Friday, 18 May 2018

Rusia Siagakan Kapal Perang, Batalkan Pengiriman S-300 ke Suriah

Indonesian Free Press -- Rusia menyiagakan kapal-kapal perangnya di Suriah namun pada saat yang sama membatalkan pengiriman sistem pertahanan udara S-300. Demikian laporan Reuters, Kamis (17 Mei). 

Seperti dilaporkan Reuters, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu (16 Mei) mengatakan bahwa kapal-kapal perang Rusia yang memiliki senjata rudal jelajah 'Kalibr' akan ditempatkan secara permanen di Suriah untuk memerangi terorisme.


"Perkembangan ini menunjukkan bahwa Rusia telah meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah sejak terlibat dalam konflik Suriah tahun 2015, yang telah membalikkan keadaan perang sipil di Suriah untuk keuntungan sekutunya, Presiden Bashar al-Assad.

Putin juga menambahkan, hanya kapal-kapal perang permukaan yang akan ditempatkan secara permanen di pangkalan lautnya di Suriah. Kapal selam tidak termasuk di antaranya.

Rusia telah beberapa kali menembakkan rudal-rudal jelajah Kalibr ke posisi-posisi pemberontak di Suriah melalui kapal-kapal perang dan kapal selam yang berada di Laut Tengah dan Laut Kaspia. Rudal Kalibr merupakan rudal jelajah andalan Rusia yang telah menunjukkan penampilan yang mengesankan dalam konflik Suriah. Memiliki jangkauan hingga 2.000 km rudal ini menghujam sasaran dengan kecepatan sekitar 3.000 km per-jam, jauh dari rudal jelajah Amerika Tomahawk yang terbang di bawah kecepatan suara.

Saat ini Rusia memiliki pangkalan laut di Tartus dan pangkalan udara di Hmeimim, Syria.

Bulan lalu, setelah terjadinya serangan rudal oleh Amerika, Inggris dan Perancis ke Suriah, Rusia mengumumkan akan mengirim sistem pertahanan udara canggih S-300. Ini adalah ancaman serupa oleh Rusia yang ke-sekian kalinya yang sangat mengkhawatirkan Israel karena mengancam dominasi udara Israel atas Suriah selama ini. Tidak mengherankan jika Israel langsung melobi Rusia untuk membatalkan rencana ini.

Pada hari ini (Jumat, 18 Mei), Rusia mengatakan tidak ada pembicaraan tentang pengiriman S-300 ke Suriah. Rusia membantah hal ini berkaitan dengan kedatangan PM Israel Benjamin Netanyahu ke Rusia baru-baru ini.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Seperti nya buah kesepakatan Russia Israel.. Russia menunda pengiriman S300, sebaliknya Israel menunda serangan rudal nya..