Thursday, 1 June 2017

Tangan-Tangan Setan Masih Mencengkeram Iran (5)

Indonesian Free Press -- Beberapa waktu yang lalu orang-orang Shiah Indonesia menyebarkan gambar kondisi rumah pribadi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Dengan gambar-gambar itu mereka sangat membangga-banggakan kesederhanaan Khamenei sebagai antitesa dari kesan mewah dan glamour yang telah melekat pada para pemimpin Arab yang Sunni.

Ironisnya, pada saat yang sama Ali Khamenei sendiri justru tengah 'bertengkar' dengan rivalnya, Hashemi Rafsanjani, soal kekayaan yang dimiliki keluarga mereka. Mereka saling membongkar rahasia, bahwa sang rival menyimpan harta kekayaan yang sangat besar melalui kekuasaan mereka.


Pada bulan Oktober 2016 lalu Mahkamah Agung, atas perintah Ali Khamenei memerintahkan penahanan Mehdi Hashemi, putra kandung Hashemi Rafsanjani selama sepuluh tahun penjara. Hal ini menyusul pernyataan Rafsanjani tentang kekayaan putra-putri Khamenei yang diperoleh dari penyalahgunaan kekuasaan orang tuanya.

Pemenjaraan Hashemi sendiri tidak menyurutkan Rafsanjani, rekan Khamenei dalam gerakan Revolusi Iran tahun 1979, untuk mengancam membongkar kekayaan keluarga Khamenei, hingga ia meninggal pada 8 Januari 2017 lalu. Media Iran Serat News dalam laporan tentang pertengkaran antara Khamenei dan Rafsanjani ini menyebutnya sebagai 'dimulainya permainan yang sangat rumit antara elit penguasa Iran'.

Media berbahasa Arab yang berbasis di London, Al Quds Al Arabi, pernah menuliskan laporan tentang daftar kekayaan keluarga Ayatollah Khamenei yang disebut-sebut mencapai angka miliaran dollar yang sebagian besar disimpan di bank-bank di Inggris, Suriah dan Venezuela.

“Kekayaan Mojtaba, putra kedua Khamenei, diperkirakan mencapai $3 miliar, sebagian besar disimpan di bank-bank di Uni Emirat Arab, Suriah, Venezuela dan sejumlah negara di Afrika,” tulis laporan itu.

Menurut laporan itu, Mojtaba Khamenei menguasai sejumlah besar tanah di kota Mashhad dan mengubahnya menjadi istana. Walikota Tehran, Mohammad Ghalibaf, juga telah memberikan sejumlah besar tanah berloksi strategis kepada Mojtaba, termasuk di wilayah pemukiman Abbas Abad.

Putra ketiga Khamenei, Massoud, yang bertanggugnjawab atas sejumlah institusi Khamenei dilaporkan telah menumpuk kekayaan senilai $400 juta di bank-bank di Perancis dan Inggris plus $100 juta lainnya di bank-bank Iran. Masoud juga memegang hak monopoli penjualan kendaraan merek Renault di Iran. Renault adalah kendaraan yang cukup populer di negara itu.

Putra terkecil Khamenei, Maitham, menikah dengan putri salah seorang pedagang terkaya di Iran. Ia berpartner dengan kakaknya Massoud dalam monopoli penjualan mobil Renault di Iran. Ia juga ditunjuk sebagai Direktur Eksekutif sejumlah perusahaan dan lembaga yang berafiliasi dengan institusi yang dipimpin Khamenei.

Putri tertua Khamenei, Bushra, menikah dengan putra direktur kantor Khamenei, Mohammed Jelbaidjani. Laporan Al Quds menyebutkan bahwa Bushra mendapatkan previlege yang sangat besar sebagai putri Khamenei, termasuk penutupan jalan-jalan yang dilaluinya menuju sekolah. Saat anak-anak, dua orang pengawal selalu berada di depan pintu kelas dimana ia belajar, dan setiap pintu di sekolahan dijaga oleh seorang pengawal. Kekayaannya diperkirakan mencapai $100 juta.

Putri Khamenei lainnya yang paling muda, Huda, menikah dengan seorang putri keluarga ulama terkenal Iran. Huda yang dikenal menyukai dunia fashion dan perhiasan, memiliki sejumlah salon yang selalu dikawal petugas keamanan negara. Kekayaan Huda diperkirakan mencapai $100 juta.

Anggota keluarga Khamenei lainnya yang mendapatkan keuntungan besar karena keberadaan Khamenei, adalah keponakan Khamenei bernama Hassan. Ia dikenal sebagai penanggungjawab televisi negara, termasuk pengadaan seluruh kebutuhan televisi-televisi nasional. Hassan juga menjadi pemegang hak distribusi barang-barang elektronik merek Sony di Iran. Dengan keuntungan tahunan Sony yang mencapai $600 juta, sekitar 7 persen di antaranya (sekitar $42 juta) masuk ke rekening Hassan.

Menurut kantor berita  Inggris Reuters, Ayatollah Ali Khamenei memiliki jaringan bisnis senilai $95 miliar.

Perseteruan antara kubu reformis (Hashemi Rafsanjani dan Presiden Hassan Rouhani) melawan kubu konservatif (Ali Khamenei dan Ahmadinejad), berkaitan dengan penguasaan sumber-sumber keuangan untuk keuntungan pribadi, telah berlangsung lama. Pada bulan Oktober 2006 media yang dekat dengan Ali Khamenai, Jomhouri Islami, menuduh Rafsanjani telah meraup uang dari bank-bank Iran senilai $1,5 miliar, dan uang itu tidak pernah dikembalikan.

Mahmoud Ahmadinejad, saat berkuasa juga sering mengecam keberadaan mafia migas yang melibatkan tokoh-tokoh politik dan pejabat Iran dan mengancam akan menumpasnya. Berkali-kali ia mengatakan akan 'memotong tangan' mereka yang mendapatkan keuntungan besar dari pendapatan migas Iran.(ca)


Bersambung.

No comments: