Indonesian Free Press -- Tindakan blunder Ahok dan tim penasihat hukumnya dengan mengintimidasi tokoh NU sekaligus Ketua MUI Kyai Ma'aruf Amin dalam persidangan kedelapan kasus penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian Jakarta Selatan, Selasa (31 Januari), terus berbuntut panjang dengan banyaknya tokoh-tokoh NU yang mengecamnya.
Setelah mantan menteri dan Ketua MK Prof Moh Mahmud MD, Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) yang santun dan ramah turut bersuara keras. Kiyai sepuh keluarga pendiri Nahdhatul Ulama ini bahkan menyampaikan, hendaknya warga NU berpikir ulang jika akan memilih Ahok sebagai pemimpin.
“Mungkin warga NU yang milih Ahok harus mikir,” tegas Gus Sholah sebagaimana dilansir Republika, Kamis (2 Februari).
Gus Sholah juga meragukan karakter Ahok, terutama setelah kejadian penghinaan terjadi dalam persidangan kedelapan kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan dirinya sebagai terdakwa. Ahok, menurut Gus Sholah, bersifat curiga dan tidak menghargai orang lain.
Adik kandung Gus Dur ini juga menilai, Ahok kehilangan kontrol dalam berucap. Tindakan seperti ini menunjukkan bahwa dirinya tidak layak menjadi pemimpin.
“Apa orang kayak gini bisa dipercaya, bisa diandalkan?” tegas Gus Sholah.
Sebelumnya, Moh Mahfud MD yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Lembaga Bantuan Hukum PB NU, menegaskan pernyataan Ahok kepada KH Ma’ruf Amin dalam sidang penistaan Surat Al Maidah 51 sangat tidak beradab dan di luar koridor hukum. Untuk itu, wajar sekali bila sekarang warga nahdliyin merasa terpantik emosinya atau marah terhadap sikap yang merendahkan posisi KH Ma’ruf Amin itu.
”Saya pribadi selama ini diam saja. Tapi atas kejadian Ahok di sidang pengadilan yang seperti itu maka saya pun kini emosi. Dan wajar bila para kader dan warga NU seperti dari Ansor dan PMII marah atas sikap itu. Saya kira tindakan Ahok itu tidak beradab. KH Maruf adalah sosok ulama yang sangat dihormati warga NU. Dan di organisasi jamiah NU (PB NU) dia menempati posisi yang sangat tinggi. Semua warga NU hormat dan mencintai beliau,” kata Mahfud yang juga Guru Besar FH UII Yogyakarta, kepada Republika.co.id, Rabu (1 Februari).
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) Asep Irfan Mujahid juga mengecam Ahok dan pengacaranya atas sikap mereka terhadap KH Ma’ruf Amin.
“Ahok telah menghina panutan tertinggi kami dengan menuduh kiai tidak objektif dan disertai ancaman”, ujar Asep saat Harlah NU ke-91 di kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (31 Januari) seperti dilansir ipnu.or.id.
Untuk itu, Pimpinan Pusat IPNU menuntut Ahok dan pengacaranya mohon maaf kepada Rais Am PBNU dan seluruh warga NU.
“Saya melihat sikap dan perlakuan Ahok dan tim pengacara Ahok terhadap Kiai Ma’ruf Amin sebagai Rais Am PBNU di persidangan sangat kasar, sarkastik, melecehkan dan menghina marwah NU. Apalagi pengacara intimidatif. Kami tidak terima,” ucap pria asal Ciamis itu.
“Kami hormat pada ulama kami. Kami akan buat perhitungan,” pungkasnya.
Kemarahan juga disampaikan sejumlah kalangan di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai pendukung regim jokowi yang diketahui umum sebagai pelindung ahok. Wakil Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Darussalam mengaku marah besar atas ulah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Kita marah besar atas sikap Ahok dan tim kuasa hukumnya yang melecehkan ulama kami, panutan kami,” kata Darussalam di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (1 Februari).
Sektretaris Komisi B DPRD DKI ini mengungkapkan, sikap arogansi Ahok terhadap KH Ma’ruf Amin tidak mencerminkan sosok pemimpin daerah yang baik dan bijak.
“Model pemimpin seperti Ahok tidak pantas memimpin kembali Ibukota,” ujar Darussalam.
Darussalam menambahkan, sikap melecehkan Ahok juga mengecewakan kalangan nahdliyin.
Respon yang sama juga datang dari Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan
“Sikap keras Ahok yang kasar, arogan, dan ngancam-ngancam Kyai Maruf saat persidangan menjadi sikap yang sangat blunder. Ahok kali ini membuat warga NU menjadi sangat marah,” tegas Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan, Rabu.
Menurutnya KH Ma’ruf merupakan sosok yang paling dihormati warga NU sebagai pimpinan tertinggi di PBNU saat ini. Organisasi yang berdiri sejak 31 Januari 1926 itu merupakan pelindung segenap komunitas dan selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga keseimbangan bangsa untuk selalu teduh dan damai.
“Ini menjadi hadiah yang sangat menyedihkan dari seorang Ahok kepada NU di hari ulang tahunnya yang ke-91,” kesal Daniel.
Daniel lantas mengatakan, Ahok menjadi bupati sampai gubernur saat ini karena perjuangan tokoh NU sekaligus Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan warga nahdliyin.
“Bahkan PKB bersama Banser dulu pasang badan buat Ahok,” ulas pria keturunan etnis Tionghoa itu.
Karena itu, PKB secara tegas meminta Ahok segera menghadap Ma’ruf Amin dan meminta maaf untuk menenangkan amarah warga NU sekaligus meneduhkan suasana kebatinan bangsa. Jangan malah mempolitisir urusan hukum.
Tidak hanya itu, Ketua PBNU Said Aqil Siraj, yang oleh publik dianggap secara diam-diam menjadi pendukung Ahok, turut mengeritik Ahok. Menurutnya tindakan Ahok itu akan otomatis akan membuat warga NU tidak akan memilihnya dalam pilkada mendatang.
Ahok memang telah meminta ma'af kepada KH Ma'aruf Amin dan membantah soal penyadapan tersebut di atas. Namun (ca)
3 comments:
Kebenaran segera terungkap..
Allah SWT maha mengetahui
Hanya Tuhan yg Mengetahui kita hanya menganalisa....saksikan saja dengan damai piss✌✌
NU itu hebat tak mudah terprovokasi...
Post a Comment