Wednesday, 21 June 2017

Jahatnya Framing Tempo, Menyebut Kelompok 'Sahur On The Road' Pelaku Kejahatan

Indonesian Free Press -- Tempo tak kenal lelah memojokkan umat Islam dalam pemberitaannya. Kali ini mereka membuat framing jahat terkait peristiwa penusukan seorang prajurit TNI. Dalam judul beritanya tertulis: Anggota TNI Tewas Ditusuk Kelompok 'Sahur On The Road'.

Judul tersebut dimuat dalam Tempo.co pada Ahad, 18 Juni 2017. Kemudian diganti dengan judul: Tentara Ditusuk, Pengemudi Ayla Tabrak Kelompok 'Sahur On The Road'. Alasannya karena tentara yang ditusuk tidak tewas.

Judul telah diubah, namun framing media tersebut menyudutkan umat Islam masih kuat terasa. Dalam lead tertulis:

Sekelompok pemuda yang tengah melakukan 'sahur on the road' terlibat penyerangan terhadap anggota TNI Angkatan Darat di dekat patung Ondel-ondel, Kemayoran, Jakarta Pusat.


Saya menduga Tempo berani menulis identitas kelompok tersebut karena sudah mengetahui siapa mereka. Namun jika menilik berita selanjutnya, terlihat jelas bahwa Tempo hanya bersandar pada keterengan sepihak polisi, tanpa melakukan cover both sides.

"Saat korban sedang ngopi bersama teman-temannya, ada kelompok sahur on the road menghampiri dan berteriak kasar," kata Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Suyudi Ario Seto pada Minggu, 18 Juni 2017.

Dan semakin jelas jika kita membaca akhir berita ini yang menyebutkan bahwa polisi juga belum mengetahui identitas kelompok 'sahur on the road'.

Polisi belum mengetahui identitas pengemudi itu maupun kelompok sahur on the road. Saat ini polisi meminta keterangan dari lima anggota TNI terkait dengan kasus ini.

Di sisi lain, ada kejanggalan soal waktu. Menyebut mereka sebagai kelompok sahur on the road tapi waktu kejadian pada pukul 23.47 WIB seperti tertulis di beritanya. Padahal itu masih jauh dari waktu sahur.

Suyudi mengatakan peristiwa itu terjadi pada pukul 23.47, Sabtu, 17 Juni 2017. Kelompok pemuda yang menggelar 'sahur on the road' berjumlah 15 orang. "Dua orang di antaranya mengeluarkan celurit," ujar dia.

Lalu Tempo menyebut kelompok tersebut melakukan penyerangan kepada warga dengan membawa celurit.

Berdasarkan keterangan saksi, kelompok sahur on the road itu kabur ke kawasan Jalan H. Jiung, tak jauh dari kawasan Patung Ondel-Ondel. Di sana, mereka berbuat onar dengan menyerang anak-anak dan penduduk setempat.

Kita mengutuk aksi tersebut dan mendukung polisi untuk menangkap pelakunya. Namun dengan menyebut secara jelas bahwa pelakunya adalah kelompok sahur on the road adalah sebuah kesalahan fatal dan patut dicurigai menyudutkan umat Islam.

Ini framing jahat. Belum mengetahui identitas sebenarnya, lalu ada keanehan soal waktu, kemudian ditulis melakukan penyerangan kepada anak-anak dan membawa celurit.

Ada upaya menggiring opini bahwa 'sahur on the road' sangat rawan. Terkesan kuat mendukung kebijakan Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat yang melarang kegiatan 'sahur on the road' karena dianggap bisa menimbulkan kerawanan.(***)


Keterangan: Dicopas dari situs Suara Bangsaku, 21 Juni 2017

No comments: