Sunday, 28 October 2012

DRONE IRAN JAUH LEBIH MAJU

Israel patut ketakutan dengan kemampuan pesawat tanpa awak (drone) Iran setelah keberhasilan drone buatan Iran yang diluncurkan Hizbollah menerobos Israel dan melintasi tempat-tempat strategis Israel tanpa ketahuan beberapa waktu lalu. Dan Israel patut lebih takut lagi karena ternyata drone tersebut ternyata bukan drone paling canggih yang dimiliki Iran.

Menurut keterangan menhan Iran Brigjend Ahmad Vahidi, Iran telah memiliki drone-drone yang jauh lebih canggih dibandingkan drone penerobos Israel tersebut di atas. 

"Republik Islam Iran telah memiliki pesawat-pesawat tanpa awak yang teknologinya jauh lebih maju dibandingkan pesawat yang diluncurkan gerakan perlawanan Hizbollah di atas udara Israel baru-baru ini," kata Vahidi kepada media massa Iran, Minggu (28/10). Pernyataan tersebut sekaligus mengkonfirmasi rumor keberhasilan Iran menjiplak pesawat drone canggih Amerika RQ-170 Sentinel yang didapatkan Iran akhir tahun lalu dengan membajak pesawat tersebut saat menjalankan misi mata-mata di udara Iran.

Vahidi menekankan bahwa keberhasilan Hizbollah menerbangkan drone menembus Israel telah menghancurkan kebanggaan Israel atas kekuatan militernya.

"Israel telah menyebarkan propaganda tentang kecanggihan sistem pertahanan udara "Iron Dome", namun drone Hizbollah menghancurkan kebanggaan tersebut," tambah Vahidi.

"Iron Dome" adalah senjata pertahanan udara buatan Amerika yang sejauh ini diklaim sebagai yang tercanggih di dunia yang dipasang di Israel secara khusus untuk menghadapi ancaman rudal-rudal maupun pesawat-pesawat tempur Iran dan sekutu-sekutunya. Namun terbukti drone Hizbollah mampu membuat sistem pertahanan udara itu "lumpuh".

Operasi penyusupan drone Hizbollah yang diberi kode "Hussein Ayub" itu berhasil menerobos udara Israel sejauh ratusan kilometer hingga mendekati reaktor nuklir Israel di Dimona. Tidak hanya radar-radar Israel, radar-radar milik tentara PBB di Lebanon dan radar-radar militer Lebanon pun tidak bisa mendeteksi drone tersebut. Drone tersebut akhirnya berhasil ditembak jatuh di dekat Dimona oleh 2 pesawat tempur Israel. Namun hal itu tidak sebanding dengan kesuksesan yang didapat Hizbollah dan Iran, berupa data-data penting tentang Israel yang dikirimkan oleh drone tersebut. 

Karena kenyataannya Israel adalah pihak yang lebih sering melanggar udara Lebanon, PBB pun diam membisu atas "pelanggaran" udara yang dilakukan Hizbollah. Sementara Israel membisu tentang pihak yang telah meluncurkan drone tersebut, tentu saja karena merasa dipermalukan.



MUSUH BAKAL SENASIB DENGAN SADDAM

Sementara itu deputi kepala staff AB gabungan Iran yang membawahi angkatan laut, Brigadier General Gholam Ali Rashid pada hari Sabtu (27/10) memperingatkan bahwa musuh-musuh Iran akan menghadapi nasib yang sama dengan nasibnya Saddam Hussein, jika menyerang Iran. Saddam yang mati dihukum gantung beberapa tahun lalu di Irak adalah musuh besar Iran yang telah memerangi Iran selama tahun 1980-1988.

"Musuh-musuh Iran tentu sudah mengetahui bahwa jika mereka memilih aksi militer terhadap Iran, mereka tentu membuat kesalahan perhitungan," kata Ali Rashid kepada wartawan Iran.

Menurut Rashid kemajuan kekuatan angkatan laut Iran di lautan telah meningkatkan kekuatan Iran menghadapi konfrontasi dengan Amerika dan sekutu-sekutunya.

Menurut Rashid bentuk ancaman terhadap Iran telah berubah seiring berjalannya waktu terkait dengan keberadaan Amerika yang sudah sangat lama di kawasan Timur Tengah. Namun menurutnya Iran menikmati posisinya yang unik sebagai kekuatan strategis yang diperhitungkan di kawasan.




REF:
"Iran in possession of very advanced drones: Vahidi"; Press TV, 28 Oktober 2012
"Enemies will face Saddam’s fate by attacking Iran: Commander"; almanar.com.lb; 27 Oktober 2012

No comments: