Wednesday 13 December 2017

Negara-Negara Islam Tegas Akui Jerussalem Ibukota Palestina

Indonesian Free Press -- Para pemimpin dan pejabat utusan organisasi negara-negara Islam (IOC) dengan tegas menolak klaim Amerika dan Israel tentang Jerussalem sebagai ibukota Israel. Mereka menyatakan Jerussalem sebagai ibukota Palestina.

Seperti dilaporkan Press TV, Rabu (13 Desember), dalam pertemuan darurat tingkat tinggi IOC di Istabul hari itu IOC menyerukan kepada negara-negara di dunia untuk mengakui Jerussalem sebagai ibukota Palestina. IOC juga mengecam langkah AS yang mengakui Jerussalem sebagai ibukota Israel dan menyebutnya sebagai langkah yang tidak menghormati proses perdamaian Palestina-Israel.

Pertemuan tersebut digelar sebagai respons atas langkah Presiden AS Donald Trump yang mengakui Jerussalem sebagai 'ibukota abadi Israel'.


"OIC menolak dan mengutuk dengan sangat keras keputusan sepihak Presiden AS yang mengakui Jerusalem al-Quds sebagai apa yang disebutnya ibukota Israel, negara penjajah (the occupying power).”

IOC juga menyebut langkah Donald Trump itu sebagai ilegal dan 'sebuah langkah yang menyerang sejarah, hukum dan hak-hak rakyat Palestina, sebuah langkah yang secara sengaja telah mengabaikan semua upaya perdamaian, pendorong ekstremisme dan terorisme serta ancaman terhadap perdamaian dan keamanan dunia.'

OIC juga menegaskan kembali dukungannya bagi 'solusi dua negara' bagi Palestina dan Israel, sebagai langkah akhir penyelesaian konflik lama. Namun, sejumlah negara menyatakan Amerika tidak lagi bisa dipercaya untuk menjadi penengah dalam proses itu. Amerika juga dituduh bertanggungjawab atas konsekuensi buruk yang terjadi karena langkah pengakuan ibukota Israel itu.

Terhadap Israel, pernyataan bersama (komunike) IOC menyebutnya sebagai negara kolonial dan rasis.

Langkah drastis yang diambil Washington terkait Jerusalem al-Quds telah mengundang kecaman keras dari para pemimpin dunia dan menimbulkan aksi-aksi demonstrasi di berbagai penjuru dunia. Sejumlah negara sekutu Amerika pun mengecam langkah tersebut.

IOC didirikan tahun 1969 di Rabat, Maroko, setelah terjadinya insiden 'serangan arson' di Masjid Al Aqsa. IOC adalah organisasi internasional terbesar kedua setelah PBB.

Segera setelah keluarnya pernyataan bersama itu, Menlu Iran memuji sejumlah negara yang mengirim para pemimpin tertingginya, sembari mengkritik beberapa negara Arab yang hanya mengutus utusan, seperti Arab Saudi dan Mesir.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

I Can See, Jerussalem is the Capital of Palestine