Setelah berkali-kali mengalami kegagalan, termasuk akibat penentangan militer Perancis yang khawatir dengan keamanan kepentingan Perancis di Lebanon, akhirnya Amerika berhasil menekan Uni Eropa untuk memasukkan Hizbollah sebagai organisasi "teroris". Mengabaikan fakta bahwa Hizbollah adalah organisasi politik yang tergabung dalam pemerintahan resmi Lebanon serta fakta bahwa dasar tuduhan yang digunakan, yaitu serangan bom di Bulgaria beberapa waktu lalu oleh pemerintah Bulgaria dianggap tidak ada kaitannya dengan Hizbollah.
Hal ini kontan membuat Gilad Atzmon, seorang pejuang anti-zionisme dan pembela hak-hak Palestina, geram. Kegeramannya tersebut dituangkannya dalam tulisan di blognya, gilad.co.uk dengan judul "Tzipi and the Guardian"
"Tukang intervensi Eni Eropa, yang bersama Amerika telah melakukan tindakan-tindakan teror di seluruh bagian dunia yang kaya dengan minyak dan mineral, kemarin memutuskan bahwa gerakan "Perlawanan" Lebanon yang berjuang menentang pendudukan, sebagai gerakana teror dengan menetapkan gerakan Shiah (Hizbollah) sebagai organisasi teror. Betapa menyedihkan!" demikian tulis Gilad Atzmon.
Tidak hanya itu, Gilad juga mengkritik The Guardian, salah satu media terkemuka Inggris, yang dianggap telah bertindak tidak fair dengan memberi kesempatan Tzipi Livni (mantan menlu Israel) mengkampanyekan program-program jahat Israel, khususnya terkait dengan keputusan Uni Eropa tersebut di atas:
"The Guardian, yang dahulu dianggap sebagai media yang terhormat, cukup berani untuk menangkap isu ini, namun alih-alih menampilkan sesuatu yang humanis dan intelek serta kritis, mereka berpura-pura menampilkan "impartial position". Kemarin mereka mempublikasikan debat antara penjahat perang Tzipi Livni dengan Sami Ramadani."
Gilad mengkritik pemberian tempat bagi Tzipi Livni (menlu Israel saat menyerang Gaza pada akhir tahun 2008 hingga awal 2009) dalam debat tersebut. Alasannya Israel bukan anggota Uni Eropa, selain pihak yang melakukan tekanan untuk memasukkan Hizbollah sebagai kelompok teroris. Gilad bahkan menuduh The Guardian sebagai "penjaga Israel".
Meski demikian Gilad juga "bersyukur" karena dalam acara debat yang digelar "The Guardian" tersebut Livni telah membongkar "isi otak" zionisme.
"Livni bersikukuh, sebagai contoh, bahwa Hizbollah telah melakukan aksi teror terhadap penduduk sipil tak berdosa. Namun faktanya adalah Israel dan pemerintahan dimana Livni menjadi anggotanya, adalah mereka yang dengan jelas menjadi pelaku teror pada Perang Lebanon II dan dalam operasi militer "Cast Lead".
"Livni juga menyinggung tentang demokrasi dan nilai-nilainya. Sejarah telah mengajarkan kita betapa pentingnya untuk menentukan batasan-batasan dan kondisi bagi partisipasi demokrasi. Namun kenyataannya adalah Israel telah memenjarakan jutaan penduduk Palestina dan menjauhkan mereka dari hak-hak dasarnya."
"Namun Livni benar ketika ia menyimpulkan bahwa "pembedaan yang tegas antara partai politik yang sah dengan organisasi teroris sangat penting bagi keselamatan kebebasan, demokrasi dan moderasi. Berdasar hal itu Israel-lah yang harusnya ditetapkan sebagai aparat teroris selamanya. Israel telah menteror seluruh kawasan dan terus-menerus mengancam perdamaian dunia," tulisa Gilad.
REF:
"Tzipi and the Guardian"; Gilad Atzmon; gilad.co.uk; 23 Juli 2013
No comments:
Post a Comment