Indonesian Free Press -- Media terbesar Amerika, USA Today, hari Selasa (8 Juni), menyebut Iran akan memenangkan peperangan melawan Amerika di Teluk Parsia.
"Dan sebuah rudal Iran yang beruntung atau serangan beramai-ramai (swarming attack) berhasil mengenai sebuah kapal perang besar Amerika bisa menghancurkan skenario Amerika dan mengirimkan para diplomat ke Geneva untuk mencari penyelesaian diplomatik atas krisis yang terjadi. Dengan kata lain, Iran menang," tulis laporan yang ditulis James S. Robbins tersebut.
Laporan tersebut berdasarkan sebuah simulasi yang dibuat para pakar militer Amerika tahun 2002 dengan kode “Millennium Challenge”, menanggapi ancaman Iran baru-baru ini untuk memblokir Selat Hormuz jika Amerika terus mengancam Iran.
"Amerika mengalami kekalahan besar, termasuk kehilangan sebuah kapal induk dan 10 kapal jelajah (cruiser). Sejak itu kemampuan militer Amerika di Teluk Parsi merosot tajam sementara pada saat yang sama Amerika harus menghadapi tekanan dari Rusia dan Cina," tulis laporan itu terkait simulasi tahun 2002.
Harus diingat, simulasi itu dilakukan 14 tahun yang lalu, saat angkatan laut Iran masih mengandalkan rudal-rudal anti-kapal lama buatan Cina, Silkworm, dan kapal-kapal cepat berpeluru kendali yang menyerang kapal musuh dengan keroyokan. Saat ini Iran sudah memiliki torpedo tercepat di dunia dan rudal ballistik anti-kapal Khalij Fars. Rudal jenis ini bahkan belum dimiliki oleh Amerika dan hanya dimiliki oleh Cina dan Rusia. Kapal-kapal cepat Iran kini juga jauh lebih cepat dan 'powerfull'.
"Ketika Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz, kita mungkin akan berkata , “Silakan saja.” Namun sayangnya kita harus merespon ancaman-ancaman itu dengan lebih serius," tulis Robbins.
Bulan lalu Jendral Hossein Salami, Wakil Panglima Pasukan Pengawal Revolusi, mengancam akan menutup Selat Hormuz jika Amerika mengancam Iran.
"Jika Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan ingin melalui Selat Hormuz dan mengancam kita, kita tidak akan mengijinkannya," katanya.
Pernyataan itu menyusul pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang mengecam keberadaan militer Amerika di Teluk Parsia.
Dalam latihan perang laut Iran “Great Prophet 9" tahun 2015, Iran menggunakan tiruan kapal induk Amerika untuk dijadikan sasaran serangan. Kemudian pada akhir tahun lalu, Iran menembakkan roket di dekat sebuah kapal perang Amerika. Sebulan kemudian pada awal tahun ini, Iran kembali menembakkan rudal di dekat kapal perang Amerika. Disusul kemudian dengan drone-drone Iran yang mendekati tanpa ketahuan kapal induk Amerika.(ca)
1 comment:
Satu lagi, Bangsa Iran dg SDA & SDM nya yg besar tidak akan mudah ditaklukan secara militer.. sm dg Rusia di Eropa Timur, British di eropa barat, Indonesia di Asia
Post a Comment