Tuesday, 24 October 2017

Situasi Memburuk di Swedia karena Krisis Imigran, Tentara Dimintai Turun Tangan

Indonesian Free Press -- Swedia, seperti negara-negara Skandinavia lainnya, adalah negari yang selama ini dikenal sangat nyaman dan damai, aman dan makmur. Namun dalam beberapa tahun terakhir, situasinya telah berubah 180 derajat karena program imigranisasi yang dipaksakan oleh penguasa belakang layar Uni Eropa. Jika dibiarkan, dalam jangka panjang, eksistensi negara-negara Eropa terancam musnah.

Seperti dilaporkan situs Botkyrka Direct, 18 Oktober, politisi Partai Moderat Mikael Cederbratt telah menyerukan kepada militer untuk turun tangan melakukan tindakan pengamanan di wilayah-wilayah yang dikenal dengan istilah “jangan keluar rumah” atau 'no-go zones'. INi adalah wilayah-wilayah rawan kejahatan setelah banyaknya imigran tinggal di tempat itu, di antaranya wilayah Hallunda-Norsborg, Tensta, Rinkeby dan Husby di pinggiran kota Stockholm.


Dalam draft yang diajukan Cederbratt ke parlemen, tentara akan dikerahkan ke wilayah-wilayah rawan kejahatan itu untuk membantu polisi yang kewalahan. Usulan ini didukung oleh 19 anggota parlemen lainnya.

"Situasi di wilayah-wilayah ini telah sangat memburuk. Geng-geng telah mengambil alih kekuasaan dan politi telah pergi. Hukum Swedia tidak lagi berlaku di sini," kata tulis Mikael Cederbratt di blognya setelah pengajuan draf tersebut.

Menurutnya, situasi di Swedia sudah sangat membahayakan sehingga negara harus mendeklarasikan perang melawan kelompok-kelompok kejahatan.

"Dalam situasi perang, kita bisa mengerahkan seluruh kekuatan yang ada," tambah Cederbratt.

“ADalah kewajiban negara untuk menjaga tegaknya hukum, khususnya polisi. Namun polisi saat ini tidak lagi mampu menjaga ketertiban umum. Maka, pilihannya adalah militer dan kekuatan pertahanan," katanya lagi.

Menurutnya, militer di bawah komando polisi, bisa melakukan tugas-tugas yang tidak lagi bisa dilakukan polisi. Selanjutnya, polisi bisa berkonsentrasi menangani para pemimpin geng, sementara militer menjaga keamanan dan ketertiban.

“Sebagai contoh, sebuah bus polisi di Norsborg bisa diawaki oleh empat tentara yang dipimpin seorang inspektur polisi,” kata Cederbratt.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Seluruh Eropa mulai membunyikan Alarm nya..