Israel diduga kuat telah berlibat langsung dalam konflik di Syria dengan mengerahkan pasukan siber-nya pada pertempuran di Ghouta Timur, Provinsi Damaskus, yang kini tengah berkecamuk. Laporan tentang keterlibatan Israel itu dikeluarkan oleh media Lebanon Assafir hari Sabtu (30/11).
Menurut laporan tersebut pasukan siber Israel yang ditempatkan di Syria berhasil memacetkan jalur komunikasi antara satuan-satuan militer pemerintah Syria dan sekutu-sekutunya yang menjaga kawasan Ghouta. Akibatnya serangan dadakan pemberontak yang dilancarkan berhasil merebut beberapa desa dan perkebunan di kawasan al-Marj.
"Betapapun kontribusi terbesar Israel dalam pertempuran di Ghouta Timur merupakan pilar dari seluruh serangan," tulis Assafir.
Menurut Assafir yang mendasarkan laporannya dari informasi inteligen militer Syria, akibat serangan pasukan siber Israel, komunikasi antara satuan Divisi ke-4 Syria, pasukan Pengawal Republik Iran, pasukan elit Hizbollah dan Brigade Abu al Fadl al Abbas Irak, yang berada di kawasan itu mengalami kemacetan.
Selain itu Israel juga memberikan data tentang posisi-posisi pasukan Syria dan sekutu-sekutunya itu kepada pemberontak sebelum dilakukannya serangan.
"Diketahui bahwa unit-unit dari Divisi ke-4 yang ditempatkan di kawasan itu telah kehilangan kontak dengan komandan-komandan mereka, dan juga unit-unit yang ditugaskan melindungi garis pertahanan belakang untuk mencegah pemberontak menerobos ke posisi strategis mereka di Otaiba, yang menjadi pintu masuk ke Ghouta Timur.
Pertempuran Goutha Timur dimulai hari Jumat (22/11) ketika pemberontak melakukan serangan dadakan terhadap beberapa pos militer pemerintah yang didirikan sebagai bagian dari operasi pengepungan terhadap Ghouta Timur oleh pasukan pemerintah yang telah berjalan selama 6 bulan.
Pengepungan tersebut telah memutuskan jalur logistik pemberontak di sekitar Provinsi Damaskus, mengancam kedudukan pasukan pemberontak dan sebaliknya memberikan keuntungan bagi pasukan pemerintah. Pentingnya pertempuran ini dapat dilihat dari banyaknya pihak-pihak eksternal yang terlibat. Selain ribuan mujahilin asing dan inteligen barat dan Israel yang bertempur di pihak pemberontak, pasukan Syria dibantu oleh milisi Hizbollah dari Lebanon, milisi Shiah Brigade Abbas dari Irak dan tentara reguler Iran yang (sebagimana disebut Assafir, namun tentu saja pemerintah Iran dan Syria menolak pernyataan tersebut).
"Ini adalah perang hebat antara kedua pihak karena menjadi penentu nasib semua pihak," kata Bara Abdelrahman, jubir Brigade Islam Army yang bertempur di pihak pemberontak.
Diperkirakan ratusan korban telah jatuh di kedua belah pihak selama pertempuran.
Namun, sebagaimana serangan-serangan pemberontak sebelumnya, perang di Ghouta inipun hanya memberikan kemenangan sementara bagi pemberontak. Tidak memiliki senjata berat seperti tank dan meriam apalagi pesawat tempur, pemberontak hanya bisa memberikan kejutan, dan selanjutnya terpukul mundur. Apalagi dengan kondisi sekarang yang telah jauh berubah dibandingkan awal konflik, dimana kini negara-negara pendukung pemberontak, kecuali Saudi dan Israel, tidak begitu antusias lagi untuk berperang.
REF:
"Israel’ Intervenes in Ghota Battles"; ALMANAR.COM.LB; 30 November 2013
"Ferocious fight to break Assad’s blockade in Eastern Ghouta kills scores"; Reuters; 24 November 2013
2 comments:
hubungan yang tak dapat ditutupi
zionis-saudi+ neo khawarij=kelak akan menjadi pengikut dajjal penyamun dan perampok,..sudah terbukti pemimpin pemberotak mengumpul milliyar untuk diri,
BETUL BETUL BETUUUUL !!!
Post a Comment