(INSIDEN PENEMBAKAN PESAWAT JET TURKI)
Presiden Syria Bashar al Assad menyesalkan insiden penembakan pesawat F-4 Turki bulan lalu namun menolak ma'af kepada pemerintah Turki. Pernyataan tersebut disampaikan dalam wawancaranya dengan media Turki "Cumhuriyet", Senin (2/7).
"Sebuah negara yang dalam kondisi perang akan bertindak seperti ini. Pesawat itu terbang terlalu rendah dan ditembak oleh pertahanan udara kami yang menyangkanya sebagai pesawat Israel, yang telah menyerang Syria pada tahun 2007," kata Assad.
Assad menambahkan pesawat Turki yang ditembak jatuh melewati koridor yang pernah digunakan oleh Israel tiga kali, salah satunya pada tahun 2007 tersebut. Menurutnya personil yang menembak jatuh pesawat tersebut juga tidak mengetahui identitas pesawat karena tidak memiliki radar. Karena itu Assad menolak untuk meminta ma'af kepada Turki.
"Jika pesawat itu ditembak di wilayah udara internasional kami tidak akan ragu untuk meminta ma'af," katanya. Namun ia menyampaikan salam duka kepada keluarga pilot dan co-pilot pesawat yang sampai saat ini belum ditemukan setelah pesawat jatuh di perairan Syria beberapa kilometer dari perbatasan.
Selanjutnya Assad menyatakan keinginannya untuk menjalin hubungan baru yang lebih baik dengan Turki dan meminta insiden tersebut untuk tidak dibesar-besarkan dan membuang jauh anggapan bahwa insiden tersebut sebagai provokasi oleh Turki.
"Kami lebih suka menganggapnya sebagai kesalahan pilot yang tidak perlu dibesar-besarkan. Kami tidak mendapatkan keuntungan apapun dengan menembak pesawat Turki."
Assad juga mengatakan bahwa negaranya tidak akan mengerahkan pasukan ke perbatasan sebagai respons atas tindakan Turki yang telah mengerahkan pasukannya ke perbatasan. "Meski apapun yang dilakukan pemerintah Turki, kami tidak akan merespon dengan mengirimkan pasukan ke perbatasan. Rakyat Turki adalah sahabat kami dan memahami kami," katanya.
RUSIA TERLIBAT?
Sementara itu terkait insiden penembakan tersebut media Ingris "Sunday Times" melaporkan hari Minggu (1/7) bahwa Rusia terlibat dalam insiden penembakan tersebut serta analisa bahwa penembakan tersebut dimaksudkan sebagai peringatan kepada barat untuk tidak melakukan intervensi ke Syria.
"Kami tidak akan terkejut jika ahli-ahli Rusia itu, jika bukan mereka yang menekan tombolnya, setidaknya mereka berada di samping para perwira Syria yang melakukan penembakan," tulis laporan tersebut mengutip pejabat militer Israel yang tidak dituliskan identitasnya.
Menurut laporan tersebut Rusia telah mengirimkan sistem pertahanan udara canggih ke Syria sejak 3 tahun lalu dan tenaga-tenaga ahli Rusia masih berada di Syria untuk memberi pelatihan kepada personil militer Syria untuk menangani senjata-senjata itu.
Sementara itu Deputi PM Turki Bulent Arinc mengatakan bahwa pesawat ditembak dengan rudal pencari panas atau rudal yang dikendalikan dengan laser, berdasar laporan bahwa pesawat tersebut tidak memberi signal telah terlacak oleh radar pertahanan udara Syria.
Ref:
"Assad: Turkish Jet Downed in Syrian Airspace, Issue “Shouldn’t Be Exaggerated”; almanar.com.lb; 3 Juli 2012
"Russian Technicians Involved in Syria Downing Turkish jet: Report"; almanar.com.lb; 1 Juli 2012
No comments:
Post a Comment