Thursday, 1 August 2013

WIKILEAKS BONGKAR HUBUNGAN GELAP SAUDI-ISRAEL

Alih-alih memberitakan hubungan "mesra" antara Israel dengan negara-negara Arab, suatu tindakan pengkhianatan terhadap sesama bangsa Arab yang dijajah Israel (Palestina), media-media propaganda zionis tiada henti berhalusinasi tentang "hubungan rahasia" Iran, Syria dan Hizbollah dengan Israel. Padahal "hubungan gelap tapi mesra" antara Arab Saudi dengan Israel sudah menjadi pengetahuan luas di kalangan para pengamat politik internasional. Di antara hasil "perselingkuhan" itu adalah pemberian ijin pesawat-pesawat Israel melintasi wilayah udara Saudi untuk menyerang Iran.

Media "wistleblower" WikiLeaks baru-baru ini mengekspos hubungan gelap antara Israel dengan Saudi. Satu kabel yang diekspos "Wikileaks", yang dikirim dari Tel Aviv pada bulan Maret 2009 adalah tentang sebuah pertemuan antara Asisten Menlu Urusan Timur Dekat (sekitar Israel) Jeffrey Feltman dengan Wakil Dirjen Timur Tengah kemenlu Israel Yacov Hadas-Handelsman. Demikian laporan media Mesir al-Masry al-Youm, Selasa (30/7).

Dalam pertemuan yang dihadiri para pejabat tinggi lainnya itu dibahas hubungan Israel dengan negara-negara Teluk serta situasi di Lebanon, Syria, Mesir dan Iran. Pada satu kesempatan Hadas mengaku kepada mintra Amerikanya itu bahwa Israel telah mengadakan serangkaian komunikasi dengan Saudi Arabia melalui beberapa jalur penghubung. Pejabat Israel tersebut bahkan menyebutkan hubungan rahasia kedua negara telah diketahui oleh Qatar, yang juga menjalin hubungan rahasia dengan Israel. Baik Qatar maupun Saudi sama-sama saling mengetahui hubungan mereka dengan Israel.

Tentang hal itu, Direktur lembaga kajian Gulf Strategic Studies Center yang berbasis di Inggris, Omar Hassan, mengatakan, “Tentu saja, berbagai bentuk pertemuan tidak langsung melalui pihak ketiga selalu terjadi dalam dunia diplomatik. Bisa melalui Mesir, Yordania atau Amerika."

Saudi Arabia selalu berhati-hati untuk tidak diketahui memiliki hubungan langsung dengan Israel mengingat kedudukannya yang "terhormat" di kalangan umat Islam terkait statusnya sebagai "penjaga tempat suci" Mekkah dan Madinah. Namun pada tahun 2002 Saudi Arabia secara terbuka mengajukan penawaran kepada Israel untuk mengakui kedaulatan negara itu di atas tanah Palestina dengan syarat Israel menarik diri dari perbatasan sebelum tahun 1967 (Ketika Israel menduduki Jerussalem, Golan, Tepi Barat, Gaza, dan Sinai. Sinai, Gaza, dan sebagian Tepi Barat sudah dikembalikan).

Penawaran yang sungguh sangat murah itu bahkan tidak digubris Israel, bahkan setelah Saudi kembali mengajukan penawaran yang sama tahun 2007.

WikeLeaks juga menegaskan bahwa meski terjadi gejolak politik yang hebat di Timur Tengah akhir-akhir ini, Israel tetap menjalin hubungan dekat dengan sebagian negara-negara Arab.

Di sisi lain dokumen-dokumen rahasia yang dibongkar WikeLeaks menyebutkan kekhawatiran Israel atas perkembangan pengaruh Iran, dengan menyebutkan dukungan-dukungan langsung Israel atas sikap-sikap anti-Iran yang dilakukan Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Bahrain dan Mesir saat dipimpin Hosni Mubarak.

No comments: