Thursday, 19 July 2012

KONFLIK INTERNAL PERANCIS TERKAIT SYRIA

Gambar: Eric Chevallier menjemput jenasah wartawan Perancis di Syria.



Pada tgl 19 Maret 2012 seorang pejabat Perancis mengundang para jurnalis Arab yang bertugas di Perancis untuk mengatakan kepada mereka tentang perselisihan serius di dalam pemerintahan Perancis, khususnya antara Dubes Perancis untuk Syria Eric Chevallier dengan Menlu Alain Juppé, terkait situasi Syria. Eric menuduh Juppe telah merekayasa laporan tentang kondisi di Syria untuk memprovokasi terjadinya peperangan. Dalam salah satu episode perselisihan tersebut disebutkan Eric "mendamprat" Juppe di depan para pejabat kemenlu Perancis.

Dalam krisis Syria Perancis menempati posisi strategis karena kedekatannya secara kultural dengan Syria yang tidak lain adalah bekas negara jajahan.

Pada bulan Maret 2011, awal terjadinya krisis di Syria, kemenlu Perancis mengirimkan tim pencari fakta kerusuhan di Deraa, Syria. Laporan mereka yang dikirimkan ke Perancis menyatakan bahwa kondisi "baik-baik saja" menyusul terjadinya beberapa aksi demonstrasi, bertolak belakang dengan laporan media "France 24" dan "Al Jazeera" yang menyebutkan kota Deraa telah hancur. Dutabesar meminta tim ditingkatkan mengantisipasi kondisi susulan. Juppe yang tidak puas dengan laporan pertama menelepon dutabesar dan memintanya mengubah laporan, sesuai dengan berita-berita di "France 24".

Eric Chevallier kemudian mengadakan pertemuan antara ketua misi pencari fakta di Deraa dan pejabat-pejabat kemenlu dan mendapatkan penjelasan yang sama bahwa tidak terjadi kekerasan oleh aparat pemerintah terhadap aksi-aksi demonstrasi. Alain Juppe pun mengancam Eric Chevallier dan pertemuan berakhir tanpa hasil.


Tidak lama kemudian Alain Juppe menekan kantor berita Perancis AFP untuk mempublikasikan bocoran-bocoran komunikasi di kemenlu yang sesuai dengan "keinginan" Juppe. Sejak saat itulah hubungan antara Eric Chevallier dengan Juppe merenggang dan terus bertambah parah waktu demi waktu. Puncaknya terjadi setelah tewasnya jurnalis Perancis di Syria yang merangkap sebagai intel Perancis, Gilles Jacquier. Saat itu juga Eric Chevallier menuntut seluruh intel Perancis yang menyamar sebagai wartawan untuk ditarik dari Syria.

Sebagai mantan menteri pertahanan Alain Juppe masih memiliki pengaruh di dinas inteligen dan menjalin hubungan dekat dengan pejabat-pejabat inteligen yang loyal padanya. Eric Chevallier menyadari hal itu. Merasa kecewa dengan Juppe, sekembalinya ke Perancis setelah kantor kedubesnya ditutup, Eric pun menuntut diadakannya penyidikan administratif yang tujuannya tentu saja untuk membongkar kebohongan-kebohongan Juppe.

Selain dengan sang dubes, dalam masalah Syria Juppe ternyata juga terlibat konflik dengan para pejabat kementrian pertahanan dan kementrian dalam negeri. Para pejabat kedua kementrian tersebut dibuat repot untuk membebaskan agen-agen inteligen Perancis yang terkepung di Baba Amr, Homs, serta 3 pasukan komando Perancis lainnya yang ditahan Syria.

Pada tgl 18 Maret harian Lebanon yang pro Syria "Ad-Diyar", mengkonfirmasi pembebasan 3 pasukan komando Perancis yang ditahan Syria, kepada Admiral Edouard Guillaud kepala staff AB Perancis yang berkunjung ke Lebanon dalam rangka melakukan reorganisasi pasukan Perancis yang tergabung dalam misi perdamaian di Lebanon. Kala itu Gillaud dikabarkan juga membubarkan jaringan operasi inteligen Perancis di Lebanon yang selama ini terlibat dalam konflik Syria.

Konflik antara dubes Eric Chevallier dengan Juppe sudah berlangsung sejak krisis Syria bermula. Misalnya pada tgl 4 April 2011 jurnal online "Rue 89", diduga kuat atas pengaruh Juppe, memuat artikel yang mempermalukan Eric dengan menuduhnya "telah menjadi jurubicara regim Syria, dengan pernyataannya bahwa revolusi di Deraa dan Latakia diprovokasi oleh kekuatan asing dan media massa telah berbohong tentang kenyataan itu." Sepuluh hari kemudian sebuah artikel lain muncul di media Perancis "Le Figaro" menuduh Eric telah "sepenuhnya menjadi orangnya Bashar". Sementara itu "France 24" pada awal Mei tahun itu juga menuduh Eric telah "mengecil-ngecilkan revolusi".

Sedangkan konflik Juppe dengan Jendral Edouard Guillaud juga sudah menjadi perhatian publik Perancis sejak krisis Libya. Gillaud adalah pejabat tinggi Perancis yang menentang intervensi Perancis di Libya. Ia secara terbuka bahkan menentang rencana mobilisasi pasukan Perancis untuk diterjunkan ke Libya.



Ref:
"French Foreign Minister Accused of Falsifying Reports on Syria “To Provoke a War”"; Global Reseach; 14 Juli 2012

No comments: