Thursday, 4 October 2012

KISSINGER: DALAM 10 TAHUN ISRAEL HILANG DARI PETA BUMI

Berulangkali Presiden Iran Ahmadinejad dan pejabat-pejabat Iran lainnya mengingatkan bahwa Israel telah sampai di ujung usianya. Oleh kebanyakan orang peringatan-peringatan itu dianggap sebagai "gertak sambal" yang tidak perlu diperhatikan. Sangat berbeda jika pernyataan seperti itu diungkapkan oleh zionis sejati, Henry Kissinger. Dan hal itulah yang terjadi.

"Dalam 10 tahun tidak akan ada lagi Israel," kata Kissinger kepada media berpengaruh Amerika The New York Times baru-baru ini.

Pernyataan Kissinger sangat jelas dan tegas: Pada tahun 2022 Israel sudah tidak akan ada lagi di peta bumi. Ia tidak mengatakan Israel dalam bahaya dan bisa diselamatkan dengan bantuan tanpa batas oleh Amerika. Ia tidak mengatakan jika rakyat Amerika memilih Mitt Romney maka Israel akan bisa diselamatkan. Ia juga tidak mengatakan bahwa jika Amerika menyerbu Iran maka Israel bisa diselamatkan. Ia hanya mengatakan: Israel akan lenyap dalam waktu 10 tahun. Titik.

Pernyataan Kissinger tersebut semakin menjadi sesuatu yang valid, meski ia telah didahului jauh-jauh hari oleh Ahmadinejad, setelah komunitas inteligen Amerika (The US Intelligence Community) dengan pendapat tentang lenyapnya Israel, meski tidak sepersis ramalan 10 tahunnya Kissinger.

Gabungan 16 lembaga inteligen Amerika dengan total anggaran mencapai $70 miliar (setara hampir Rp 700 triliun) telah mengeluarkan laporan bersama setebal 82 halaman dengan judul “Preparing for a Post-Israel Middle East.” Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa keberadaan 700.000 pemukim ilegal yahudi di wilayah Palestina yang diduduki Isreal cepat atau lambat tidak bisa lagi diterima oleh masyarakat internasional. Akibatnya keberadaan Israel akan seperti Afrika Selatan tahun 1980-an yang dikecam terus-menerus oleh masyarakat internasional dan berujung pada runtuhnya regim apartheid.
Koalisi Partai Likud yang berkuasa, menurut laporan tersebut, terus meningkatkan dukungannya pada aksi-aksi kekerasan dan tindakan-tindakan ilegal para pemukim yahudi seperti kebijakan membangun dinding pemisah dan pendirian pos-pos penjagaan militer. Semua itu pada akhirnya tidak bisa lagi diterima oleh rakyat Amerika dan dunia internasional. Selain tantangan masyarakat Amerika dan dunia, laporan itu menyebutkan bahwa Israel tidak akan sanggup melawan perlawanan rakyat Palestina yang semakin mengkristal akibat faktor-faktor seperti gerakan Kesadaran Islam atau Arab Springs serta pengaruh munculnya kekuatan Iran.

Pada masa lalu aspirasi rakyat Palestina diredam oleh regim-regim represif pro-Amerika/Israel. Namun setelah tumbangnya regim Shah Pahlevi di Iran diiringi munculnya negara Republik Islam Iran yang demokratis dan merefleksikan aspirasi rakyatnya yang pro-Palestina, satu demi satu regim otoriter anti-Palestina bertumbangan. Sebaliknya kini muncul negara-negara Islam baru yang lebih demokratis, lebih Islami, dan kurang bersahabat dengan Israel.

Dalam situasi seperti ini, menurut laporan itu, kekuatan militer dan ekonomi Amerika tidak bisa lagi menyelamatkan Israel. Demi menjaga hubungan baik dengan 57 negara Islam, Amerika dengan terpaksa akan membiarkan Israel "terisolir dan tenggelam".

Yang mengherankan adalah bahwa meski Kissinger adalah seorang zionis sejati, ia tidak tampak bersedih dengan masa depan Israel yang suram tersebut. Demikian pula dengan isi laporan komunitas inteligen Amerika yang sama sekali tidak mengekspresikan kesedihan atas nasib Israel. Padahal hampir semua pengamat politik dan inteligen tahu bahwa orang-orang yahudi mengendalikan komunitas inteligen Amerika.




Ref:
"Kissinger, US intelligence community endorse “World Without Israel”"; Kevin Barrett; Press TV; 27 September 2012

No comments: