Indonesian Free Press -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengabaikan surat dari Presiden Turki Reccep Erdogan yang mengajak Rusia untuk memulihkan hubungan kedua negara. Sanksi ekonomi yang diterapkan Rusia sebagai balasan atas aksi penembakan pesawat Rusia oleh Turki telah membuat ekonomi Turki morat-marit.
"Yang terhormat Tuan Presiden (Putin). Atas nama rakyat Turki, saya mengucapkan selamat kepada seluruh bangsa Rusia pada 'Hari Rusia', dan berharap bahwa hubungan antara Turki dan Rusia akan kembali pulih seperti seharusnya," demikian bunyi surat Erdogan seperti dilansir Newsweek, minggu lalu.
Menurut laporan itu, surat tersebut mencerminkan keputus-asaan Turki atas situasi buruk yang dialami Turki di Suriah, selain kondisi ekonomi yang memburuk berat. Dalam konteks Suriah, Turki tidak bisa lagi menghentikan gerak maju milisi Kurdi Suriah, yang bersama kelompok Kurdi Turki mengancam untuk membentuk negara Kurdi yang meliputi sebagian wilayah Turki. Turki bahkan tidak bisa lagi menerbangkan pesawat tempurnya di dekat perbatasan Suriah karena tidak ingin ditembak jatuh sistem pertahanan canggih Rusia.
Terkait dengan surat itu, Otoritas Rusia hanya mengatakan bahwa Rusia tidak akan membalasnya karena Turki tidak menunjukkan itikad baik dan jujur. Jika Turki beritikad baik, maka terlebih dahulu harus meminta ma'af atas penembakan pesawat Rusia dan mengubah kebijakannya terhadap kelompok-kelompok teroris di Suriah. Demikian laporan itu menyebut.
"Turki setengah mati berusaha menormalisasi hubungan kedua negara, bukan hanya karena masalah ekonomi. Di sektor ekonomi, kerugian karena hilangnya pendapatan dari 4 juta turis Rusia setiap tahun telah menghancurkan sektor pariwisata Turki yang telah morat-marit karena keberadaan kelompok ISIS dan PKK (Kurdish Socialist Worker’s Party).”
"Putin terlalu pintar bagi Erdogan. Ia menghindari jebakan yang dipasang Turki untuk memaksa Rusia mengikuti rencana yang dibuat Amerika/NATO/Israel/Saudi di Suriah," tulis Veterans Today terkait hal ini, 17 Juni lalu.
"Sanksi ekonomi Rusia kepada Turki telah menggoyahkan kekuatan regim Erdogan. Pada saat yang sama, diplomasi catur Putin dan visi strategis Putin lebih luas dibandingkan Erdogan dan sekutu-sekutunya dalam menghadapi Rusia dan Iran. Putin akan memilih waktu, tempat dan methode yang tepat untuk menghadapi musuh-musuh Rusia, yang menguntungkan Putin dan negaranya," tambah Veterans Today.(ca)
1 comment:
hubungan tidak akan pulih selama tiada pernyataan maaf terkait jatuhnya Su24 Russia.. Hal yg mudah tp terasa sulit dilakukan Turki
Post a Comment