Monday, 2 December 2013

STATUS POLITIK MULAI PULIH, DIPLOMAT ASING KEMBALI KE DAMASKUS

Dua setengah tahun yang lalu, ketika konflik Syria semakin memanas dan para pemimpin barat beramai-ramai menyerukan pengunduran diri Presiden Bashar al Assad, para diplomat dan pejabat inteligen negara-negara barat beramai-ramai meninggalkan Syria. Kini mereka mulai kembali dan Bashar al Assad tetap di kursi kekuasaannya.

"Sejak bulan Mei, sedikit demi sedikit, kami mulai kembali. Awalnya dengan berhati-hati kami hanya tinggal sehari, kemudian dua hari, dan tiga hari," kata seorang diplomat barat yang tidak bersedia disebutkan namanya kepada kantor berita Perancis AFP akhir pekan lalu.

"Kini kami rutin datang ke Damaskus sekali atau 2 kali setiap bulannya," tambah diplomat tersebut.

"Saya rasa pada kuarter pertama tahun 2014, Anda akan melihat banyak teman-teman diplomat kami di jalanan Damaskus," katanya lagi.

Menurut keterangan sang diplomat, para utusan dari Austria, Rumania, Spanyoo, Swedeia, Denmark dan Uni Eropa telah mengadakan kunjungan rutin ke Damascus. Sejumlah utusan asing juta telah bertemu dengan Deputi Menlu Syria minggu lalu.

“Beberapa kontak telah dibuat untuk membuka kembali kantor-kantor kedubes di Damascus, dan sebagian besar kantor kedubes Syria di luar negeri tetap buka, kecuali di beberapa negara yang tidak dikehendaki pemerintah," kata Deputi Menlu Miqdad minggu lalu.

Diplomat Eropa yang tidak bersedia disebut namanya itu menambahkan bahwa Konvensi Genewa II yang akan digelar Januari mendatang telah menjadi alasan bagi para diplomat itu untuk "kembali".

"Mereka mengatakan bahwa situasi politik kini telah berubah, maka mereka pun kembali," kata diplomat itu lagi.

Menurut beberapa laporan, kalangan inteligen barat juga telah mengadakan kontak dengan inteligen Syria untuk penjajagan pemulihan hubungan. AFP melaporkan bahwa wakil dari dinas rahasia negara-negara barat telah menemui kepala inteligen Syria Jendral Ali Mamluk, yang ironisnya berada dalam daftar pejabat Syria yang ditolak Uni Eropa.

“Keberadaan ribuan mujahilin yang datang dari Eropa telah menjadi perhatian utama bagi negara-negara Eropa," kata diplomat lain yang juga tidak disebutkan namanya.

”Itulah sebabnya inteligen negara-negara itu menginginkan pemulihan hubungan dengan Syria yang telah bertahan dari mujahilin selama bertahun-tahun," tambahnya.



REF:
"EU Envoys Resuming Contacts with Syrian Government"; ALMANAR.COM.LB; 30 November 2013

1 comment:

abu bakar said...

akhirnya kaum pelaku bijak berjaya ditemukan dari evolusi kaum sesumpah reptilia yang menderita terpaksa menjilat kembali muntah hijau kinung dan biru mereka sedikit demi sedikit
melalui lidah bercabang dan berbelit mereka,,,buruknya kemaluan yang mereka ciptakan sendiri,menipu rakyat negara sendiri