Tuesday 4 April 2017

Regim Jokowi Incar Muhammadiyah?

Indonesian Free Press -- Presiden Joko Widodo telah memberikan isyarat agar Muhamamdiyah tidak “mengganggu” Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Jika tetap kritis ke Ahok, ‘nasib’ aktivis maupun tokoh Muhammadiyah bisa seperti kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang menjadi tersangka.
Analisis itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi kepada situs intelijen, 3 April.

 “Terlebih lagi tokoh senior Muhammadiyah, Amien Rais, turun gunung ikut demo meminta Ahok segera dipenjara. Ini membuat Rezim Jokowi gusar, sehingga bisa saja kader Muhammadiyah ditangkapi,” papar Muslim.


Muslim menilai, sejak awal, penangkapan kader IMM memang untuk mengendorkan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang terus mengobarkan perlawanan terhadap Ahok, dan mengkritisi kinerja Jokowi.
.
“Untuk memecah belah internal Muhammadiyah, bisa saja sosok Syafi’i Ma’arif dimanfaatkan. Memecah belah Muhammadiyah menjadi dua kubu di Pilkada DKI cukup sulit, karena mayoritas warga Muhammadiyah anti-Ahok,” papar Muslim.

Selain itu, kata Muslim, kader Muhammadiyah dan IMM akan terus melakukan perlawanan walaupun ada yang dipenjara. “Kader Muhammadiyah seluruh Indonesia akan bergerak melakukan perlawanan,” pungkas Muslim.

Seperti diberitakan media, aparat kepolisian menangkap beberapa kader IMM, di antaranya Beni Pramula, Eka Putra, dan Ferry jelang ‘Aksi Damai 313’, 31 Maret 2017.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyatakan, seluruh aktivis yang ditangkap akan berstatus tersangka. Pihak penyidik telah mengumpulkan barang bukti dan keterangan terkait kasus yang sedang diproses sebelum melakukan penangkapan.
.
“Kalau sudah dilakukan penangkapan, sudah tersangka. Kita mempunyai alat bukti cukup untuk melakukan penangkapan. Tentunya penyidik mempunyai alasan dan sesuai prosedur yang telah kita punya,” kata Argo.***

No comments: