Indonesian Free Press -- Dua kitab Talmud kuno ditemukan polisi Turki menunjukkan dengan jelas adanya praktik-praktik penyembahan setan di kalangan kaum yahudi.
Seperti dilaporkan Veterans Today, Kamis (13 Feb), polisi Turki menyita dua kitab Talmud kuno dari sekelompok orang di Provinsi Bilecik pada bulan Mei tahun lalu. Di dalamnya terdapat gambar-gambar yang membuktikan adanya praktik-praktik penyembahan setan.
Dengan mengutip Russia Today, laporan itu menyebutkan bahwa penyitaan diperoleh secara tidak sengaja ketika polisi menangkap empat anggota kelompok militan Faylaq al-Rahman dan seorang warga sipil Turki. Mereka diduga hendak menjual barang-barang jarahan kelompok Faylaq al-Rahman di kota Jobar, Damaskus saat masih dikuasai kelompok pemberontak.
Di dalam kitab-kitab suci yahudi itu terdapat simbol-simbol yang dikenal di dunia modern sebagai simbol-simbol penyembahan setan dan pengorbanan darah manusia (satanisme). Di antaranya simbol capriornus atau dewa berbentuk ikan berkepala kambing. Ada juga simbil dewa 'moloch' dan 'baphomet' serta simbol 'bintang daud' yang menjadi simbol negara Israel.
Menurut media Turki Daily Sabah diperkirakan benda-benda bersejarah yang disita tersebut berharga sekitar $1,86 juta atau lebih dari Rp 26 miliar.
Sumber-sumber oposisi Suriah membenarkan kelompok Faylaq al-Rahman menjarah kedua kitab kuno itu dari sebuah 'synagogue' yahudi di kota Jobar. Wilayah di sebelaha timur Damascus itu dikuasai pemberontak dari tahun 2013 hingga bulan Maret 2018 sebelum direbut kembali oleh pasukan Suriah.
Setelah pembebasan Jobar para aktivis pro-pemerintah menemukan banyaknya sinagog-sinagog yang dijarah pemberontak Faylaq al-Rahman. Mereka bahkan menggali terowongan-terowongan di bawah sinagog-sinagog itu demi mendapatkan 'harta karun'.
Menurut Veterans Today selain penemuan ini terdapat sejumlah laporan lain tentang penemuan kitab Talmud yang serupa di Suriah. Adapun komunitas yahudi yang sebelumnya masih ada dan hidup aman di Suriah kini sudah tidak ada lagi setelah terjadinya perang.
Pada bulan Maret tahun lalu media resmi Iran Fars News melaporkan bahwa pemimpin kelompok Jaysh al-Islam, Mohammed Alloush, telah mencuri harta milik kelompok ini senilai $47 juta sebelum mengundurkan diri dari jabatannya.(ca)
No comments:
Post a Comment