Thursday, 30 June 2016

Media Utama Israel Sebut Selama Ini Inggris Pion Israel

Indonesian Free Press -- Media utama Israel Haaretz mengkonfirmasi bahwa selama ini Inggris hanya berperan sebagai boneka Israel dalam persekutuan Uni Eropa.

"Dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, Israel kehilangan asset utama di Uni Eropa. Selama ini Inggris telah membantu Israel dengan melunakkan sikap Uni Eropa tentang proses perdamaian (Israel-Palestina), mengkonter kritikan hingga mengecam balik langkah negara-negara penentang Israel di PBB. Dengan Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa), kini suara-suara pro-Palestina akan semakin dominan," tulis Haaretz, 26 Juni lalu.

Menurut pengamat zionisme dan aktifis pro-Palestina, Gilad Atzmon, di blognya yang terkenal, status Inggris telah turun sedemikian rendah menjadi vassal Israel karena dominasi lobbi yahudi di Inggris.

Menurut Gilad dengan mengutip laporan Haaretz, Perdana Menteri David Cameron bertemu sejumlah pemuka Yahudi beberapa hari sebelum referendum pemisahan Inggris dari Uni Eropa. Dalam pertemuan itu, Cameron dilaporkan mengatakan kepada para pemuka yahudi:

"Apakah Anda sekalian menginginkan Inggris, yang merupakan sahabat terbesar Israel, berada di depan menentang gerakan boikot, divestasi dan sanksi terhadap Israel, ataukh Anda ingin kami berada di luar (Uni Eropa), tidak berdaya untuk memperngaruhi jalannya diskusi-diskusi?”

Meski 52% warga Inggris memilih keluar dari Uni Eropa, mayoritas orang yahudi tampaknya tidak demikian.

"Mungkin Brussels (Uni Eropa) perlu untuk membiasakan diri dengan elemen-elemen di kalangan yahudi Inggris yang ingin memperlemah atau bahkan membubarkan Uni Eropa. Saya rasa rakyat Inggris bisa melihat bahwa politisi-politisi mereka secara berulangkali mengkompromikan kepentingan nasional mereka. Munculnya Boris Jonson, Michael Gov dan Theresa May tidak akan mengubah fakta ini. Press Israel telah mengkonfirmasi bahwa ketiga politisi ini adalah pendukung paling kuat dari zionisme di Inggris maupun luar Inggris," tulis Gilad lagi.(ca)

No comments: