Friday 3 May 2013

Biadab, Teroris Wahabi Bongkar Makam Sahabat Nabi

 Biadab, Teroris Wahabi Bongkar Makam Sahabat NabiBerdasarkan laporan berbagai media, kelompok teroris Suriah awalnya merusak pagar makam sahabat Nabi Saw Hujr bin Adi kemudian menggalinya dan membawa jenazahnya ke tempat yang tidak diketahui. Menurut kesaksian saksi mata, disebutkan, jenazah sahabat Nabi Saw dan juga Imam Ali as tersebut masih utuh. Para tokoh agama dan masyarakat mengecam aksi penodaan terhadap sahabat Nabi Saw tersebut. 

 
Menurut Kantor Berita ABNA, teroris Wahabi di Suriah semakin menggila, bukan hanya membunuhi warga sipil yang tidak berdosa dengan cara keji, merusak dan merubuhkan masjid namun juga membongkar kuburan sahabat Nabi Saw. Makam salah seorang sahabat Nabi Saw yang bernama Hujr Ibn Adi al Kindi yang terletak di distrik Adra dekat Damaskus dan mengambil jenazahnya dan membawanya ke tempat yang tidak diketahui kamis (2/5). Berdasarkan laporan berbagai media, kelompok teroris Suriah awalnya merusak pagar makam tersebut dan kemudian menggalinya. Menurut kesaksian saksi mata, disebutkan, jenazah sahabat Nabi Saw dan juga Imam Ali as tersebut masih utuh. 

Hujr Ibn Adi al Kindi adalah salah seorang sahabat dekat Nabi Muhammad Saw dan juga sahabat Imam Ali as. Ia memimpin pasukan Muslim untuk meraih kemenangan dalam beberapa pertempuran penting. Diantaranya perang kemenangan merebut kota Syam. 

Hujr dan anak-anaknya telah mengorbankan diri mereka untuk mendukung Imam Ali as dan keluarga Rasulullah Saw. Mereka akhirnya dibunuh atas perintah Khalifah Umayyah, Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 660 Masehi atau tahun 51 H (versi lain menyebutkan tahun 53 H). 

Hujr bin Adi telah masuk Islam semenjak masih remaja bersama saudara laki-lakinya Hani bin Adi karena tertarik dengan akhlak dan apa yang Rasulullah ajarkan. Tidak lama setelah beliau menyatakan diri sebagai muslim, Rasulullah Saw meninggal dunia. Beliau dikenal dengan akhlaknya yang mulia, karena itu beliau dijuluki dengan Hujr al Khair. Beliau juga dikenal sebagai sahabat terdekat dan pendukung Imam Ali as. Dimasa kekhalifaan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as, beliau memegang posisi penting dalam pemerintahan termasuk bergabung dalam tiga perang penting menghadapi fitnah kaum pemberontak. Beliau bergabung di perang Siffin, Nahrawan dan perang Jamal. 


Setelah kesyahidan Imam Ali as dan terjadinya perdamaian oleh Imam Hasan as sehingga tampuk kekhalifaan Islam berada ditangan Muawiyah, dimulailah masa-masa sulit bagi umat Syiah yang merupakan pengikut dan pendukung Imam Ali as. Atas perintah Muawiyah, Syiah mendapat perlakuan zalim dan tidak adil dari penguasa-penguasa setempat yang kesemuanya berasal dari Bani Ummayyah, termasuk untuk menangkap dan menyiksa Hujr bin Adi, namun Mugairah yang saat itu menjadi hakim, karena mengetahui kedudukan dan posisi sahabat Imam Ali as itu ditengah-tengah masyarakat menolak perintah tersebut. Diriwayatkan dia berkata, "Saya tidak punya kekuatan dan keberanian untuk menghabisi nyawa orang yang dikenal terbaik dan paling shalih di kota ini, sebab tahu, kematiannya akan mengangkat derajatnya di sisi Allah sementara saya akan sengsara di akhirat nanti.

Karena tidak seorang pun yang berani mendekati apalagi hendak membunuh Hujr bin Adi sebagaimana perintah Muawiyah, akhirnya Muawiyah sendiri yang melakukannya. Bersama dengan 6 orang lainnya, Hujr diperhadapkan dengan Muawiyah dan atas perintah Muawiyah, ketujuh orang shalih tersebut dibunuh satu demi satu. Saat tiba giliran Hujr, ia meminta kepada Muawiyah untuk diizinkan mendirikan shalat dua raka'at untuk yang terakhir kalinya. Muawiyahpun mengizinkan. Hujrpun mendirikan shalat terakhirnya. Ia shalat dengan sangat khusyuk dengan berlinangan air mata, bacaan shalat dan do'a-do'anyapun sangat panjang. Sehabis shalat ia ditanya, apakah ia sengaja memanjangkan shalatnya karena takut pada kematian?. Hujr menjawab, "Demi Allah, sepanjang umur saya, saya tidak pernah shalat dua rakaat sesingkat ini, karenanya jangan berpikir saya takut pada kematian. Saya meminta, setelah saya dieksekusi, jangan melepaskan ikatan pada tangan dan kaki saya, dan jangan membersihkan darah di tubuh saya, karena saya hendak berhadapan dengan Muawiyah di akhirat nanti dengan keadaan seperti itu."

Berita kematian Hujr bin Adi dengan segera tersebar luas di negeri-negeri muslim. Kaum muslimin mengecam dan mengutuk tindakan tersebut, mereka mulai geram dengan kezaliman Bani Umayyah. Ketika Aisyah bertemua dengan Muawiyah pada musim haji, Aisyah bertanya kepada Muawiyah, "Mengapa engkau membunuh Hujr dan sahabat-sahabatnya? Apa kau tidak tahu apa yang pernah saya dengar Rasulullah mengenai Hujr? Nabi bersabda, kelak ada tujuh orang yang terbunuh, yang dengan kematian tujuh orang itu menyebabkan Allah dan para penghuni langit menjadi sangat murka kepada pelakunya."

Muawiyah menjawab, "Sewaktu peristiwa tersebut, tidak ada seorangpun yang berakal yang mengingatkan dan mencegah saya melakukan perbuatan tersebut."

Didetik-detik kematian Muawiyah, diriwayatkan ia berkata, "Wahai Hujr, karena kamu saya mengalami derita dan siksa berkepanjangan ini."

Makam mulia sahabat nabi dan sahabat Imam Ali as tersebut dimuliakan dan banyak diziarahi kaum muslimin. Penduduk setempat mengagungkan kuburan tersebut sampai akhirnya kelompok teroris Wahabi merusak dinding-dinding makam, membongkar dan melecehkan jenazah sahabat Nabi Saw tersebut. 



Keterangan:
Judul dan isi dicopas dari situs www.abna.ir

2 comments:

e-store said...

Syiah Detected

Baca dulu ini boss, yg jelas dia sekolah di Qom & pernah jadi Tokoh Besar Syiah

Jika ingin mengenal lebih mendalam tentang Syiah, silahkan Anda bisa baca buku yang ditulis oleh Dr.Sayyid Musa al-Musawi (mantan tokoh besar Syiah) yang akhirnya bertaubat dan meninggalkan kesesatan Syiah. Bukunya berjudul "Kenapa Aku Meninggalkan Syiah". e-book size 3,8mb only, Link PDF: http://bit.ly/15sqddT

cahyono adi said...

HE HE HE, PROPAGANDA MURAHAN KOK DITAWARKAN.