Monday 4 June 2018

Turki Pertimbangkan Beli SU-57 bila Gagal Dapatkan F-35 Amerika

* Saudi Ancam Serang Qatar karena Beli S-400 Rusia


Indonesian Free Press -- Turki dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk membeli pesawat siluman Rusia SU-57 setelah pembelian F-35 Amerika digagalkan Congress.

Seperti dilaporkan media Turki Yeni Safak, Minggu 27 Mei lalu, Turki akan mempertimbangkan untuk membeli SU-57 jika pembelian F-35 benar-benar tidak dimungkinkan. Sebelumnya, pada tanggal 24 Mei Congress Amerika mengeluarkan draft undang-undang pertahanan yang salah satu menyebutkan pembatalan penjualan F-35 ke Turki sebagai sanksi atas pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia oleh Turki.


Menurut laporan media Turki tersebut, pembicaraan awal tentang pembelian SU-57 itu telah dilakukan dalam kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ankara pada 13 April lalu. Adapun pembelian S-400 telah disepakati kedua negara pada bulan Desember 2017 lalu. Hal itu memicu ketegangan Turki dengan Amerika yang menentang pembelian senjata pertahanan udara paling canggih di dunia ini.

Sehari setelah keluarnya draft larangan penjualan F-35 oleh Congress Amerika, Menhan Rusia Sergey Shoigu mengumumkan bahwa pesawat SU-57 Rusia telah berhasil melakukan misi militer dengan menyerang sejumlah sasaran pemberontak Suriah pada bulan Februari 2018. Menurut Shoigu, pesawat Su-57 tersebut melepaskan rudal-rudal jelajah canggih dari udara yang tepat menghantam sasaran.

Business Insider menyebut SU-57 adalah pesaing langsung bagi pesawat-pesawat siluman generasi kelima Amerika, yaitu F-22 dan F-35. Dan pembelian SU-57 oleh Turki menjadi 'mimpi buruk' bagi NATO. Demikian Business Insider menulis.


Saudi Ancam Serang Qatar karena Beli S-400 Rusia 

Sementara itu Saudi Arabia dikabarkan telah mengancam akan menyerang Qatar jika benar akan membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia. Demikian Veterans Today melaporkan, 2 Juni.

"Saudi Arabia dilaporkan telah mengancam melakukan 'tindakan militer' terhadap Qatar jika negara tetangganya itu membeli sistem rudal S-400 Rusia, demikian menurut laporan Le Monde, dengan mengutip surat Raja Salman kepada Presiden Perancis," demikian tulis Veterans Today.

Saudi Arabia menganggap rencana pembelian S-400 oleh Qatar akan merusak keamanan nasional Saudi dan negara-negara sekutunya di Teluk. Pada bulan Juni 2017, Saudi Arabia, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena tuduhan mendukung terorisme, campur tangan urusan internal negara-negara Teluk, dan mendukung musuh Saudi, Iran.

Menurut informasi yang diperoleh Le Monde, Raja Salman telah mengirimkan surat ke Presiden Perancis dimana ia menyatakan 'keprihatinan mendalam' atas rencana pembelian S-400 antara Doha dan Moscow. Jika rencana itu terealisir maka Saudi 'akan melakukan segala langkah yang perlu untuk menghancurkan sistem pertahanan ini, termasuk dengan menggunakan tindakan militer'. Raja Saudi juga mendesak Perancis untuk ikut melakukan tekanan kepada Qatar agar membatalkan rencana ini.(ca)

No comments: