Saturday 6 July 2013

PERMAINAN SELESAI, MOERSI

Tidak seperti biasanya Gordon Duff, seorang kolumnis yang cukup terkenal untuk beberapa media "independen" dan media "alternatif" internasional termasuk Press TV Iran, menulis tentang "teori konspirasi". Biasanya tulisan-tulisannya penuh dengan analisa politik berdasarkan data-data inteligen akurat.

Namun ketika menulis tentang kudeta militer atas Presiden Mesir Mohammad Moersi berjudul "“Game Over” for Morsi, Israel", ia tidak bisa menghindarkan diri untuk menyinggung tentang keterlibatan Moersi dalam skenario para "penyembah setan internasional" dan “para penguasa dunia”.

"Permainan besar yang ingin dimainkan Moersi adalah menjual Mesir kepada "para penguasa dunia" yang merupakan koalisi dari semangat Ottomanisme Turki yang hanya ada di otak Erdogan yang sakit serta impian Nethanyahu untuk membuktikan kepada dunia bahwa tabiat buruk tidak memiliki batasan, namun kita baru saja mulai.

Hal itu mencakup hal-hal yang sangat luas, sangat dalam dan berlapis-lapis, sebuah rencana besar yang tampak nyata ditujukan untuk menghabisi semua tata nilai kemanusiaan, menggantikannya dengan relativisme baru, segala bentuk barang haram yang diperjual-belikan oleh orang-orang jahat.

Kejahatannya, menjual “perang peradaban” sebagai bentuk “pengalihan dan tipuan” untuk menutup-nutupi kebenaran, mengalihkan perhatian para pencari kebenaran atas realitas sederhana tentang keberadaan kelompok-kelompok rahasia, sebagian telah berumur ratusan tahun, orang-orang yang melayani pimpinan yang tidak terlihat yang lebih tepat disebut sebagai "pengikut setan", yang percaya bahwa mereka telah dipilih untuk mengatur seluruh umat manusia."


Lebih jauh, Gordun Duff menambahkan bahwa orang-orang yang ingin tergabung dalam keanggotaan "kelompok-kelompok rahasia pengikut setan" ini tidak terbatas. Demikian banyak sehingga keberadaan mereka tidak lagi bisa disebut sebagai rahasia.

"Terdengar seperti tidak masuk akal, namun tidak ada manusia rasional yang tidak akan mempercayai, ketika kita semua tenggelam oleh bukti-bukti yang melimpah. Hanya orang-orang bodoh yang tidak bisa melihatnya. Menyebut mereka sebagai predator adalah terlalu umum. Para "elit" itu lebih mirip sebagai bakteri sipilis, dan Moersi ingin tergabung dalam kelompok itu. Jujur saja, saya tidak percaya ia berhasil melakukannya."
Namun benarkah Abdullah Moersi memang termasuk dalam kelompok orang-orang yang rela "menjilat pantat" untuk bisa bergabung dalam kelompok elit?


Langsung saja, memang demikian. Ia telah "menjilat pantat" Direktur IMF Legarde, wanita lesbian asal Perancis yang kini tengah menghadapi masalah korupsi, untuk mendapatkan hutang sebesar $ 3 miliar (Presiden Syria Al Assad telah menerima penawaran beberapa kali lipat jumlah tersebut, namun ditolaknya mentah-mentah). Ia telah "menjilat pantat" Barack Obama dengan mempertahankan hubungan diplomatik dengan Israel. Ia "menjilat pantat" Nethanyahu dengan menenggelamkan terowongan-terowongan bawah tanah Gaza yang digunakan rakyat Palestina untuk mendapatkan bahan makanan dan obat-obatan. Ia "menjilat pantat" Erdogan dan Emir Qatar dengan menyerukan jihad ke Syria. Terakhir ia telah "menjilat pantat" dajjal dengan menyerukan perang kepada orang-orang Shiah yang berujung pada pembantaian seorang ulama besar Shiah Mesir dan beberapa pembantunya oleh orang-orang takfiri (orang yang suka mengkafirkan orang lain yang tidak sepemahanan dengan mereka).

Jika kita melihat spanduk-spanduk yang dibentangkan oleh para penentang Moersi di Lapangan Tahrir, Kairo, kita akan melihat betapa rakyat Mesir mampu melihat dengan jelas permainan jahat yang telah dimainkan Moersi, serta konspirasi besar para "penguasa dunia" yang ditujukan terhadap mereka.
Ini belum termasuk penindasan yang dilakukan Moersi dan kelompok pendukung utamanya, Ikhwanul Muslimin, terhadap lawan-lawan politik mereka.

"I know what you did last summer!" Demikian bunyi salah satu spanduk yang dipasang di Lapangan Tahrir merujuk pada pertemuan rahasia Moersi dengan dubes Amerika tahun lalu.

Namun yang paling banyak disuarakan para demonstran adalah frasa "Game Over".

Ya, permainanmu telah selesai, Moersi!



REF:
"“Game Over” for Morsi, Israel"; Gordon Duff; Press TV; 3 Juli 2013

2 comments:

Lokajaya said...

Luar biasa ulasan tentang "Game Over" ini dan pergantian Emir Qatar oleh AS.

Azis Syahban said...

sangat-sangat bermanfaat...