Indonesian Free Press -- Saudi Arabia membantah kabar yang beredar tentang keberadaan pesawat penumpang Saudi Airlines di Bandara Ben Gurion, Israel, namun bungkam soal kabar keberadaan skuadron tempur Israel di Saudi Arabia.
Seperti dilaporkan Jerussalem Post, 26 Juni, Saudi Airlines membantah kabar tentang pesawatnya yang mendarat di Bandar Ben Gurion, Tel Aviv dengan menyebutkan, 'sejumlah kelompok dan elemen-elemen yang telah dikenal telah menyebarkan kebohongan dan rumor dan fakta-fakta palsu dengan maksud merugikan Saudi Arabian Airlines sebagai simbol nasional Saudi Arabia.”
Tanpa menyebutkan identitasnya, bantahan tersebut ditujukan kepada media Qatar, Al Jazeera, yang pertama kali mempublikasikan keberadaan pesawat Saudi Airlines di Tel Aviv sehari sebelumnya. Dalam laporannya, Al Jazeera bahkan menyebutkan bahwa Saudi Arabia dan Israel bakal membuka jalur penerbangan Tel Aviv-Makkah.
Publikasi tersebut terjadi seminggu setelah media The Times melaporkan bahwa Israel dan Saudi Arabia tengah mempersiapkan hubungan ekonomi langsung sebelum ditetapkan hubungan diplomatik. Dengan mengutip sejumlah sumber di pemerintahan Amerika dan negara-negara Arab, disebutkan bahwa dalam hubungan ekonomi yang ditetapkan itu, maskapai penerbangan Israel El Al akan diijinkan terbang ke Saudi Arabia.
Laporan Al Jazeera itu seolah-olah hendak mempermalukan Saudi Arabia sebelum hubungan yang sebenarnya direalisasikan, di tengah hubungan Qatar-Saudi yang menglalami krisis.
Sementara itu Jerussalem Post juga melaporkan bahwa 'prospek' hubungan Israel-Saudi Arabia semakin meningkat setelah Raja Saudi King Salman mengangkat putranya, Pangeran Muhammad bin Salman sebagai Putra Mahkota sekaligus mendepak sepupunya Pangeran Nayef dari jabatan tersebut sebelumnya. Jerussalem Post menyebut Pangeran Muhammad bin Salman sebagai pejabat yang memiliki kedekatan khusus dengan Israel.
"Ia (Pangeran Muhammad bin Salman) memiliki sikap yang sama dengan para pejabat Israel terhadap Iran," tulis Jerussalem Post.
Sementara itu Saudi Arabia justru bungkam dengan laporan yang lebih menghebohkan yang dirilis oleh media Iran, FARS News, Kamis (22 Juni), tentang keberadaan dua squadron tempur Israel di Saudi Arabia yang dikirimkan untuk mencegah terjadinya kudeta paska pengangkatan Muhammad bin Salman sebagai Putra Mahkota.(ca)
1 comment:
Akan sulit membebaskan Al Quds jika masih banyak negara timteng yg menjadi sekutu Israel..
Post a Comment