Thursday, 20 July 2017

Ratusan Kendaraan Militer dan Tank AS Masuk Suriah

Indonesian Free Press -- Ratusan kendaraan militer Amerika, termasuk tank-tank, memasuki sejumlah wilayah di Suriah.

Demikian laporan sejumlah media. Pada 7 Juli media Amerika U.S. Military Times (AMT) melaporkan sejumlah kendaraan lapis baja Stryker memasuki wilayah Raqqa untuk memperkuat kedudukan pasukan Kurdi. Dilanjutkan dengan laporan media Iran FARS News tanggal 16 Juli yang menyebutkan lebih dari 150 kendaraan militer termasuk tank-tank, memasuki Suriah dari perbatasan Irak.

Mengutip laporan media Arab Al Mayadeen, laporan itu menyebutkan bahwa kendaraan-kendaraan militer beserta krunya itu memasuki Suriah dari perbatasan pintu Fishkhabour. FARS menyebut bahwa hal itu membuktikan Amerika tengah berusaha memperkuat pijakannya di Suriah.


"Sumber-sumber mengatakan bahwa kendaraan-kendaraan itu dikawal oleh lima helikopter Apache Amerika serta sejumlah kendaraan non-militer untuk pertama kalinya," tulis laporan itu.

Sementara itu Veterans Today juga melaporkan kemarin (20 Juli) bahwa sejumlah besar pasukan khusus Amerika, Inggris dan Yordania telah dikerahkan ke sejumlah wilayah di selatan Sweida dan Dara’a di dekat perbatasan Yordania, melalui pintu perbatasan Tal Shahab. Bersama mereka terdapat sejumlah tank Challenger Inggris, helikopter tempur Cobra dan Black Hawk. Jumlah pasukan tersebut mencapai 2.300 personil.

Sementara itu, sebut Veterans Today, sekitar 4.000 militan yang dilatih di Yordania telah dikerahkan ke wilayah al-Tanf di dekat perbatasan Irak. Sumber-sumber lokal menyebutkan akhir pekan lalu bahwa sejumlah besar pasukan dan kendaraan militer Amerika terlihat di sejumlah lokasi di timur Raqqa. Mereka tampak di kawasan al-Mashlab yang baru saja direbut oleh milisi Kurdi Syrian Democratic Forces (SDF). Helikopter-helikopter Amerika juga tampak sering terlihat mengudara di wilayah Raqqa.

Laporan AMT juga menyebutkan bahwa Amerika mengoperasikan sebuah pangkalan udara di Aleppo timur dekat perbatasan dengan Raqqa. AMT menyebut berdasarkan gambar yang diperolehnya bahwa sejumlah besar pesawat Amerika berada di pangkalan itu dengan sejumlah besar kendaraan Humvees mengawal lokasi itu. Bendera Amerika juga berkibar di pangkalan yang berada di wilayah kekuasaan SDF itu.

Sementara itu Jubir Koalisi Amerika di Irak dan Suriah, Kolonel Ryan Dillon, membenarkan puluhan penasihat militer Amerika berada di kota Raqqa. Mereka dilindungi oleh pasukan marinir yang bersenjatakan artileri. Dillon mengatakan, tugas pasukan itu adalah memberikan 'nasihat dan dukungan' kepada milisi Kurdi untuk melawan ISIL.

“Mereka lebih terbuka dari serangan musuh dibandingkan yang berada di Iraq,” kata Dillon.

Dephan Amerika menutup-nutupi keberadaan militer Amerika di Suriah. Namun mereka setidaknya mengakui jumlah pasukan Amerika yang mendukung SDF mencapai 500 personil. Dengan dukungan Amerika, termasuk dukungan udara, SDF telah merebut 35% kota Raqqa dari ISIL. Seorang komandan SDF, Siban Hamou, pada Juli lalu mengungkapkan bahwa Amerika telah membangun tujuh pangkalan di wilayah Kurdi di Suriah timur. Di antara ketujuh pangkalan itu adalah pangkalan udara modern di Kobani.

“Amerika telah membangun dua pangkalan udara di Hasaka, satu di Qamishli, dua di al-Malekiyeh (Dirik), dan satu lagi di Tal Abyadh di perbatasan Turki, sebagai tambahan atas pangkalan militer di Manbij di timur laut Aleppo,” kata Hamou.

Hamou menambahkan bahwa sekitar 1.300 pasukan koalisi pimpinan Amerika telah ditempatkan di pangkalan-pangkalan itu. Sementara sejumlah laporan menyebutkan bahwa pasukan Amerika berulangkali memindahkan para pemimpin ISIL di Suriah dan Irak dengan helikopter. Demikian sebut Veterans Today.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Pasukan AS hanya akan menjadi abu dan arang di Medan Suriah, cukuplah Irak, Afghanistan, Vietnam dan Somalia menjadi pelajaran menyakitkan bagi militer AS..