Sunday 16 April 2017

Aktifis Angkatan 98: Kabinet Jokowi Retak, JK-Wiranto Dukung Anies

Indonesian Free Press -- Tensi politik jelang Pilgub DKI Jakarta mulai memicu ketegangan dan gesekan serius di kalangan pejabat penting di lingkaran Istana.

Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menhan Ryamizard Ryacudu, Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan mayoritas anggota Kabinet yang berhaluan nasionalis-religi, memberi sinyal dukungan pada Anies-Sandi. Sebaliknya, kubu Jokowi dan Luhut Binsar Panjaitan yang disinyalir punya hubungan kuat dengan konglomerat aseng makin agresif membela Ahok-Djarot.

Dukungan Jusuf Kalla pada Anies-Sandi terkonfirmasi oleh beredarnya foto di media sosial yang memperlihatkan istri Kalla mengacungkan tanda Oke-Oc, simbol pasangan Anies-Sandi.



“Hubungan kedua kubu terlihat akur, namun suasana kebatinan di internal pemerintahan terbaca makin tidak solid, saling curiga dan beradu kekuatan,” ungkap Ketua Progres 98 Faizal Assegaf dalam pesan WhatsAppnya kepada edunews.id, Minggu (16/4/2017).

Lanjut Faizal, Ihwal ketegangan dipicu oleh akumulasi keresahan umat atas kriminalisasi ulama dan tokoh-tokoh Islam. Serta munculnya isu gerakan jutaan umat Islam ke Jakarta 19 April. Kedua faktor tersebut, tambah Faizal, suka atau tidak, telah menimbulkan gesekan perbedaan ideologi bagi kedua kubu.

Jusuf Kalla, Rymizard Ryacudu, Wiranto dan Gatot Nurmantyo harus diakui memiliki hubungan yang kuat dengan ulama dan umat Islam.

“Sikap Jusuf Kalla memberi dukungan bagi calon Gubernur Muslim menuai simpati rakyat. Hal serupa juga secara eksplisit diperlihatkan Wiranto,” kata Faizal.

Dia menjelaskan, dalam Aksi Bela Islam 112 dan 313, Wiranto menunjukan kemesraan dengan tokoh-tokoh Islam dan jutaan kaum muslim berdemo memprotes sikap Istana melindungi penista agama.

Bahkan tampaknya Wiranto sinkron dengan Amien Rais, Habib Rizieq dan Prabowo Subianto yang melontarkan ancaman bila Istana membiarkan kecurangan, maka ulama dan jutaan rakyat akan bergerak mendesak Jokowi dilengserkan.

“Wajar bila Jusuf Kalla, Wiranto dan mayoritas anggota Kabinet atas kesamaan ideologi dan kepentingan nasional tergerak mengawasi Jokowi dan kroni-kroninya yang dicurigai mencurangi Pilgub DKI,” pungkas Faizal.

Menurutnya, mayoritas rakyat dan para petinggi negara tidak ingin Jakarta sebagai jantung strategis ibu kota negara dipimpin oleh terdakwa penista agama.

“Selain hal itu sangat melukai hati rakyat, juga menjadi preseden buruk dan merendahkan kehormatan NKRI,” tegas Faizal Assegaf.(ca)

No comments: