Wednesday, 30 August 2017

Penjual Swike dan Roh Kodok

Indonesian Free Press -- Syahdan, di suatu kota kecil di suatu negara yang mayoritas warganya beragama Islam, ada seorang penjual swike yang populer di kotanya. Ia orang yang 'nyentrik'. Meski lulusan fakultas kedokteran ternama hingga pernah menimba ilmu di mancanegara, ia rela hanya menjadi seorang penjual swike.

Namun swikenya enak, begitu kata para penggemar daging kodok itu, hingga jualannya laris manis dan warung swikenya selalu ramai. Selain itu, di sela-sela kesibukannya si penjual swike menghabiskan waktu melakukan observasi tentang roh. Ya, ia memang terobsesi dengan 'dunia roh'. Ia kerap mengamati kodok-kodoknya, dan dengan keahliannya sebagai dokter, membedah satu per-satu dan mengamati kalau-kalau bisa menemukan roh kodok di dalamnya.


Suatu malam ia bermimpi bertemu 'malaikat' yang membisikkan 'ilham' kepadanya untuk bisa menemukan 'roh kodok'. Untuk itu ia harus menelan seekor kodok hidup-hidup, seekor kodok setiap hari selama sebulan berturut-turut. Beberapa waktu kemudian ia mengaku kepada para pengagumnya telah menyimpan roh-roh kodok di dalam botol-botol Equil. Jika dimasukkan ke dalam daging kodok yang sudah mati, maka kodok itu bisa hidup kembali, begitu katanya.

Penjual swike itu memang nyentrik dan memiliki kecerdasan jauh di atas rata-rata. Selain memiliki keahlian di bidang ilmu kedokteran, yang tidak pernah dipraktikannya untuk menolong manusia kecuali membedahi kodok-kodok, ia juga menguasai bahasa Arab yang dipelajarinya secara otodidak.

Percaya diri dengan kemampuannya berbahasa Arab, ia juga mulai bermain dengan tafsir Al Qur'an. Para pelanggannya, yang rata-rata juga tidak memiliki pengetahuan agama, mudah percaya dengan semua perkataan sang penjual swike. Apalagi dengan gelar dokter yang dimilikinya serta predikat ahli 'digital life' yang disematkan kepadanya oleh media-media liberal di negara itu. Para pengagumnya juga menggelarinya sebagai seorang 'hafiz' Qur'an.

Karena berbagai pujian itu, penjual swike itupun mabuk kepayang. Ia tidak peduli bahwa dalam Al Quran disebutkan adanya larangan bagi manusia untuk tidak terobesi dengan alam ruh, karena sangat berpotensi menyesatkan manusia.

"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra': 85)

Manusia, tanpa ijin Tuhannya, bahkan tidak bisa membedakan antara malaikat dan jin iblis yang menyamar. Seperti iblis yang menyamar sebagai malaikat dalam mimpi si penjual swike. Bahkan ketika iblis membisikkan bahwa Zaskia Gotik yang suka mengumbar aurat di depan umum dan asal-usulnya yang tidak jelas itu lebih sholeh dibandingkan Habib Rizieq yang cicit Nabi Muhammad, si penjual swike percaya begitu saja. Seorang pengagumnya bahkan kemudia menulis status di grop Facebook terkenal dengan puluhan ribu anggota, tentang kesolehan Zaskia Gotik dan kejahatan Habib Rizieq karena kasus chat porno yang sebenarnya adalah rekayasa penguasa.

Namun kini, penjual swike itu tidak lagi tinggal di kota kecil dan menghabiskan waktunya membedahi kodok. Ia sekarang tinggal di Istana. Ya, seorang pengagumnya telah menjadi presiden di negara itu dan memintanya untuk tinggal di Istana. Tugas dia, selain memberi 'nasihat spiritual' kepada Presiden, adalah merawat puluhan kodok peliharaan Presiden. Puluhan 'roh' kodok di dalam botol Equil itupun kini turut menghuni kamar khusus di Istana.(ca)

2 comments:

Kasamago said...

Nasib baik memang mampu memendam kepintaran dan nalar

Kaw kaw said...

https://www.newsbud.com/2017/08/29/breaking-journalist-interrogated-sacked-for-exposing-cia-nato-arming-of-terrorists/