Monday 17 February 2020

Rusia Ancam NATO dan Turki

Indonesian Free Press -- Rusia mengancam NATO dan Turki untuk 'mengubah sikap sebelum terlambat' terkait dengan ketegangan Rusia-NATO dan Rusia-Turki terkait dengan masalah Suriah.

“Sengaja meningkatkan ketegangan, infrastruktur militer NATO terus bergerak ke timur (perbatasan Rusia), latihan-latihan perang besar-besaran di dekat perbatasan Rusia, memompa anggaran pertahanan di luar kewajaran, semuanya ini menciptakan sesuatu yang tidak pernah diduga,” kata Menlu Rusia Sergei Lavrov dalam acara Munich Security Conference seperti dilansir Russia Today, kemarin (16 Feb).

Lavrov menyebut saat ini di Eropa telah terjadi krisis saling kepercayaan tertinggi dalam sejarah, terutama antara Rusia dengan negara-negara NATO. Sementara struktur 'perang dingin' juga telah terbentuk kembali.


"Berhentilah untuk mengkampanyekan isyu 'ancaman Rusia' atau berbagai bentuk ancaman-ancaman Rusia lainnya sebelum semuanya terlambat," kata Lavrov.

Ia kemudian mengajak kepada semua negara Eropa untuk meninggalkan politik konfrontasi dan memokuskan pada kerjasama keamanan dan menjaga semua perjanjian dan kesepakatan internasional.

Terkait dengan situasi di Suriah yang membuat hubungan Rusia dan Turki, salah satu negara NATO, menegang akhir-akhir ini, Lavrov menyebut bahwa Turki adalah sahabat Rusia, namun itu tidak berarti Rusia setuju dengan semua langkah Turki.

Selanjutnya Lavrov meminta Turki untuk tidak mengeluarkan pernyataan konfrontatif, seperti tuduhan Turki tentang Rusia yang melakukan pembunuhan warga sipil di Idlib. Ia menyebut bahwa kemenangan terhadap para teroris di Suriah adalah hal yang tidak bisa dicegah.


Peluncur Roket Maut TOS-1A Dikerahkan
Sementara itu situs analisis keamanan dan inteligen Southfront melaporkan bahwa Suriah telah mengerahkan senjata maut peluncur roket TOS-1A ke medan perang di Idlib. Menurut laporan tersebut itu adalah senjata 'pengubah permainan' perang.

"Setiap unit senjata ini 100% bisa menghancurkan instalasi musuh hingga 1/2 kilometer 

per-segi per-salvo tembakan. Termasuk instalasi bawah tanah, senjata-senjata lapis baja dan terlebih manusia. Tidak perlu menguburkan mayat dan mencari peralatan perang karena semuanya telah berubah menjadi debu," tulis laporan itu.

Namun, yang paling mengeraikan adalah senjata ini membakar udara seperti api membakar semak belukar kering, termasuk udara di dalam tubuh manusia. Dengan kata lain, senjata ini membakar organ dalam manusia sehingga menjadi senjata pembunuh personil yang sangat ampuh.

"Rusia telah memilih Idlib sebagai laboratorium percobaan senjata ini terhadap Turki jika negara ini gagal untuk menyelamatkan muka dan menyetujui pejanjian Astana," tambah laporan itu.(ca)  

1 comment:

Kasamago said...

Keren.. senjata yg tidak menyisakan apapun terhadap makhluk biologis..