Oleh. Hizbullah Ivan (Pegiat Kajian Sosial Politik, Keagamaan - Pemuda Hijrah)
Indonesian Free Press -- Sebetulnya,, saya dan rekan2 yg aktif mengikuti dan mengamati Gerakan Umat dalam sebuah tindakan kolektif Aksi Bela Islam, terlebih jika mengikuti soliditas rekan2 API JABAR yg selalu istiqamah, tidak pernah sekalipun absen meninggalkan Aksi Kawal Sidang, maka niscaya kita tidak akan merasa kaget dengan manuver kejaksaan pada hari Selasa lalu dalam gelaran sidang ahok dengan agenda Pembacaan tuntutan JPU.
Kami paham betul bahwa Negara ini tengah ter-kooptasi oleh sebuah kekuatan kapital,, yg di-hagemoni oleh penguasa konsesi ekonomi (Mafia Taipan Blok Jimbaran dan Pengusaha Jajaran Prasetya Mulya) yg juga terlibat dalam "makar" 98. Sebut saja misalnya Sofyan Wanandi, James Riyadi, TW, Liem Group dan aneka makhluk sipit lainnya yg terlibat dalam kasus skandal pengemplang dana BLBI. Ditambah kecung-kacung pribumi yg harga dirinya tak lebih "mahal" dari jumlah bayaran yg diterimanya.
Sayangnya,, terlalu banyak pengkhianat bangsa ini dimana skenario mereka tak terlihat dan tak terbaca oleh sebagian generasi muda bangsa Indonesia, khususnya pemuda Islam. Sehingga tak jarang,, Umat Islam terkesan hanya dijadikan komoditi para "bandar" untuk menuai skenario konflik demi menutupi kebusukan mereka.
Maka jangan heran, jika sampai hari ini kita banyak menemukan hal-hal lucu dan memuakkan yg disuguhkan para pejabat dan aparat penegak hukum. Seringkali kita mendengar tuduhan2 tak masuk akal yg dialamatkan pada Umat atau pemimpin gerakan Islam,, dari mulai makar 212, dana infaq umat yg dituduh sebagai Money Laundry, makar 313 melalui gorong2,, tindakan korupsi yg dibantah unsur ketua KPK dengan alasan tak berperan aktif, hingga tuntutan jaksa yg belum di-ketik. Dan yg terbaru adalah,, pernyataan Kapolda metro yg mengatakan bahwa penyiraman air keras pada Novel Baswedan adalah terkait bisnis Jilbab sang istri pada pasar on-line dan tanah Abang. Masya Allah...
Bukankah kebodohan itu tampak disengaja,, agar umat terpantik, marah, dan jengah..? Karena situasi inilah yg diharapkan para "bandar" supaya tercipta situasi chaos. Tujuannya adalah, menuai konflik horizontal diantara elemen bangsa supaya berbagai catatan kejahatan para mafia lenyap begitu saja,, persis seperti grand design yg luput dari pengamatan dalam tragedi 98.
Khusus utk hal ini, masalah Ahok adalah momentum yang sangat ideal utk memainkan eskalasi psikologis massa.
Menyoal sidang Ahok Selasa lalu, alasan jaksa belum selesai mengetik tuntutan, adalah lebih krn tekanan Jaksa Agung yg memang berasal dari politisi Nasdem, partai pendukung Sang Durjana Petahana.
Ketikan materi tuntutan bolehlah dibilang belum siap, tapi faktanya bahwa jabatan dibalik lembaga Kejaksaan Agung memang otomatis menjadi pendukung ahok. Konsekuensi logisnya adalah,, tak mungkin Kejaksaan akan bersikap fair apalagi netral di kasus ahok. Percayalah..
Kami tidak kaget,, karena berdasarkan pengamatan sebelum gelaran sidang dimainkan, kami telah menyimpulkan bahwa Ahok kemungkinan akan lepas. Betapa tidak,, bukankah di-tersangkakan-nya seorang Ahok itu adalah lantaran karena adanya tekanan dalam aksi 411 dan 212..???
Apakah teman2 yakin,, hukum akan berbuat adil men-tersangka-kan Ahok jika umat tidak turun ke jalan..?
Kembali pada kasus sidang Ahok,,
Izinkan saya analisa sedikit, menurut kejadian yg sesungguhnya berdasarkan informasi seorang kawan yg memiliki jejaring pada Ring 1 kelompok elite rezim.
1. Pada suatu malam,, pengusaha yg notabene seorang Avangelis (Kristen Ortodox) yg juga terkoneksi pada jaringan Yahudi Texas Connection, James Riyadi, ngamuk ketika mendengar dan mengetahui elektabilitas ahok yg trend-nya menurun sehingga kalah oleh popularitas Anies. Dia lalu telp Surya Paloh, kacungnya yg jd proxy pengelola Metro TV.
2. Melihat Boss-nya murka,, SP segera susun rencana dgn merapatkan barisan bersama Megawati, Yorrys Raweyai (Kader Kristen dalam KASEBUL yg digunakan "bandar" utk memecah golkar) HM. Prasetyo dan Kapolda Metro. Mereka menggelar pertemuan di tempat "tersembunyi."
3. Hasil rapat itu, diputuskan Ahok harus menang dgn segala cara. Maka dimintalah Bambang Gunawan, Kejaksaan & polisi menyusun suatu cara (diketahui LBP).
* *Perlu diketahui teman2 sekalian*,, bahwa semenjak kasus Ahok ini mencuat ke permukaan,, lalu melahirkan gerakan umat yg mau tidak mau lalu bergeser ke-dalam ranah keagamaan (fakta mengatakan bahwa 2020 adalah tahun tuai kaum Nashrani dibawah komando James Riyadi, utk meng-kristen-kan Nusantara. Karena itu unsur aparat negara baik TNI, POLRI, dan juga BIN, sebetulnya telah terbelah ke dalam 2 kutub utama. Yakni Golongan "Hitam" dan golongan "Putih". Tentang apa itu golongan hitam dan putih,, saya kira rekan2 sdh memiliki kemampuan utk membaca. Pada intinya,, tidak semua personel kenegaraan, berpihak pada rezim penguasa dan setan taipan.
4. Dibuatlah skema bahwa tuntutan kpd ahok dlm sidang penistaan agama harus ditunda sebelum pencoblosan. Krn itu berbahaya dan mengancam elektabilitas ahok.
5. Maka jangan heran ketika beberapa hari sebelum sidang,, kepolisian & Kejaksaan menyurati Pengadilan agar menunda sidang pembacaan tuntutan. Ini manuver yg pertama...
6. Didalam sidang,, Hakim menolak sidang ditunda atas alasan JPU itu. Maka HM. Prasetyo diminta SP untuk 'mengendalikan' situasi. Maka muncullah dagelan: TIM JPU BELUM SELESAI NGETIK MATERI TUNTUTAN.
7. Untuk membendung banjir pemberitaan media akibat alasan konyol Jaksa ini, maka harus ada operasi pengalihan. Dibawah koordinasi dengan golongan "hitam" di dalam BIN,, maka diambil alternatif bahwa Novel Baswedan harus dihantam.
8. "Menghantam" Novel Baswedan, bagi kelompok ahok itu ibarat sekali pukul menang banyak! Selain karena Novel Baswedan adalah saudara Anies Baswedan, yg paling utama adalah karrna saat ini berbagai kasus korupsi yg menyeret nama Sang Durjana Ahok,, sedang disidik oleh Novel Baswedan. (Novel Baswedan, selain sebagai penyidik senior KPK dr unsur POLRI,, beliau diduga meruoakan juga anggota jejaring rahasia dari kelompok "putih'' dalam tubuh BIN.)
9. Mengenai siapa Novel ini, diduga tercium oleh org-nya BG. Maka sangat logis ketika Novel akhirnya menjadi target 'kuadrat' dari BG.
(BG memiliki dendam pribadi lama ketika kasus rekening gendut di-sidik Novel Baswedan yg sempat membuatnya jd tersangka)
10. Pukulan berikutnya yg menghantam Novel Naswedan,, sekaligus jg utk hentikan liar-nya kasus E-KTP yg melibatkan banyak nama politisi, terutama dari kubu "hitam". Termasuk nama Sang Durjana,, Ahok. Sekali lagi,, bahwa mayoritas koruptor E-KTP ada di kubu ahok (Hitam)
11. Sasaran berikutnya yg menjadi alasan menghantam Novel adalah untuk alihkan perhatian media & publik dlm konyol-nya alasan jaksa yg blm siap membacakan tuntutan karena materi belum sempat di-ketik.
12. Sila dikaji oleh kawan2 semua.
Pilgub DKI tinggal beberapa hari - menjelang putaran 2 ini, elektabilitas Ahok cenderung turun dibawah Anies (selisih 7-8 %) - Kejaksaan Belum selesai ngetik - sebelum sidang dimulai pada Selasa lalu,, Novel disiram air keras - fakta adanya dendam Budi Gunawan terkait rekening gendut yg menjadikannya sebagai tersangka, dan menjadi sebab gagalnya BG menjabat KAPOLRI - korupsi E-KTP yg menyeret Ahok dan kelompoknya - Kasus Sumber waras yg sedang disidik Novel - dll. Saya sangat meyakini ada benang merah yg saling mengaitkan seluruhnya.
Harapan saya, semoga Allah Subhanahu wa ta'ala menguatkan dan melindungi Umat Islam Indonesia,, menyatukan dan merapatkan barisan mereka agar tetap istiqamah dalam shaf dan barisan para ulama, tetap mengawal kasus ini dengan santun,, jangan terpantik dan jangan terpancing emosi agar niat dan kaifiyat "Jihad" tidak kontra dengan tata nilai dan Ittiba tuntutan agama.
WALLAHU'ALAM
(Wallahu ya'lamu wa antum laa ta'lamuun)
Wassalam.
(Wallahu ya'lamu wa antum laa ta'lamuun)
Wassalam.
Hizbullah Ivan
(Pegiat Kajian Sosial, Politik, Keagamaan - Pemuda Hijrah)
(Pegiat Kajian Sosial, Politik, Keagamaan - Pemuda Hijrah)
1 comment:
Ketika penguasa dan kekuatan kapital tak berpihak pd keadilan dan kebenaran, Maka hanya Allah SWT lah sang Maha Pencipta yg akan membuat perhitungan..
Dan yg pasti Dalang teror Novel tk mungkin terungkap. Semangat trus utk KPK..
Jayalah NKRI
Post a Comment