Saturday 6 July 2013

RUSIA TAWARKAN RUDAL PENGGANTI S-300 UNTUK IRAN

Rusia dikabarkan telah menawarkan beberapa rudal pengganti rudal S-300 yang gagal dibeli Iran akibat sanksi PBB. Rudal-rudal yang ditawarkan tersebut di adalah rudal TOR dan Antei-2500. Namun Iran tetap bersikukuh untuk mendapatkan S-300.

Sebelumnya sempat beredar rumor bahwa Iran dan Rusia telah mencapai kesepakatan untuk mengganti rudal S-300 dengan TOR. Namun dengan cepat kabar tersebut ditepis oleh para pejabat Iran.

"Laporan-laporan yang beredar tentang penggantian rudal S-300 dengan TOR kami bantah dengan tegas," kata Komandan Pangkalan Udara Khatam ol-Anbia Brigadir Jendral Farzad Esmayeeli kepada media Iran, Rabu (3/7).

Dalam pernyataan yang terkait bulan ini dubes Iran untuk Rusia Mohammad Reza Sajjadi, juga menegaskan bahwa Iran menolak tawaran rudal pengganti oleh Rusia. Menurut Sajjadi kepada media Rusia RIA Novosti Iran telah menolak usulan yang diajukan Rusia untuk mengganti rudal S-300 yang berdasarkan kontrak pembelian yang ditandatangani kedua negara harus sudah diserahkan tahun lalu. Rudal pengganti yang dimaksud adalah TOR.

Menurut Mohammad Reza Sajjadi sistem pertahanan udara Tor tidak bisa menggantikan fungsi S-300 dalam sistem pertahanan Iran.

Sementara itu Presiden Iran Ahmadinejad, di tengah kunjungannya ke Rusia pada hari Senin (1/7) mengungkapkan harapannya bahwa masalah pengiriman rudal S-300 akan segera bisa diselesaikan.

“Kolega-kolega kami tengah mengadakan negosiasi dalam masalah ini dan saya berharap masalah ini akan segera terselesaikan dengan baik," kata Ahmadinejad di hadapan para pejabat Rusia di Moskow.

“Saya melihat masa depan yang sangat baik bagi kerjasama antara Iran dan Russia dan tidak ada satu peristiwa pun yang bisa mencegah peningkatan kerjasama ini," tambah Ahmadinejad.

Pada tahun 2007 Iran dan Rusia menandatangani kontrak pembelian sistem persenjataan S-300 yang oleh para analis militer dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara terbaik. Nilai kontrak adalah $800 juta untuk pembelian 5 unit persenjataan S-300 dengan tenggat pengiriman tahun 2012. Namun kesepakatan tersebut dibatalkan secara sepihak oleh Presiden Rusia (kala itu) Dmitry Medvedev, akibat tekanan Amerika melalui PBB dengan dalih senjata tersebut termasuk jenis yang dilarang untuk dijual kepada Iran berdasarkan sanksi PBB terhadap Iran terkait program nuklirnya.

Iran telah mengajukan tuntutan ganti rugi senilai $4 miliar atau 5 kali lipat nilai kontrak melalui pengadilan arbitrase internasional di Swiss. Rusia pun berusaha membatalkan tuntutan tersebut dengan menawarkan rudal-rudal pengganti kepada Iran. Awal bulan ini beredar rumor tentang rudal pengganti TOR, yang ternyata dibantah oleh para pejabat Iran. Selanjutnya muncul kabar tentang rudal pengganti yang lebih canggih, yaitu Antei-2500, atau sering juga disebut sebagai AKA S-300VM, atau SA-23 Gladiator dalam nomenklatur NATO. Kabar terakhir ini dipublikasikan oleh media Rusia Kommersant Daily dengan mengutip seorang pejabat Rusia yang tidak disebutkan namanya.

Antei-2500 merupakan alternatif terbaik yang ditawarkan Rusia. Sistem pertahanan ini mampu menembak 24 pesawat atau rudal jelajah, atau 16 rudal ballistik secara simultan dalam jarak hingga 200 kilometer. Tawaran tersebut diterima Ahmadinejad dalam kunjungan terakhirnya ke Rusia bulan ini. Senjata ini juga sangat cocok digunakan oleh angkatan darat.

Rusia telah menjual 2 unit senjata ini ke Venezuela tahun ini. India dan dan Turki dikabarkan juga berminat terhadap senjata ini namun belum ada kesepakatan pembelian yang dibuat oleh keduanya.



TINGKATKAN KUALITAS RUDAL S-200

Sementara itu Iran mengklaim telah berhasil meningkatkan kualitas sistem pertahanan udara jarak jauh S-200 hingga membuat negara pembuatnya, Rusia, tercengang.

"Waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi, menembak dan mengendalikan rudal telah berhasil dikurangi se-minimal mungkin," demikian klaim Komandan Pertahanan Udara Iran Brigjen Farzad Esmaeli kepada media Iran, Selasa lalu (2/7).

Esmaeli menambahkan bahwa di tangan ahli-ahli Iran, rudal S-200 tidak lagi sekedar digunakan untuk mengatasi sasaran-sasaran strategis maupun kolektif, namun bisa digunakan terhadap sasaran-sasaran yang sangat spesifik.

S-200 didisain untuk mempertahankan wilayah yang sangat luas dari serangan rudal-rudal jelajah (seperti jenis Tomhawk buatan Amerika) dan pesawat-pesawat pembom yang terbang pada ketinggian yang besar. Dikenal dengan nama SA-5 Gammon oleh NATO, Iran diperkirakan memiliki 200 unit rudal ini. Rudal-rudal S-200 digerakkan oleh roket berbahan bakar padat hingga mampu menempuh jarak sejauh 350 km. Rudal ini menggunakan sistem pengendali "radio illumination mid-course correction".

Menurut Esmaeli, peningkatan kualitas tersebut telah membuat para ahli Rusia tercengang dan Iran tengah mempertimbangkan untuk memberikan nama baru bagi rudal ini.

"Perubahan ini telah diakui dan dipuji oleh mereka yang mengembangkannya (Rusia)," kata Esmaeli.

Esmaeli juga menambahkan bahwa kekuatan radar-radar Iran telah berkembang pesat hingga bisa dengan mudah mendeteksi sasaran-sasaran pada jarak yang sangat jauh hingga 3.000, termasuk menjejaki pesawat-pesawat siluman.



REF:
"Iran Rejects Reports about Replacing Russian S-300 with Tor Defense Systems"; Fars News Agency; 3 JunI 2013
"Iran Reduces Reaction Time of S-200 Air Defense System"; News Brief, 3 Juli  2013
"Commander: Russians Stunned by Iranian Version of S-200 Air Defense System"; Fars News Agency; 12 Juli 2011

No comments: