Saturday 6 July 2013

PENGADILAN TURKI BATALKAN "PROYEK ERDOGAN"

Ini adalah berita kekalahan politik yang sangat telak bagi PM Turki Tayyep Erdogan, namun mungkin juga dengan ini ia bisa bertahan hingga tahun depan.

Pengadilan Turki akhirnya memerintahkan penghentian megaproyek penataan Lapangan Taksim, Istanbul, proyek yang dianggap menguntungkan kroni-kroni Erdogan, yang menjadi pemicu aksi-aksi kerusuhan dan menimbulkan ketidakstabilan politik di Turki akhir-akhir ini.

Penyelesaian masalah pembangunan Lapangan Taksim di tangan pengadilan terjadi setelah Erdogan, demi menghentikan kemarahan publik terhadap pemerintahannya, memutuskan menyerahkan legalitas proyek tersebut ke pengadilan. Keputusan pengadilan tersebut tidak bisa dipungkiri menjadi pukulan politik yang sangat telak bagi regim Erdogan. Namun Erdogan bisa menjadi "jalan keluar" yang aman baginya dari tekanan politik publik.

Sejak tgl 31 Mei lalu Turki diguncang oleh berbagai aksi demonstrasi menentang kekuasaan Erdogan. Aksi-aksi tersebut dipicu oleh tindakan keras polisi kepada para pengunjuk rasa damai di Taman Gezi, yang merupakan bagian dari kawasan Lapangan Taksim, yang menentang pembongkaran Taman Gezi untuk diganti menjadi pusat perbelanjaan mewah. Padahal Taman Gezi merupakan kawasan hijau satu-satunya yang masih ada di Istanbul dan selama ini menjadi tempat berkumpul publik dan tempat kunjungan wisata yang terkenal. Proyek pembangunan tersebut melibatkan kroni-kroni dekat Erdogan termasuk menantunya dan walikota Istanbul yang merupakan tokoh pendukung Partai AKP, partai yang dipimpin oleh Erdogan.

Aksi kekerasan polisi terhadap pengunjuk rasa damai itu kontan memicu terjadinya aksi-aksi demonstrasi yang lebih besar di seluruh Turki yang menghancurkan reputasi kekuasaan Erdogan dalam sekejap. Seluruh negara barat, para politisi dan media massanya yang selama ini menjadi sekutu dekat Erdogan, tiba-tiba saja beramai-ramai mengecam Erdogan. Sementara hubungan Erdogan dengan sekutu-sekutu dekatnya sendiri di AKP seperti Presiden Abdullah Gul serta tokoh gerakan Fethullah Gulen, termasuk dengan media massa Zaman, kini menjadi dingin.

Sebanyak 5 orang dikabarkan tewas selama aksi-aksi demonstrasi anti-Erdogan berlangsung. Minggu lalu para seniman, jurnalis dan penulis Turki memasang iklan besar-besaran di beberapa media massa yang isinya mengecam sikap keras Erdogan terhadap aksi-aksi demonstrasi.


PENGADILAN HAM EROPA PERINTAHKAN TURKI BERI GANTI RUGI
Sementara itu pengadilan Ham Eropa (European Court of Human Rights (ECHR)) pada hari Selasa (4/7) memerintahkan Turki untuk membayar gantirugi senilai 325,000 euros kepada keluarga 5 remaja Turki yang tewas dalam pertempuran antara tentara Turki dengan pemberontak Kurdi pada bulan Januari 2005. Turki menuduh kelima remaja tersebut adalah anggota Partai Pekerja Kurdistan yang sejak tahun 1980-an melakukan pemberontakan demi mendapatkan status otonomi bagi wilayah Kurdistan di Turki.

Menurut ECHR pemerintah Turki gagal memberikan bukti meyakinkan atas klaim mereka terhadap para korban. ECHR juga menyimpulkan pemerintah Turki gagal melakukan penyidikan atas kasus tersebut.

"Tidak ada penyidikan yang berarti yang dilakukan pada tingkat domestik, yang bisa memberikan bukti-bukti nyata di sekitar pembunuhan tersebut," demikian pernyataan ECHR.

Pada hari Minggu (2/7) polisi Turki menyerang ribuan demonstran Kurdi di kota Diyarbakir, kota utama kawasan Kurdistan Turki yang terletak di sebelah Tenggara Turki. Dalam aksi tersebut para demonstran menuntut pemerintah Turki untuk meningkatkan proses pembicaraan damai dengan Partai Pekerja Kurdistan yang telah dimulai tahun ini.

Konflik antara pemerintah Turki dan pemberontak Kurdi telah menewaskan puluhan ribu jiwa dari kedua belah pihak.



REF:
"Turkish court cancels plan to redevelop Istanbul’s Taksim Square"; Press TV; 3 Juli 2013
"Europe's rights court orders Turkey to compensate parents of clash victims"; Press TV; 3 Juli 2013

No comments: