Friday 24 February 2017

Turki Rebut Al Bab, Suriah Ancam Perang

Indonesian Free Press -- Setelah berbulan-bulan mandi darah dan keringat, militer Turki akhirnya berhasil merebut kota Al Bab di utara Suriah dan secara teknis berhasil mencegah milisi Kurdi menguasai seluruh wilayah perbatasan Suriah-Turki. Namun, situasi justru semakin rumit karena Suriah yang tidak menginginkan Turki berada di wilayahnya, mengancam akan memerangi Turki.

Seperti dilaporkan Veterans Today, 23 Februari, Menteri Rekonsiliasi Suriah Ali Heidar mengecam keras invasi militer  Turki di Suriah dan menyebutkan bahwa militer Suriah tengah mempertimbangkan untuk menyerang Turki.

Menyebut sikap Suriah atas keberadaan militer Turki di Suriah tidak pernah berubah, Ali menuduh Turki sebagai agressor dan pelanggar kedaulatan Suriah.


“Menentukan lokasi, waktu dan mekanisme untuk melakukan konfrontasi langsung dengan Turki merupakan tanggungjawab para pejabat militer dan politik," kata Ali.

Meski demikian Ali menyebut bahwa negaranya tetap akan berusaha menghindari konfrontasi dan mendahulukan penyelesaian diplomatik.

Sebelumnya pada bulan ini Kemenlu Suriah mendesak PBB untuk memaksa Turki mengakhiri invasi militernya di utara Suriah yang menimbulkan kerugian pada warga sipil. Dalam suratnya kepada Sekjend PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB, Menlu Suriah menyebutkan berbagai pelanggaran Turki di Suriah.


Merebut Al Bab

Sementara itu SouthFront melaporkan, Jumat (24 Februari), pasukan Turki dan milisi yang didukungnya, Free Syrian Army, berhasil merebut kota Al Bab dan sejumlah distrik di sekitarnya, Kamis (23 Februari).

"Milisi Free Syrian Army dan militer Turki melancarkan serangan sengit ke pusat pertahanan ISIS di tengah kota Al Bab dan menghancurkan pertahanan kelompok teroris ini. Akibatnya, para komandan ISIS memutuskan untuk menarik unit-unit pasukannya dari wilayah timur Al Bab dan sekitar kota tersebut. Maka pasukan Turki berhasil menguasai Qabasin dan Bzaah hampir tanpa perlawann," tulis South Front.

Menurut laporan itu, Turki menahan diri untuk tidak bergerak ke selatan Al Bab demi menghindarkan bentrokan dengan pasukan Suriah dan garis damarkasi antara pasukan kedua negara terbentuk di wilayah Tadef. Namun Turki berhasil meraih tujuan strategisnya, yaitu untuk mencegah milisi Kurdi menguasai wilayah sekitar perbatasan Turki-Suriah sebagai bekal membentuk negara Kurdi yang terpisah dengan Turki.

Sementara itu militer Suriah berhasil merebut kembali kota Rasm al-Sheikh dan Rasm al-Hermel al-Khabaz di utara kota Deir Hafer yang dikuasai ISIS. Suriah bermaksud untuk mengisolir Deir Hafer dan mencegah pasukan Turki bergerak ke selatan Al Bab.

Di sisi lainnya lagi, kelompok milisi Kurdi dukungan Amerika,  Syrian Democratic Forces, merebut wilayah yang cukup luas di Province Raqqah dari kekuasaaan ISIS. South Front menyebut milisi ini berhasil merebut 40 desa di timur Raqqah dari ISIS.(ca)

No comments: