korban ke rumah sakit-rumah sakit Israel.(ca)
No comments:
Post a Comment