Irak semakin meneguhkan sikapnya mendukung pemerintah Syria dengan membantu tentara Syria merebut kembali wilayah perbatasan yang diduduki pemberontak. Sikap pemerintah Irak ini dimaksudkan untuk mencegah kerusuhan semakin meluas ke seluruh kawasan.
Berbagai laporan menyebutkan bahwa tentara Irak telah menembaki posisi pemberontak di perbatasan sehingga mempermudah tentara Syria merebut kembali pos perbatasan yang diduduki pemberontak. Sebuah laporan yang beredar di jejaring sosial Twitter menyebutkan tentara Irak menembaki pos perbatasan Al-Ya’robiya yang diduduki pemberontak, Jumat malam (1/3).
Koresponden kantor berita Arab Al-Arabiya mengkonfirmasi kabar tersebut dengan menyebutkan selain serangan artileri, tentara Irak juga menempatkan penembak jitu di dekat pos perbatasan tersebut. Penambahan tentara juga dilakukan Irak di Baghdad dekat perbatasan.
LSM bentukan inteligen barat yang berbasis di Inggris, The Syrian Observatory for Human Rights menyebutkan bahwa sebuah pos perbatasan Syria-Irak telah diduduki pemberontak pada hari Kamis (28/2) namun berhasil direbut kembali oleh pasukan pemerintah Syria kurang dari 24 jam.
Pada hari Jum'at (1/3) juga ditandai dengan ledakan rudal Scud yang ditembakkan pasukan Syria di dekat sebuah desa perbatasan di provinsi Nineveh, Irak, namun tidak menimbulkan kerusakan berarti ataupun korban jiwa. Pada bulan September tahun lalu roket-roket yang ditembakkan dari Syria juga telah menghantam wilayah Irak dan menewaskan seorang anak kecil.
Sebelum keterlibatan pasukan Irak di perbatasan, pada hari Rabu (27/2) perdana menteri Irak Nouri al-Maliki mengingatkan bahwa kemenangan pemberontakan di Syria akan menimbulkan kerusuhan yang lebih luas di Irak dan seluruh kawasan.
“Jika pemberontak menang, akan terjadi perang sipil di Lebanon, perpecahan di Jordania dan perang sektarian di Irak,” kata Maliki.
PEMBERONTAK KANDAS LAGI DI DAMASKUS
Media Syria al-Watan melaporkan hari Rabu (27/2) bahwa satu upaya serangan pemberontak terhadap kota Damaskus berhasil dihancurkan oleh tentara Syria. Lebih dari seratus pemberontak tewas dalam pertempuran tersebut.
Al-Watan menyebutkan bahwa kawasan al-Qaboun di utara Damaskus menjadi sasaran serangan pemberontak sebagai pintu masuk menuju Damaskus. Serangan dimulai hari Senin malam (25/2). Serangan diawali seperti biasa dengan ledakan bom bunuh diri yang diikuti serangan bersenjata pemberontak, namun tidak lama kemudian serangan tersebut dipukul balik oleh tentara Syria.
Selanjutnya untuk memberi jalan penarikan pasukan dari kehancuran, pemberontak melakukan serangan pengalih perhatian dengan menembakkan mortir ke jalan raya Mazzeh.
Sementara itu kantor berita resmi Syria, SANA, mengutip keterangan seorang pejabat militer menyebutkan bahwa sebuah kendaraan bermuatan penuh senjata dan amunisi berhasil dihancurkan tentara pemerintah dalam pertempuran di kawasan Daraya di pinggiran kota Damascus. Dalam insiden tersebut tentara membunuh beberapa penembak jitu pemberontak, termasuk pemimpin-pemimpin pemberontak Mohammad Ahmad al-Sayyed, Ahmad al-Khatib, Aghyad Aloush dan Mohammad al-Zain.”
PUKULAN TERAKHIR DI ALEPPO
Sementara itu situs berita almanar.com menyebutkan bahwa tentara Syria tengah dalam persiapan akhir untuk mengusir seluruh pemberotak di Aleppo yang kini menjadi pusat pertempuran antara pemeritah dan pemberontak. Dalam persiapan tersebut pemerintah Syria mengirimkan ribuan tentara tambahan di sekitar kota. Pertempuran hebat diperkirakan akan terjadi tidak lama lagi.
Tentara Syria juga dikabarkan telah membebaskan distrik Khan al-Asal, Aleppo, dari pemberontak dan membunuh komandan pemberontak di wilayah tersebut.
AMERIKA-RUSIA SETUJU INISIATIF BARU
Di sisi lain Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk melakukan inisiatif baru bagi penyelesaian krisis politik di Syria. Dalam percakapan telepon antara keduanya, mereka menekankan perlunya diadakan konsultasi-kontultasi yang substansial dan konstruktif untuk memecahkan masalah di Syria, merujuk pada pertemuan antara menlu Amerika John Kerry dan mitranya dari Rusia Sergey Lavrov di Berlin baru-baru ini. Namun tidak ada penjelasan resmi tentang langkah-langkah kongkrit yang akan diambil kedua negara.
Perkembangan ini hanya beberapa saat setelah utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Syria, Lakhdar Brahimi, pada hari Kamis (28/2) mengatakan bahwa solusi krisis Syria melalui PBB tergantung pada kesepakatan Amerika dan Rusia.
Sementara itu dalam pertemuan antar kelompok pendukung pemberontak Syria (Friends of Syria) di Roma, Kamis (28/2) Amerika setuju untuk memberikan bantuan "tidak mematikan" kepada pemberontak senilai $60 juta.
REF:
"Iraqi army helped Syrian government retake border checkpoint – reports"; Press TV; 1 Maret 2013
"Syrian Army inflicts heavy losses on foreign-backed militants"; almanar.com; 2 Maret 2013
"US, Russia agree on new Syria initiatives"; Press TV; 2 Maret 2013
"More Than 100 Militants Killed in Failed Attempt to “Invade” Damascus"; almanar.com; 27 Februari 2013
1 comment:
selamat.!
Post a Comment