Hanya beberapa hari setelah serangan bom di kawasan Shiah di Beirut Selatan yang menewaskan 25 orang, Lebanon kembali diguncang bom "sektarian", Jumat kemarin (23/8). Kali ini bom mengguncang Tripoli, Lebanon Utara, yang menjadi basis dukungan kelompok-kelompok Sunni dengan korban tewas yang ditimbulkannya mencapai 47 jiwa.
Pihak berwenang Lebanon menyebutkan bahwa selain korban tewas, setidaknya 300 orang harus menjalani perawatan serius karena luka-luka akibat bom, 200 lainnya mengalami luka ringan. 65 orang yang menjalani perawatan berada dalam kondisi kritis.
Tripoli, kota kedua terbesar di Lebanon dengan penduduk 200.000 jiwa, merupakan salah satu kawasan yang paling bergejolak terkait dengan konflik politik yang terjadi Syria. Kelompok-kelompok ekstremis Sunni yang menjadi pendukung pemberontak Syria sering terlibat pertikaian bersenjata dengan kelompok-kelompok minoritas Shiah dan Alawi pendukung regim Bashar al Assad. Militer yang dikomandani Jendral Qahwaji yang Kristen cenderung anti-ekstremis Sunni, harus sibuk menengahi konflik yang seringkali menimbulkan korban tewas. Sementara polisi dan aparat inteligen yang dikomandani perwira-perwira Sunni cenderung berpihak pada ekstremis Sunni.
Ledakan yang terjadi Jumat kemarin mengguncang Masjid al-Taqwa yang berada di kawasan Abu Ali Square, saat jamaah sholat Jumat tengah beramai-ramai meninggalkan masjid yang berada tidak jauh dari kediaman Perdana Menteri Najib Mikati. Lima menit setelah ledakan di Masjid al-Taqwa, bom kedua meledak di Masjid al-Salam Mosque di kawasan Mina. Masjid kedua berdekatan dengan kediaman mantan kepala polisi Ashraf Rifi.
Ledakan di kedua masjid juga merusak sejumlah besar mobil dan bangunan di sekitarnya.
Hezbollah adalah kelompok politik pertama yang menyatakan kutukannya atas aksi tersebut. Disusul kemudian oleh kutukan Grand Mufti Mohammed Rashid Qabbani, pemimpin tertinggi umat Sunni Lebanon.
“Aksi teror ini adalah aksi konspirasi yang ditujukan kepada seluruh warga Lebanon, dengan tujuan mendorong orang-orang Sunni untuk menyerang orang-orang Shiah dan orang-orang Shiah menyerang orang-orang Sunni," kata Qabbani.
Sekjen PBB Ban Ki Moon juga telah menyatakan kutukannya atas aksi tersebut, dan berharap bahwa pelakunya bisa ditangkap dan diadili secepatnya. Uni Eropa Iran dan berbagai negara juga telah menyatakan kutukannya.
SAUDI BUNGKAM
Saudi, negara yang diketahui menjadi "majikan" dari para ekstremis dan politisi Sunni Lebanon, sampai saat ini masih bungkam atas aksi-aksi biadab yang terjadi di Lebanon, termasuk pemboman kemarin. Hal ini tentu sangat ironis dengan julukan yang melekat pada negara tersebut sebagai "rujukan kaum muslim" dan "pemimpin kawasan". Padahal negara-negara sahabat Saudi sendiri bahkan telah menyatakan kecamannya.
Kedubes Amerika di Lebanon dalam pernyataan resminya terkait peristiwa pemboman tersebut menyatakan "duka cita paling mendalam" atas terjadinya korban-korban jiwa yang tidak bersalah, serta "mengutuk sangat keras atas segala bentuk kekerasan di Lebanon" serta mendesak seluruh kelompok untuk "menahan diri".
Sementara kementrian luar negerai Kuwait "menyatakan kutukan keras" atas aksi teror tersebut.
"Kami sangat menyesalkan atas tewasnya orang-orang tak bersalah serta atas terjadinya beberapa ledakan bom yang terjadi akhir-akhir ini yang mengancam stabilitas dan keamanan negara Lebanon," demikian pernyataan resmi kemenlu Kuwait.
Hal senada dikemukakan pemerintah Uni Emirat Arab yang menyatakan, "kecaman keras atas serangan-serangan teroris yang mengancam keamanan dan stabilitas Lebanon," demikian pernyataan menlu Uni Emirat Arab Dr. Anwar Mohammmad Gargash yang dikeluarkan kemarin.
"Aksi-aksi bom ini ditujukan untuk menciptakan perpecahan antara faksi-faksi yang berbeda di Lebanon dan untuk mengancam persatuan nasional Lebanon, khususnya pada saat kritis kawasan ini," tambah Gargash seraya menyerukan semua kelompok di Lebanon untuk meningkatkan solidaritas dan mengekang perpecahan.
Dalam kaitan yang sama Sekjen Gulf Cooperation Council (GCC) atau organisasi kerjasama negara-negara Teluk Parsi Abdullatif Al-Zayani juga mengutuk aksi yang disebutnya sebagai "terorisme".
“Menargetkan tempat-tempat ibadah dan orang-orang tidak berdosa adalah tindakan kriminal yang sangat keji," demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan kantor Al-Zayani hari Sabtu kemarin. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai "tindakan pengecut untuk menghancurkan kerukunan di Lebanon".
Sementara itu pemerintah Iran pada hari Sabtu (24/8) selain mengutuk aksi tersebut juga menyebutnya sebagai "aksi terkoordinasi" antara regim zionis Israel dengan kelompok-kelompok takfiri (ekstremis Sunni), karena terjadi hampir bersamaan dengan serangan udara yang dilakukan Israel atas kawasan Naameh di Beirut Selatan.
“Ada koordinasi antara Israel dan kelompok-kelompok takfiri,” demikian pernyataan kemenlu Iran.
Syria, Eni Eropa dan Rusia serta beberapa negara lainnya juga menyatakan kutukannya atas serangan bom tersebut.
Saudi selain bungkam atas aksi pemboman Jumat kemarin juga bungkam atas aksi pemboman yang terjadi di kawasan Ruwais, Beirut Selatan, minggu lalu, yang menewaskan 27 orang dan melukai 300 lainnya.
REF:
"Lebanon mourns for Tripoli victims"; Press TV; 24 Agustus 2013
"Saudi Arabia Fails to Condemn Terrorist Blasts in Lebanon"; almanar.com.lb; 24 Agustus 2013
3 comments:
ada kelompok suka menargetkan orang awam dari baghdad,syria,afghanistan,pakistan-tanpa alasan yg jelas :mereka takkan menang dimana-mana pun dengan cara begini,kekerasan takkan membawa ke mana-mana,,mereka jauh dari agama,,
tidak menghormati nyawa dan kemanusiaan, al fatihah kpd syuhada
setahu saya kalo saudi arabia tidak melakukan kutukan, diam seribu bahasa (Njegidek) terhadap nasib yang dialami oleh umat Islam korban teroris di libanon, itu adalah wajar, sangat wajar, saudi gitu lho
Mas biasanya dari wajar sangat wajar ber ujung dengan kurang ajar ,saudi gituuu lhoooo abis mikirnya dan pikirannya di bawah perut ibu ibu kotaaaaa maksudtek ibukota hehehehe
Post a Comment