Wednesday 26 February 2020

Turki Lakukan Penjarahan dan Tangkapi Militan yang Menolak Perang di Suriah

* 36 Tentara Turki Tewas di Suriah dan Libya


Indonesian Free Press -- Turki menangkapi sejumlah anggota kelompok militan yang menolak berperang melawan Suriah-Rusia di Idlib, Suriah. Demikian laporan Veterans Today, 23 Februari.

"Tentara pendudukan Turki menangkap puluhan tentara teroris binaannya di wilayah Ras al-Ayn di Hasaka, barat-laut Suriah setelah mereka mencoba melarikan diri ke wilayah Turki karena takut untuk berperang di Idlib," tulis Veterans Today.

Sejumlah warga lokal di Hasaka mengatakan tentara Turki menutup pintu perbatasannya di hadapan para teroris binaannya di Hasaka setelah mereka mencoba melarikan diri dari wilayah Ras al-Ayn menuju wilayah Turki. Tentara Turki juga menangkap sejumlah besar dari mereka karena menolak berperang di Idlib.


Dalam kebingungannya itu para teroris itu menculik dua wanita dari desa Um al-Kief di wilayah Tal Tamer, kemudian mengobrak-abrik kawanan domba di dewa itu, tulis SANA mengutip keterangan warga.

Sumber-sumber lokal menambahkan bahwa perampokan-perampokan terus dilakukan para teroris di desa-desa sepanjang garis pertempuran melawan tentara Suriah di sekitar Ras al-Ayn. Mereka juga meledakkan rumah-rumah warga desa Um Eshbah sebelum mengambil barang-barang mereka terutama kayu-kayu dan kawat-kawat listrik.

Sementara itu lembaga pengamat konflik Suriah, SOHR melaporkan, Senin (24 Feb) bahwa 10 tentara Turki tewas oleh serangan udara Suriah dan Rusia di dekat kota Kansafra di Provinsi Idlib akhir pekan lalu. Selain itu sejumlah kendaraan militer Turki juga hancur oleh serangan tersebut.

Dengan demikian jumlah pasukan Turki yang tewas dalam konflik di Idlib selama sepekan terakhir mencapai angka 20 orang. Tulis SOHR seperti dilaporkan Press TV, Selasa (25 Feb).

Pekan lalu Rusia mengingatkan Turki untuk tidak melakukan serangan terhadap militer Suriah setelah Presiden Turki Erdogan mengancam akan menyerang Suriah. SOHR menyebut jumlah tentara Turki yang dikirim ke Idlib mencapai 7.400 orang dengan kendaraan militer termasuk tank mencapai 2.700 unit. Namun, tanpa perlindungan udara (pesawat-pesawat Turki tidak berani masuk ke Suriah karena adanya pertahanan udara canggih Rusia S-300 dan S-400) membuat militer Turki menjadi bulan-bulanan angkatan udara Suriah dan Rusia.

Bulan Februari ini menjadi bulan yang menyakitkan bagi Turki. Selain korban di Suriah, sejumlah tentara Turki juga tewas di Libya setelah Turki melibatkan diri dalam konflik di negeri itu. Pada hari Sabtu lalu (22 Feb) Presiden Erdogan mengaku 'sejumlah' tentara Turki tewas di Libya setelah diserang oleh kelompok Libyan National Army (LNA) pimpinan Jendral Khalifa Haftar.

"Sejumlah pahlawan kita meninggal di Libya, namun korban di antara pasukan (Jendral) Haftar mencapai 100 orang", kata Erdogan seperti dikutip harian Turki Anadolu.

Meski Erdogan tidak menyebutkan jumlah pasukannya yang tewas di Libya, Sputnik, Sky News dan sejumlah media internasional menyebut angkanya mencapai 16 jiwa. Selain itu 100 militan binaan Turki yang dikirim dari Suriah juga turut tewas dalam pertempuran itu.

Sebelumnya Jendral Khalifa menuduh pemerintahan Government of National Accord (GNA) yang didukung Turki telah menggunakan gencatan senjata untuk mengerahkan pasukan Turki dan kelompok militan dari Suriah.

Pada Januari lalu digelar konperensi internasional tentang Libya di Berlin, Jerman. Peserta konperensi Amerika, Rusia, Uni Eropa, Turki dan Mesir sepakat dengan gencatan senjata dan penarikan semua pihak ketiga dari Libya.(ca)

No comments: