Tuesday 21 May 2013

ASSAD TAK AKAN LARI

(SYRIA BONGKAR KECULASAN QATAR DI SIDANG PBB)


“Ketika sebuah kapal terserang badai, kapten kapal tidak akan lari. Ketika seorang presiden meninggalkan tugasnya, ia telah lari dari tanggungjawab, dan saya bukan orang yang melarikan diri dari tanggungjawab," kata Presiden Syria Bashar al Assad dalam wawancara dengan media Argentina Clarin dan media Telam yang akan dipublikasikan Sabtu mendatang (26/5). Pernyataan tersebut menanggapi seruan para pejabat barat agar Bashar mengundurkan diri.

“Saya tidak yakin jika Kerry (menlu Amerika) atau siapa saja telah mendapatkan otoritas dari rakyat Syria untuk berbicara atas nama mereka, namun hanya rakyat Syria yang akan menentukan siapa yang tinggal dan siapa yang pergi pada pemilihan presiden tahun 2014.”

Bashar Al-Assad juga membantah tuduhan-tuduhan yang menyebutkan tentara Syria menggunakan senjata kimia untuk membasmi para pemberontak.

"Tuduhan-tuduhan penggunaan senjata kimia dan pengunduran diri saya datang silih berganti setiap hari. Ini kemungkinan dimaksudkan sebagai persiapan dilakukannya intervensi di negara kami," tambah Assad.

"Mereka menuduh kami menggunakan senjata kimia di area-area padat penduduk, namun jika senjata semacam itu digunakan di perkotaan atau di desa-desa dan korbannya hanya sepuluh atau 20, dapatkah hal itu dipercaya? Menggunakan senjata kimia berarti membunuh puluhan ribu orang dalam hitungan menit. Kita tidak mungkin bisa menyembunyikan hal itu?"

Lebih jauh Bashar mengklarifikasi tuduhannya bahwa Israel mendukung para teroris, menggerakkan dan merancang pergerakan mereka berdasarkan kepentingannya. Dalam hal ini Bashar menolak dengan tegas untuk berunding dengan para teroris yang dituduhnya sebagai pengguna senjata gas beracun.

“Anda bisa berunding dengan kekuatan politik, namun Anda tidak bisa berunding dengan teroris pembunuh, dan orang-orang yang menembakkan gas beracun," katanya.

Meski ragu dengan rencana pertemuan internasional tentang Syria yang akan digelar Genewa akhir bulan ini, Bashar menyatakan dukungannya.



BONGKAR KEJAHATAN QATAR-PERANCIS DI SIDANG PBB

Sidang Umum PBB baru saja usai dengan "kemenangan" blok zionis internasional dengan perbandingan suara 107 melawan 12 dan 59 suara abstein. Namun ada beberapa hal menarik dari peristiwa tersebut. Yang pertama adalah adanya penurunan cukup signifikan dari jumlah negara yang mendukung resolusi anti-Syria, dari sebelumnya 130 suara lebih. Selain itu sidant umum terakhir tersebut juga membuka kejahatan baru blok zionis internasional dalam hal ini Qatar. Jumlah pendukung resolusi diperkirakan jauh lebih rendah lagi kalau saja lobi-lobi zionis internasional tidak melakukan tekanan-tekanan keras kepada negara-negara "kecil" dan regim-regim "opportunis".

Adalah dutabesar Syria untuk PBB Bashar al-Jaafari yang membongkar kejahatan tersebut.

Setelah wakil Qatar menyampaikan pidatonya, Ja'afari membongkar adanya peran utama pemerintah Qatar dalam aksi penculikan beberapa personil perdamaian PBB di Syria oleh pemberontak. Sebagai buktinya Ja'afari membuka e-mail dari perwakilan pemberontak Syria yang dikirimkan ke kedubes Syria di Qatar. Ja'afari juga membuka nomor-nomor telepon beberapa pihak yang terlibat dalam skenario busuk tersebut. Saat Ja'afari menyampaikan itu semua diplomat yang berada di ruangan tampak terkejut sementara tiga diplomat negara-negara Teluk meninggalkan ruangan.

Dubes tetap Inggris untuk PBB Lyall Grant, terkejut dengan informasi tersebut menyatakan "kebingungan yang mendalam". Seorang utusan negara pendukung pemberontak lainnya mengatakan bahwa hal itu "sangat problematik".

Tentu saja sangat membingungkan karena Sekjan PBB Ban Ki-moon baru saja memberikan penghargaan terhadap pemerintah Qatar yang dianggap berjasa dalam pembebasan beberapa personil PBB yang ditawan pemberontak. Sementara fakta yang terbongkar justru membuktikan pemerintah Qatar-lah yang telah merancang penculikan tersebut.

Sementara itu jubir Sekjen PBB Ban Ki-moon, Martin Nesirky, menyatakan bahwa ia tidak akan membuka lebih jauh "negosiasi-negosiasi tentang pembebasan personil PBB serta pihak-pihak yang berada di balik kejahatan tersebut." Pernyataan tersebut tentu saja menimbulkan kecurigaan bahwa Ban Ki-Moon sendiri telah mengetahui konspirasi tersebut.

Dalam sidang tersebut Jaafari memuji negara-negara yang menolak resolusi anti-Syria yang disebutnya sebagai "sikap bertanggungjawab yang sesuai dengan prinsip-prinsip PBB dan undang-undang internasional". Ia menyebut turunnya jumlah suara pendukung resolusi anti-Syria menunjukkan kesadaran masyarakat internasional yang semakin tinggi tentang situasi sebenarnya yang terjadi di Syria.

"Kami menaruh kepercayaan kepada PBB dan anggota-anggotanya untuk mendukung rakyat Syria melawan budaya ekstremisme dan terorisme, serta untuk mendorong dialog nasional yang komprehensif untuk menyelesaikan krisis di Syria secara damai," kata Jaafari.

Selanjutnya Jaafari mengungkapkan adanya upaya-upaya formal yang dilakukan Perancis untuk mencegah resolusi PBB yang mengutuk aksi-aksi terorisme yang dilakukan pemberontak Syria, termasuk juga aksi percobaan pembunuhan terhadap perdana menteri Syria.


PERUBAHAN OPINI PUBLIK


"Tidak terlalu sulit menemukan kritikan-kritikan terhadap pemerintahan Assad di Provinsi Homs, dan pada berbagai tingkatan, di seluruh provinsi di Syria. Namun, setelah hampir 27 bulan kerusuhan, pendulum opini publik telah berbalik ke arah dukungan terhadap pemerintah."

Demikian tulis Franklin Lamb dalam artikel terbarunya yang dimuat di media online milik kelompok Hizbollah Lebanon almanar.com berjudul "UN General Assembly Vote Reflects Shift in Syrian Public Opinion" pada tgl 18 Mei lalu. Lamb adalah seorang penulis lepas yang dihormati di kalangan jurnalis dan pengamat politik internasional. Seorang profesor di bidang hukum internasional dan pernah menjadi pejabat publik di Amerika, ia memilih tinggal di wilayah-wilayah konflik di Timur Tengah (Palestina, Lebanon, Irak dan Syria) sebagai pekerja sosial dan penulis lepas.

Menurut Lamb selama 4 hingga 5 bulan terakhir telah terjadi perubahan opini publik yang signifikan tentang siapa yang benar dan siapa yang salah dalam konflik bersenjata yang berkecamuk di Syria. Sebagian penyebabnya adalah sbb:

1. Meski negara dilanda peperangan, pemerintah bersama seluruh aparat dan jajaran birokrasi dianggap berhasil mengatasi kelangkaan barang-barang kebutuhan serta inflasi.

2. Dengan segala kekurangan yang ada pemerintah tetap menjaga layanan sosial berjalan baik.

3. Jadi diri pemberontak sebagai musuh masyarakat yang terbongkar kedoknya di hadapan publik.

Pengamatan Lamb tersebut di atas sejalan dengan perkiraan dinas inteligen Amerika CIA, sebagaimana telah disebut pada blog ini, bahwa Bashar al Assad bakal memenangkan dengan meyakinkan pemilu yang rencananya akan digelar bulan depan.



REF:
"Assad: Resignation Is Escape, I’m not the Person who Runs Away"; almanar.com.lb; 19 Mei 2013
"UN General Assembly Vote Reflects Shift in Syrian Public Opinion"; Franklin Lamb; almanar.com.lb; 18 Mei 2013

3 comments:

Salman Hasan Sahib said...

Selamat meraih kemenangan, Assad! Insya Allah...

Unknown said...

alhamdulillah... akhirnya kedamaian akan kembali menyelimuti suriah. Presiden Assad adalah SINGA GURUN sejati... basmi dan hancurkan semua teroris didikan barat dan antek2nya

Unknown said...

Kalau sudah selesai dengan Teroris jangan lupa ya pak Bashar ya... REBUT KEMBALI DATARAN TINGGI GOLAN....