Wednesday, 23 May 2018

Suriah dan Turki Bersatu Lawan Amerika dan Kurdi

Indonesian Free Press -- Meski Turki pada awalnya mendukung pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar al Assad, pada akhirnya Turki akan bersatu bersama Suriah untuk menghadapi Amerika dan Kurdi. 

Demikian pernyataan wartawan senior Turki Mustafa Ilker Yücel kepada Sputnik News, Selasa (22 Mei).


Yücel yang saat ini menjabat Pimpinan Redaksi koran 'Aydinlik', koran berdiri sejak tahun 1920-an, mengatakan bahwa pemerintah Turki tidak pernah benar-benar menentang Bashar al Assad, dan kini tengah menggunakan status kota Afrin (kota Kurdi-Suriah yang diduduki Turki) sebagai 'alat tawar' untuk berunding dengan Suriah.

"Bahkan jika (Presiden) Erdogan bermaksud untuk tetap menguasai Afrin, ia tidak akan melakukannya. Erdogan akan mencoba menggunakan Afrin sebagai alat tawar dengan Damaskus untuk memperkuat posisinya. Ini adalah gayanya (Erdogan). Banyak orang Turki dan pejabat Turki berpendapat tidak ada alasan untuk terlalu fanatik membenci Assad. Saya rasa negosiasi dan preses diplomatik di Astana dan Sochi akan memfasilitasi kembalinya Afrin ke Suriah,” kata Ilker Yücel, Selasa.

“Erdogan harus mengakui kemenangan Assad pada beberapa level. Negara-negara Barat juga menyadari tidak bisa menggulingkan Assad dan harus melakukan penyesuaian. Adapun Erdogan adalah politisi yang ambisius, maka ia perlu waktu lebih lama sedikit untuk menyadarinya.”

Yucel mengatakan bahwa saat ini Suriah dan Turki tengah sama-sama berperang melawan Amerika dan proksinya, Kurdi. Maka mereka harus bersatu untuk mewujudkan misinya.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Semoga tercipta Koalisi yg saling menguntungkan