Friday, 27 July 2012

RAKYAT BULGARIA DUKUNG SIKAP RUSIA ATAS SYRIA

Jika orang-orang Arab atau orang-orang Islam melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menentang konspirasi jahat negara-negara barat dan sebagian negara Arab atas Syria, adalah hal yang tidak mengherankan. Namun jika rakyat Bulgarian yang melakukannya, tentu sangat mengejutkan. Meski bagi mereka yang mengerti sejarah hal itu bukan sesuatu yang mengherankan.

Sebagaimana dilaporkan oleh media Iran "Press TV" tgl 27 Juli lalu (namun tentu saja diabaikan media-media barat), ribuan warga Bulgaria memadati jalan-jalan kota Sofia melakukan aksi dukungan terhadap sikap Rusia atas Syria. Padahal Bulgaria bukan negara Islam atau Arab. Sebaliknya mayoritas warga Bulgaria adalah penganut Katholik dan secara politik Bulgaria adalah negara sekutu barat dengan menjadi anggota NATO.

Memulai aksi demonya dari depan Gereja Rusia di Sofia, para demonstran bergerak ke jalan-jalan ibukota dengan membawa spanduk-spanduk bertuliskan seperti "Rusia, pelindung perdamaian", "Veto untuk Agresi",
"Tidak untuk terorisme", atau "Biarkan Syria".  Selain menyatakan dukungannya pada Rusia dan Syria, para demonstran mendesak pemerintah Bulgaria, anggota NATO dan Uni Eropa, untuk mendorong kedua lembaga itu untuk mendukung rencana damai Kofi Annan (utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk penangangan krisis Syria).

"Rusia bersama Cina adalah satu-satunya kekuatan yang sanggup mencegah Perang Dunia III," kata seorang pendemo sembari mengibar-ngibarkan bendera Rusia. "Dan pemicu perang tersebut adalah intervensi atas
Syria," tambah rekannya yang mengenakan kaos bergambar Presiden Syria Bashar al Assad.

Amir, warga Syria yang terlibat dalam aksi demo meyakinkan bahwa rakyat Syria tidak mengenal "oposisi" sembari menyebut beberapa tokoh gerakan "oposisi" sebagai orang-orang dengan reputasi buruk di mata rakyat Syria.

"Ini tidak bisa dibiarkan, pemimpin yang tidak mau menjadi budak kepentingan barat harus dilengserkan dari kekuasaannya," katanya merujuk para Bashar al Assad.

Sesampai di gedung Pusat Kebudayaan Rusia di Sofia, para pendemo membacakan deklarasi mereka. Dan selanjutnya menyerahkan deklarasi tertulis mereka kepada pejabat Rusia yang hadir untuk disampaikan kepada Presiden Rusia.

Para pendemo juga menuntut pemerintah untuk tidak membiarkan negara Bulgaria terlibat dalam konflik internasional. Pada saat bersamaan para pemimpin Bulgaria mulai dari perdana menteri, para menteri utama dan para pejabat militer dan inteligen berkumpul di gedung Dewan Keamanan Nasional bersama Presiden. Para pejabat menolak memberitahukan pertemuan tersebut.

Para pendemo juga melakukan aksi di depan kantor Televisi Nasional Bulgaria dengan meneriakkan kata-kata kecaman pada media massa Bulgarian yang dianggap bias dalam pemberitaan soal Syria. "Berhenti
membohongi kami," teriak mereka.

Sebagaimana rakyat Eropa Timur dan Rusia yang mayoritas beragama Katholik, rakyat Bulgaria telah memahani sepak terjang orang-orang yahudi di dunia. Mereka telah mengalami sendiri kekejian orang-orang
yahudi terhadap mereka, terutama pada masa kekuasaan komunisme. Kini mereka menyaksikan rakyat Syria pun tengah mengalami apa yang mereka alami di masa lalu.


No comments: