Monday, 17 April 2017

Lebih dari 60 Anak Tewas dalam Serangan Teroris Hari Paskah di Suriah

Indonesian Free Press -- Lebih dari 60 anak-anak tewas dalam serangan teroris terhadap konvoi pengungsi di Provinsi Aleppo, 16 April. Demikian pernyataan organisasi PBB untuk anak-anak UNICEF, seperti dilaporkan Russia Today, 17 April.

"Setelah enam tahun peperangan dan bencana kemanusiaan di Syria… enam tahun patah hati bagi banyak kelurga di Syria, muncul horror baru yang mematahkan hati semua orang yang memiliki keluarga,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Anthony Lake, Senin (17 April).

"Lebih dari 60 anak-anak dilaporkan tewas dalam serangn terhadap konvoi bus kemarin di luar Aleppo. Satu konvoi dari keluarga-keluarga yang telah sangat lama mengalami banyak penderitaan. Kini, mereka yang selamat harus menanggung kehilangan yang sangat menyakitkan,” tambahnya.

Lake mendesak publik untuk tidak hanya bersedih, namun juga bertindak untuk memastikan berakhirnya perang dengan segera.


Menurut laporan sejumlah media berdasar pernyataan para aktifis jumlah keseluruhan korban serangan tersebut mencapai 125 orang. Serangan terjadi saat pemerintah Suriah dengan dukungan masyarakat internasional mencoba mengevakuasi warga sipil dan pemberontak dari 4 kota yang sebelumnya diduduki pemberontak dan telah berminggu-minggu dikepung oleh pasukan pemerintah.

Menurut Russia Today banyaknya korban anak-anak dalam insiden itu karena serangan menghantam sebuah van yang dikelilingi anak-anak yang berebutan mendapatkan kentang goreng.

Sampai saat ini belum ada pihak yang mengklaim sebagai penanggungjawab serangan. Namun, dari preseden-preseden sebelumnya, pemberontaklah yang melakukannya.


Putin Tuduh CIA

Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh dinas inteligen Amerika CIA sebagai dalang hampir semua aksi terorisme di dunia.

Seperti laporan situs Your News Wire, 15 April, pernyataan Putin tersebut terkait dengan serangan teroris di St. Petersburg awal bulan ini.

Berbicara di dalam forum tertutup di kota St. Petersburg, Putin dilaporkan mengatakan, "Jika CIA menumpahkan darah warga Rusia, mereka akan menyesal telah membangunkan beruang Rusia dari tidurnya.

Menurut Putin CIA adalah elemen utama dalam sebuah 'deep state', yang menjadi ekspresi dari kelompok oligarki dunia yang ingin mewujudkan visi New World Order. Putin menambahkan bahwa bukti-bukti sangat kuat yang mengaitkan CIA dengan segala bentuk terorisme.(ca)

No comments: