Saturday, 11 February 2017

Amerika-Kurdi Serang Raqqa, Suriah-Turki Berlomba Rebut Al-Bab

Indonesian Free Press -- Amerika dan sekutunya kelompok Kurdi Suriah YPG yang membentuk pasukan Syrian Defence Forces (SDF), mengubah rencana untuk merebut kota Raqqa dari arat barat dengan melakukan offensif dari arah timur ibukota kelompok ISIS di Suriah ini.

Seperti laporan South Front, 10 Februari, SDF yang dibantu pasukan khusus Amerika tengah melakukan offensif dari arah timur kota Raqqa menyusul kegagalan pasukan khusus Amerika dan SDF merebut bendungan Tabqa, wilayah strategis di barat Raqqa.

"De-facto, ini berarti pasukan koalisi Amerika tidak bisa meraih tujuan strategisnya di sebelah barat Raqqah. Betapapun, SDF mengumumkan berakhirnya tahap kedua dan dimulainya tahap ketiga Operasi Wrath of Euphrates," tulis South Front.
Menurut laporan itu tujuan tahap ketiga operasi ini adalah untuk mengisolir kota Raqqa, termasuk jalan-jalan raya yang menuju kota Deir Ezzor. Jika SDF bisa merebut jalan-jalan raya itu, unit-unit ISIS di Deir Ezzor akan terputus jalur suplainya dari Raqqah.

"Ini akan mengurangi kekuatan kelompok teroris untuk mengerahkan pasukan dari satu medan perang ke medan perang lainnya. Meski demikian, hal ini menjadi pertanyaan besar," tambah laporan ini.

Hal ini tidak lain karena Amerika diketahui selalu menginginkan adanya jalan keluar bagi ISIS yang terkepung di beberapa tempat baik di Suriah maupun Irak. Dengan tetap menjaga jalan keluar bagi ISIS, kelompok ini bisa digerakkan ke kota Deir Ezzor yang dikepung ISIS.

Sementara Amerika tampak mengubah strateginya, pejabat SDF, Rojda Felat, mengatakan bahwa kelompoknya membutuhkan senjata-senjata baru termasuk tank-tank untuk menyerbu Raqqah.

Awal bulan ini pejabat militer Amerika Letjend Jon Davis mengatakan bahwa Amerika akan mengintensifkan operasi militernya di Suriah, tidak sekedar melakukan serangan udara.

Diperkirakan Amerika memiliki antara 300 sampai 500 pasukan khusus ditambah sejumlah pasukan khusus Jerman dan Perancis. Paska kegagalan di Tabqa, jumlah kekuatan ini kemungkinan besar akan ditambah untuk menguasai Raqqah. Hal ini mengindikasikan bahwa Amerika dan NATO akan terlibat lebih banyak dalam operasi militer sebagaimana di Mosul.

Sementara itu peran SDF sendiri tampak tidak terlalu penting kecuali menunjukkan bahwa program Amerika membina kelompok-kelompok oposisi moderat telah berhasil.


Perlombaan Suriah-Turki di Al Bab

Sementara itu Suriah dan Turki terlibat perlombaan untuk merebut kota Al-Bab di Aleppo utara yang diduduki ISIS. Turki yang menderita malu setelah berminggu-minggu gagal menguasai Al Bab, menembaki pasukan Suriah yang mendekati kota ini.

Seperti dilaporkan South Front, pasukan Suriah berhasil merebut jalur suplai kelompok ISIS di sebelah timur Al Bab. Mereka juga bergerak dari arah selatan mendekati kota ini untuk memberikan tembakan artilerinya ke posisi ISIS. Namun ketika mereka tengah bergerak di jalan raya SW 212, pasukan Turki dan milisi yang didukungnya bereaksi keras dengan menembakkan artilerinya. Dua pasukan Suriah tewas dan sebuah kendaraan lapis baja hancur.

"Turki telah menderita malu karena gagal merebut kota ini berminggu-minggu, jadi mereka menginginkan kemenangan hanya di tangan mereka," tulis Veterans Today mengutip South Front.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Kehadiran tentara Barat di Raqqah justru membuat Isis smkin kuat..

Tentara Suriah harus berjuang mnglahkan bnyk lawan, isis, kurdi, turki dan barat