Indonesian Free Press -- Iran dan Israel bersepakat untuk tidak melibatkan diri dalam operasi pembebasan Provinsi Daraa di Suriah Selatan setelah keduanya melakukan perundingan tidak langsung dengan perantaraan Jordania.
"Israel dan Iran terlibat dalam perundingan tidak langsung di Yordania, akhir pekan lalu, berkaitan dengan pertempuran di selatan Suriah, menurut Elaph, situs berita Saudi Arabia," demikian laporan Jerussalem Post, Senin (28 Mei).
Dalam perundingan ini Iran setuju untuk tidak terlibat dalam operasi pembebasan di selatan Suriah yang diperkirakan akan berlangsung tidak lama lagi. Sebaliknya Israel juga berjanji untuk tidak menghambat operasi pembebasan wilayah yang berbatasan langsung dengan Israel dan Yordania ini, selama Iran, Hizbollah dan milisi Shiah tidak terlibat.
Menurut laporan tersebut, perundingan antara Iran dan Israel berlangsung di sebuah hotel di Amman, Yordania. Para pejabat keamanan Iran berada di satu ruangan dan para pejabat Israel berada di ruangan lainnya. Pejabat Yordania mengantarkan pesan yang dikirim kedua pihak. Di antara pejabat Israel yang terlibat perundingan adalah wakil direktur Mossad. Sedangkan pejabat Iran yang terlibat adalah Dubes Iran untuk Yordania, Dr. Mostafa Moslehzadeh
"Kedua pihak mencapai kesepakatan dengan cepat yang bahkan mengejutkan para pejabat Israel sendiri," tulis Jerussalem Post.
Sementara itu situs militer dan inteligen Southfront melaporkan, Selasa (29 Mei) bahwa Suriah dan Rusia telah mengirimkan pesan melalui leflet yang dijatuhkan dari pesawat, kepada para pemberontak di Daraa dan wilayah selatan Suriah lainnya, untuk menyerah.
"Tentara Suriah telah datang. Ambil keputusan dengan cepat sebelum terlambat," demikian salah satu pesan tersebut berbunyi.
Southfront menyebut, sejumlah besar pasukan telah berada di Provinsi Daraa untuk mempersiapkan offensif besar-besaran. Mereka berasal dari pasukan khusus Tiger Forces, Divisi Lapis Baja ke-4, Divisi Lapis Baja ke-5, National Defense Forces, Liwa al-Quds (milisi Palestina pro-Suriah), dan milisi Syrian Social Nationalist Party.
Dalam pesan yang disampaikan, para pemberontak diminta untuk meletakkan senjata dan menarik diri ke wilayah Idlib dan Aleppo. Namun para pemberontak tidak gentar dengan ancaman tersebut. Beberapa kelompok pemberontak seperti Southern Front, Ahrar Nawa, Al-Maghawir dan Ahrar al-Golan, telah bersatu membentuk formasi baru bernama The Army of Salvation.
Menurut SouthFront, meski Iran dan Israel telah melakukan kesepakatan untuk tidak terlibat dalam pertempuran, Israel kemungkinan besar akan melanggarnya. Hal ini mengingat bahwa Israel akan terancam dengan konsentrasi pasukan Suriah dan milisi dukungannya di dekat perbatasannnya.
"Adapun Israeli, menurut sejumlah pakar, sangat sulit untuk mempercayai Israel pada saat pasukan Suriah menghancurkan para pemberontak di dekat Dataran Golan," tulis SouthFront.(ca)
No comments:
Post a Comment