Indonesian Free Press -- Suriah disebut-sebut masih menahan ratusan personil militer dan inteligen negara-negara Barat, Amerika, Arab dan Israel. Demikian seperti dilaporkan Sputnik News, Selasa (29 Mei)
"Sebagai contoh, ada sekitar 300 tentara Perancis dengan berbagai pangkat. Kami mengetahui adanya sejumlah tekanan kepada pemerintah Suriah untuk membebaskan para tawanan ini. Namun, harapan ini sepertinya tidak akan terpenuhi karena sekarang situasi berada di pihak pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya," kata Akram al Shalli, staff ahli dari kantor rekonsiliasi dan pembanguna kembali Suriah yang didirikan Rusia.
Menurut Shalli, keberadaan tawanan-tawanan itu membuktikan gagalnya misi Amerika, negara-negara Barat, Arab serta Israel untuk menggulingkan regim Bashar al Assad.
Bahkan serangan rudal Amerika dan sekutu-sekutunya ke Suriah beberapa waktu lalu, tidak memberikan pengaruh banyak karena hanya ditujukan untuk menyelamatkan muka para pemimpin Barat. Mereka telah memberitahukan rencana serangan dan titik-titik sasaran ke Rusia dan Suriah.
"Itu dilakukan agar para pemimpin Barat tidak kehilangan muka di hadapan rakyatnya," kata Shalli lagi.
Menurut Shalli, keberadaan para tawanan itu memberikan keuntungan ganda bagi pemerintah Suriah, selain kegagalan rencana Barat, juga sebagai kartu truf dalam pembicaraan damai Suriah di masa mendatang.
“Penyelesaian konflik Suriah tergantung pada situasi lapangan. Kini para agressor terus mengalami kekalahan dan tidak mampu melancarkan serangan besar-besaran terhadap militer Suriah. Maka , pemerintah Suriah kini bisa menentukan syarat-syarat perdamaian," tambah Shalli.(ca)
No comments:
Post a Comment