Friday, 27 December 2013

PUTRA ERDOGAN JADI SASARAN PENANGKAPAN BERIKUTNYA

Di tengah-tengah upaya keras PM Tayyep Erdogan memperkuat pemerintahannya yang melorot kredibilitasnya akibat kasus korupsi yang membelit kroni-kroninya dengan merombak besar-besaran kabinetnya, penyidikan kini merembet ke tingkat yang lebih serius bagi Erdogan, yaitu keluarga terdekat Erdogan sendiri.

Media-media oposisi Turki kini gencar memberitakan tentang keterlibatan putra Erdogan, Bilal, dalam kasus korupsi yang tengah menggoncangkan Turki saat ini.

Media oposisi Cumhuriyet, misalnya, pada hari Kamis (26/12) memberitakan bahwa penyidik kini tengah mengincar Bilal, pengelola LSM "Turgev" yang banyak mendapatkan kontrak pekerjaan konstruksi dari pemerintah kota Istambul. Walikota Istambul adalah salah satu pejabat kroni Erdogan yang ditangkap polisi karena kasus ini. Tentang dampak yang ditimbulkan oleh penangkapan Bilal, Cumhuriyet menyebutnya sebagai "gempa bumi yang bakal terjadi".

Informasi tersebut juga disebarkan oleh wartawan jurnalis Ahmet Sik dalam akun Twitter-nya yang menyebutkan bahwa para penyidik telah mengkonfirmasikan kebenaran keterlibatan Bilal dalam kasus penyuapan dan korupsi, mesti tidak bersedia memberikan informasi detilnya. Tentang keterlibatan Bilal dalam kasus ini, bahkan Erdogan pun telah mendapatkan informasinya.

"Mereka tengah mengincar anak saya, mengaitkannya dengan Turgev. Mereka tidak akan mendapatkan apapun jika ingin memukul Erdogan dengan cara itu,” kata Erdogan tentang kemungkinan keterlibatan anaknya.

Pada hari Rabu (25/12) Erdogan kembali mengalami pukulan keras setelah 3 orang menterinya mengundurkan diri setelah anak-anak mereka menjadi bagian dari orang-orang yang ditangkap karena keterlibatan dalam kasus tersebut. Tidak hanya itu, Erdogan Bayraktar, menteri lingkungan dan pembangunan perkotaan yang mengundurkan diri itu bahkan menyeret-nyeret Erdogan. Teman dekat Erdogan selama 20 tahun itu menyebut Erdogan mengetahui dan menyetujui proyek-proyek yang kini tengah menjadi bahan penyidikan aparat. Untuk itu Bayraktar pun meminta Erdogan untuk turut mengundurkan diri sebagai pertanggung-jawaban moral.

Pernyataan mengejutkan itu mendorong mata uang Lira Turki merosot ke titik terendah, 18,2% lebih rendah dari nilai awal tukar tahun. Sementera indeks Borsa Istanbul 100 Index (XU100) anjlok ke titik terendah sejak Agustus 2012.

Namun bukan Erdogan namanya kalau diam membisu ketika kredilitas dan kekuasaannya terancam. Selain memerintahkan pemecatan ratusan pejabat polisi yang terlibat dalam penyidikan, memasukkan beberapa jaksa pro-Erdogan ke dalam proses penyidikan, dan mengancam lawan-lawan politiknya yang disebutnya telah melakukan "operasi kotor untuk menghancurkan kekuasaannya", pada hari Rabu (25/12) Erdogan melakukan perombakan kabinet besar-besaran dengan mengganti 10 menterinya dari kabinet beranggotakan 26 menterinya.

Pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu dari Republican People’s Party menyebut kabinet baru Erdogan sebagai "kabinet perang" dengan misi utama mempertahankan kekuasaan Erdogan. Terutama dengan penunjukan kepala inteligen Efkan Ala sebagai mendagri.

"Ini adalah kabinet berdasar loyalitas, ditujukan untuk menegakkan disiplin dan mengendalikan kerusakan," kata Nihat Ali Ozcan, seorang analis dari lembaga kajian yang berbasis di Ankara, Economic Policy Research Foundation.

"Hampir semua menteri, selain mendagri baru, tidak memiliki pengalaman birokrasi negara. Kabinet mungkin akan bekerja dengan harmonis, di bawah perintah langsung dari Erdogan," kata Mehmet Kaya dari Tigris Communal Research Center yang berbasis di Diyarbakir.

Krisis yang melanda Turki ini bermula ketika pada tgl 17 Desember lalu polisi melakukan penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang dekat Erdogan melalui 3 operasi penangkapan terpisah di bawah perintah Jaksa Zekeriya Oz. Tidak butuh waktu lama bari Erdogan untuk menyadari bahwa operasi itu dirancang oleh lawan-lawan politiknya yang berada di bawah pengaruh Fethullah Gulen, tokoh spiritual Turki yang tinggal di pengasingan di Amerika.

Memimpin gerakan Gulenis untuk merebut kekuasaan Turki dengan kamuflase Islam, Gulen sangat berpengaruh di kalangan pejabat birokrat, para selebritis hingga rakyat jelata. Beberapa pengikut Gulen di antaranya adalah Presiden Abdullah Gul pesepakbola legendaris Turki yang menjadi politisi, Hakan Sukur. Zekeriya Oz juga dikenal sebagai pengikut Gulen.

Awalnya Erdogan adalah pengikut Gulen yang bersama beberapa pengikut Gulen lainnya seperti Abdullah Gulen mendirikan Partai Keadilan yang pada tahun 2002 lalu berhasil mendudukkan Erdogan sebagai perdana menteri. Erdogan pun bahu-membahu bersama para "Gulenis" lainnya menyingkirkan saingan-saingan politiknya. Zekeriya Oz, misalnya sangat berjasa bagi Erdogan ketika berhasil memimpin penyidikan kasus Ergenoken yang sukses memarginalkan militer dari panggung politik.

Namun, seiring berjalannya waktu dan kekuasaan Erdogan semakin kokoh, ia pun menjauhkan diri dari gerakan Gulenis dan membangun klik kekuasaan sendiri. Dan ketika pemilihan legislatif dan presiden tahun depan semakin mendekat, persaingan antara Erdogan dan Gulenis pun semakin keras. Pada bulan November lalu, misalnya, Erdogan berusaha menutup sekolah-sekolah yang dikelola gerakan Gulenis yang selama ini menjadi salah satu sumber keuangan dan massa mereka.



REF:
"Erdogan Taps Old Loyalists to Steel Cabinet Against Probe"; Selcan Hacaoglu, Onur Ant and Ali Berat Meric; Bloomberg News; 26 December 2013

"Erdogan son next target of Turkey graft probe: media"; almanar.com.lb; 26 Desember 2013

2 comments:

Unknown said...

mampus kamu erdogan,kamu berdosa dgn rakyat suriah,ALLAH maha adil,kebenaran ngk akan kemana.

abu bakar said...

putera qardawi menentang jalan ayahnya
putera erdogan dituduh mengaut kekayaan negara,
sang ayah tak dapat berbuat apa apa
anak Nuh as pun menentang bapanya untuk mendaki puncak tetinggi penuh khayalan