Tuesday, 5 March 2013

WASPADAI SEPAK TERJANG DENSUS 88

Apakah Anda tidak pernah merasa heran? Indonesia sudah menghabiskan triliunan rupiah uang pinjaman asing untuk "perang melawan terorisme", termasuk membentuk lembaga khusus  pencegahan terorisme dan satuan khusus anti-terorisme Densus 88, namun aksi "terorisme" justru semakin marak?

Apakah Anda tidak merasa heran? Sebelum tahun 2001 di Indonesia tidak ada terorisme, bahkan wapres Hamzah Haz pun dengan tegas telah menekankan hal itu ketika isu terorisme tiba-tiba muncul di media massa. Namun tidak lama kemudian secara tiba-tiba terjadi serangkaian aksi terorisme, dan dalam sekejap Indonesia berada dalam kondisi darurat terorisme. Semua itu terjadi tidak lama setelah presiden Amerika George "penjahat perang antek zionisme" Bush menyerukan "perang melawan terorisme".

Apakah Anda tidak merasa heran? Setiap kali pejabat-pejabat tinggi Amerika datang ke Indonesia, aksi-aksi terorisme selalu muncul, seolah memberi tanda bahwa Indonesia setia melaksanakan "perang melawan terorisme" yang digalang Amerika?

Apakah Anda tidak merasa heran, mengapa angka "88" sama dengan jumlah warga negara Australia yang tewas dalam serangan Bom Bali I?

Apakah Anda tidak merasa heran? "Perang melawan terorisme" yang digalang Amerika dan diikuti oleh Indonesia, didasarkan pada peristiwa serangan WTC 2001 yang oleh akal pikiran yang waras, dan juga sudah diserukan oleh banyak kalangan, dilakukan oleh konspirasi keji zionis internasional untuk memperkuat kedudukan Israel di Timur Tengah dan melemahkan kekuatan umat Islam?

Saya ingin mengingatkan kembali kepada memori lama bangsa ini yang mungkin sudah mulai terlupakan. Pada tahun 1965 bangsa Indonesia, khususnya umat Islamnya, berhasil menggagalkan konspirasi jahat zionisme berkedok komunisme yang ingin menghancurkan bangsa Indonesia dan menjadikannya seluruh rakyatnya menjadi budak-budak komunis (Komunisme adalah alat yahudi untuk menguasai dunia. Jelas dan tegas). Karenanya yahudi masih menyimpan dendam kuat kepada bangsa ini terutama umat Islamnya.

Hal ini penting untuk memahami mengapa Densus 88 terkesan seperti mengincar umat Islam sebagaimana terjadi dalam kasus-kasus penanganan terorisme Indonesia. Perlu diwaspadai, suatu saat Densus 88 pun bisa digunakan untuk menangkapi para ulama dan pemimpin umat Islam seperti pernah terjadi pada tahun 1960-an oleh PKI, tidak lagi para "cecere" terorisme seperti Imam Samodra.

Hancurlah zionisme! Hancurlah liberalisme! Bubarkan Densus 88! Jayalah Indonesia!




7 comments:

Unknown said...

Apa kabar pa adi cahyono,saya penggemar berita mu,lanjutkan terus indonesia membutuhkan orang seperti anda,salam kenal aja dari saya

Anonymous said...

Bubarkan Densus 88!

Gelorakan terus semangat pembubaran detasemen abal-abal tersebut.

Unknown said...

saya kurang paham dengan kalimat "Apakah Anda tidak merasa heran, mengapa nama "88" sama dengan jumlah warga negara Australia yang tewas dalam serangan Bom Bali I? "
tolong pencerahan.

cahyono adi said...

Trims atas dukungannya.
to bangkaikapal: maksudnya adalah angka 88 adalah jumlah korban tewas warga australia

Unknown said...

definisi terorisme itu sebenar nya bagaimana,,lha perusuh di papua,,yg telah membunuh anggota TNI,,,apa bukan kategori teroris,,kalau iya kenapa densus 88,,tidak di suruh,,ke sana,,,???

cahyono adi said...

itulah bukti lain bahwa densus 88 tidak ditujukan untuk memberantas terosis kecuali menjalankan permainan amerika. perusuh papua khan sama-sama anak buah Amerika

Jondree said...

Hamzah itu bagian dari terorisme itu sendiri atau seolah tidak mengerti??... Dari mana anda mengatakan seolah tidak ada teroris di Indonesia? Negara ini sesungguhnya merupakan markas tentara terorisme berkedok Agama..Berpihaklah secara Netral..apa perlu anda dan keluarga menjadi korban supaya percaya bahwa Terorisme Subur di Indonesia? "berpikirlah lebih jauh untuk mengetahui siapa musuh dibalik selimut"