Wednesday, 15 May 2013

PUTIN: JANGAN GANGGU SYRIA

Meski mendapat terkanan bertubi-tubi dari Israel dan negara-negara barat, Rusia tetap kukuh pada sikapnya untuk menolak campur tangan militer atas Syria. Hal itu ditegaskan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin usai menerima kunjungan PM Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (14/5).

"Pada masa-masa yang krusial ini sangat penting untuk menghindarkan setiap langkah yang bisa mengganggu situasi di Syria," kata Putin usai bertemu Netanyahu di Resort Sochi yang terletak di kawasan Laut Hitam.

Meski Putin tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ia menentang rencana intervensi militer NATO atau pengiriman tambahan senjata kepada para pemberontak yang saat ini tengah berada pada posisi terdesak.

Sebelum pertemuan Putin dengan Netanyahu, menlu Inggris dan Amerika telah terlebih dahulu menemui Putin untuk membicarakan masalah Syria. Selain membujuk Putin untuk tidak menolak opsi yang ditawarkan Amerika Cs., mereka juga meminta Putin untuk membatalkan rencana penjualan senjata pertahanan udara canggih S-300 Rusia kepada Syria.

Di luar senjata S-300 yang menurut beberapa analis militer sebagian telah dikirim ke Syria, Rusia diyakini kuat telah menempatkan sistem pertahanan udara yang cukup kuat di Syria yang sebagian besar diantaranya dioperasikan langsung oleh personil militer Rusia. Itulah sebabnya saat melakukan serangan udara ke Syria baru-baru ini, Israel melakukannya di atas udara Lebanon untuk menghindari senjata-senjata Rusia tersebut.

Dengan sikap tegas Rusia tersebut serta keunggulan militer Syria di medan perang telah membuat sikap politik Amerika Cs. dan pemberontak yang didukungnya, berubah. Aspirasi untuk kembali ke meja perundingan berdasarkan Kesepakatan Genewa yang dibuat tahun lalu kembali mengemuka. Dalam kesepakatan tersebut disebutkan bahwa untuk menyelesaikan krisis di Syria perlu dibentuk pemerintahan sementara untuk mempersiapkan jalannya demokrasi yang lebih baik. Dalam pemerintahan sementara itu regim Bashar al Assad tetap mendapatkan posisinya, berbeda dengan tuntutan awal pemberontak yang meminta Assad harus mengundurkan diri terlebih dahulu.

Konperensi para pendukung pemberontak yang diberi nama "Friends of Syria" akan bertemu di Jordania minggu depan guna menyatukan pandangan kelompok-kelompok pemberontak yang tidak pernah akur, sebelum diadakannya konperensi internasional tentang Syria yang kemungkinan bakal diadakan bulan Juni mendatang. Demikian keterangan pejabat Jordania kepada kantor berita Inggris "Reuters" baru-baru ini.


PESAWAT TEMPUR TURKI JATUH DEKAT PERBATASAN SYRIA


Turki kembali mengalami musibah berupa jatuhnya pesawat tempur mereka di dekat perbatasan Syria. Kali ini adalah pesawat pembom tempur F-16 yang jatuh di wilayah pegunungan Amano di Tenggara Turki yang berbatasan wilayah Syria. Namun belum ada keterangan apakah pesawat tersebut jatuh karena serangan rudal Syria sebagimana dialami pesawat F-5 Turki tahun lalu.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan AB Turki menyebutkan bahwa dalam insiden tersebut sang pilot berhasil terjun dengan selamat sebelum pesawat jatuh.

"Komunikasi radio dengan pesawat terputus sekitar jam 14:15 saat menjalankan misi di pegunungan Amanos, tidak lama setelah pilot memberitahu hendak melakukan tindakan penyelamatan diri," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Gubernur provinsi Osminaye, Celalettin Cerrah, mengkonfirmasi jatuhnya pesawat tersebut di kota Yarpuz, sekitar 40 kilometer dari perbatasan Syria. Namun hingga saat ini penyebab kecelakaan belum ditemukan.



REF:
"Putin warns against actions fueling crisis in Syria"; Press TV; 14 Mei 2013
"Turkish Fighter Jet Crashes near Syria Border"; almanar.com.lb; 13 Mei 2013

No comments: