Saturday, 18 June 2016

Bebaskan Fallujah dari ISIS, Irak Khawatirkan Saudi

Indonesian Free Press -- Militer dan milisi Irak akhirnya berhasil membebaskan kota Fallujah dari para teroris ISIS. Namun kekhawatiran merebak bahwa Saudi akan berusaha mengeluarkan para teroris dari penjara.

Seperti dilaporkan situs independen yang cukup kredibel, Veterans Today, 16 Juni lalu, Saudi Arabia diduga kuat berniat akan membebaskan para teroris ISIS dari penahanan Irak, terutama setelah kelompok teroris itu semakin terdesak di Fallujah.

Upaya pembebasan para teroris itu direncanakan dilakukan di penjara al-Hout jail yang terletak di Provinsi Dhi Qar.

"Thamir al-Sabhan, Dubes Saudi di Baghdad, tengah merancang sebuah plot untuk membantu para teroris melarikan diri dari penjara al-Hout,” tulis Veterans Today yang mengutip dari media Iran FARS News Agency, Rabu (15 Juni).

Menurut laporan itu, dalam rencana itu operasi pembebasan diawali dengan serangan bom bunuh diri dan bom mobil di pintu masuk penjara, dilanjutkan dengan kerusuhan di dalam penjara. Sebelumnya para teroris sudah mendapatkan senjata yang diselundupkan untuk melumpuhkan penjaga penjara.

Laporan ini menyusul pernyataan Mendagri Saudi yang mengakui negaranya telah membantu pendanaan kelompok-kelompok teroris di kawasan.

Dalam pernyataannya baru-baru ini yang dimuat di situs Al Arabiya, Jubir Kemendagri Saudi Jendral Mansour al-Turki mengatakan bahwa negaranya akan menindak setiap penggalangan dana tanpa ijin kepada kelompok teroris Al-Nusra dan ISIS.

Dalam pernyataan itu ia menyebutkan bahwa semua sumbangan dan penggalangan dana (termasuk untuk para teroris) harus melalui pemerintah Saudi, yaitu melalui Yayasan King Salman Center.

Dalam pernyataannya itu Jendral Turki menyebutkan pihaknya telah melakukan tindakan hukum kepada 226 orang yang diduga telah melakukan penggalangan dana bagi para teroris dan membekukan lebih dari 117 rekening bank yang diduga digunakan untuk menggalang dana bagi para teroris.

Terkait dengan hal itu pejabat Kemenlu Irak menuntut Saudi untuk memberikan penjelasan tentang kegiatan penggalangan dana bagi para teroris itu.

"Kami menunggu pejabat Saudi untuk menjelaskan tentang pernyataan Kemendagri Saudi tentang pendanaan untuk ISIS,” kata pejabat Irak yang tidak disebutkan namanya, kepada media Arab al-Mayadeen.

"Mengumpulkan dana untuk ISIS di Saudi Arabia merupakan pelanggaran nyata terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB,” tambah pejabat itu.

Sebelumnya Jendral Al-Turki dilaporkan telah mengatakan bahwa keberadaan milisi Syiah Al-Hashd al-Shaabi dalam operasi pembebasan Fallujah, kota yang mayoritas warganya Sunni, telah mendorong warga Saudi untuk menggalang dana bagi kelompok ISIS.

Sementara itu menyusul pembebasan Fallujah, Jumat kemarin (17 Juni) Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi memberikan ucapan selamat kepada seluruh rakyat Irak dan menyebutkan bahwa tidak ada tempat bagi ISIS di bumi Irak.

"Saya telah berjanji bagi pembebasan Fallujah dan kita berhasil. Pasukan kita menguasai seluruh kota (Fallujah) kecuali beberapa kantong kecil yang harus dibersihkan dalam beberapa jam," kata Haider al-Abadi dalam pidato yang disiarkan televisi Irak, Jumat malam.

"Tidak ada tempat bagimu dan kamu akan dihukum atas semua kejahatan yang dilakukan. Seluruh rakyat Irak bersatu melawanmu (ISIS). Pergilan dari negeri ini, karena Irak untuk bangsa Irak,” tambah Abadi.

Selanjutnya Abadi menjanjikan pembebasan Mosul sebagai prioritas berikutnya.

Pemerintah Iran juga memberikan selamat atas pembebasan Fallujah.(ca)

2 comments:

Kasamago said...

Saatnya Irak melaporkan tindakan Saudi ke PBB dan mahkamah internasional..

Unknown said...

Semoga saudi cpt bangkrut,